"Re, mau pulang atau nginep di rumah Alvin?" Tawar Reza setelah acara makan-makan itu selesai.
Rea menaik turunkan pundaknya bingung.
"Nginep di rumah gue," sahut Alvin merangkul Rea.
"Yaudah, jagain baik-baik jangan sampe Rea telat makan." Ujar Reza memberi saran, kemudian beranjak pergi meninggalkan kedua remaja itu.
Dengan segera Alvin menekuk tangan kanannya, disertai oleh Rea yang menyelipkan tangan kirinya. Berjalan menuju mobil Lamborgini yang masih terparkir rapih.
"Bos, mobil yang lain gimana?" Tanya salah seorang sopir mobil civic yang mengawalnya tadi.
"Taruh halaman belakang mansion gue." Jawab Alvin datar lalu membukakan pintu mobil untuk Rea.
"Silahkan masuk tuan putri."
Sepanjang perjalanan kedua remaja itu hanya berdiam mulut, sampai tidak terasa mereka sudah sampai di depan rumah mansion milik Alvin.
"Tidur bareng lagi ya?" Tawar cowok itu.
Rea mengangguk nurut, lalu tanpa aba-aba Alvin keluar dari dalam mobil dan menggendong Rea bak koala.
"Mahh! I'm coming! Anak pungut mama udah bawa calon mantu!" Teriak cowok itu membuat Rea memerahkan pipi berisinya.
"Malu-maluin Apin!" Bentak Rea.
"Apin?"
"Kenapa, gak suka? Lucu kok kalo buat panggilan nama kamu,"
"Ah yaudah lah terserah Rea aja, mau dipanggil dolphin sekalian juga gakpapa,"
"Siip, apin ganteng!"
Kemudian mereka mulai menaiki anak tangga, sepertinya bu Berlin dan Alesha belum pulang, mengingat bahwa black card Alvin masih dipegang oleh kedua orang itu.
"Apin mau langsung tidur atau mau dimasakin makanan dulu?" Tawar Rea.
Alvin menurunkan tubuh mungil gadis tersebut, lalu dengan gemas mencubit pipinya serta berkata. "Masakin dulu dong, Alvin dari tadi pagi belum ngisi perut tauu."
Rea terkekeh geli dan segera menuruni tangga lagi, menyiapkan bumbu-bumbu serta sayuran yang sudah tersedia di rumah itu.
Tanpa disadari ternyata Alvin juga membuntutinya dari arah belakang, mengendap endap seperti seorang pencuri.
"DOR!"
"EH MAK COPOT!" Rea yang sedang memotong tempe itu pun terkejut, tidak sengaja mengiris sedikit jari-jemarinya hingga mengeluarkan sedikit darah.
"Eh, Rea maafff,"
"Udah gakpapa." Ujar cewek itu membasuh tangannya, kemudian merobek sedikit kain untuk menahan darah agar tidak keluar begitu banyak.
"Sakit gak, sakit gak!?" Tanya Alvin meniup jari Rea.
Rea tersenyum lalu berkata. "Sini tangan lo, gue iris biar lo juga ngerasain... YA SAKIT LAH ANJING!"
"Hehe, maap yaudah Rea lanjutin dulu Alvin gak ganggu lagi deh," ujar Alvin lalu kabur menaiki anak tangga.
"Dasar bayi gede." Kekeh Rea kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
Selang beberapa menit berlalu, kini Rea sudah menyelesaikan masakannya, keharuman dari masakan Rea sudah tidak diragukan lagi. Hingga bisa memanggil bos besar yang kini sedang rebahan di lantai 2 itu.
"ALVIN TURUN, MASAKANNYA UDAH JADI."
Mendengar suara bariton dari Rea, lantas Alvin pun segera berlari menuruni anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin Anggara.
Teen FictionTentang seorang ketua geng motor yang belum bisa melupakan mantan kekasihnya, namun anehnya ia bisa diluluhkan oleh gadis sederhana pindahan dari desa. •••• Alvin dan Rea adalah sepasang kekasih baru yang mempunyai teka-teki dalam hidupnya masing...