29.CLASSMEETING.

134 14 0
                                    

Hari-hari berjalan seperti biasa, Rea dan Reza bersekolah sambil melaksanakan bisnis kuenya, dibantu oleh teman-temannya jadi terasa lebih ringan.

Sampai pada suatu saat sekolah mereka mengadakan Classmeeting, guru-guru memesan kue buatan kakak beradik itu untuk acara yang bisa dibilang dadakan.

Namun siapa sangka, dalam waktu satu minggu, Rea dan Reza berhasil membuat kue pesanan tersebut dan mengantarkannya sampai sekolah dengan selamat.

"Terimakasih, berapa total semuanya, Za? Ibu lupa," tanya bu Rina mengeluarkan dompet dari dalam tasnya.

"Total semua empat juta tujuh ratus, Bu," jawab Reza.

"Empat juta tujuh ratus... nih, makasih ya udah mau repot-repot bikin kue kayak gini," ujar bu Rina mengeluarkan puluhan uang berwarna merah.

"Gakpapa, kalo gitu kami permisi dulu," sahut Rea.

"Oh iya, sama jangan lupa panggilin Alvin sama Richo ya, Re. Mereka kepilih buat lomba volly nanti."

Rea dan Reza mengangguk pertanda mereka mengerti, kemudian beranjak meninggalkan guru tersebut.

"Bang, bagi!" Protes Rea.

"Iya-iya bentar et sabar," Reza membagi uang dengan adiknya dengan seimbang.

"Makasih bang ejanya Rea paling ganteng!" Rea berlari girang menelusuri lorong yang terarah ke ruang kelasnya.

"Untung adek gue."

"APINNN SAMA RICHO DIPANGGIL BU RINA, KALIAN KEPILIH VOLLY!" Teriak Rea dari depan kelas.

"H-hah!? Mendadak banget anjing," pekik Richo.

"Gue gak bawa baju volly," ujar Alvin bingung.

"Yaelah paling udah dibawain di lapangan, buruan gih udah ditungguin." Sahut Rea.

"Kalo gue udah turun, lo gak punya cita-cita jadi suporter gue atau apa kek gitu Re?"

"Nanti dulu, masih ada urusan sama bang eja."

Alvin menghembuskan nafasnya kasar. "Yaudah iya, gue tunggu di bawah, awas aja kalo sampe gak dateng."

Lalu kedua cowok itu segera berlari ke lapangan menuju bu Rina serta tim lain yang sudah menunggunya.

"Lama banget sih, Cepet kalian ganti baju dulu,"

"Yaelah kayak lomba penting aja, cuma Classmeeting ini si," protes Alvin.

"Emang hadiahnya apa, bu?" Tanya Richo mengambil baju.

"Hadiahnya keringet kalian,"

"Maksudnya?"

"Hadiahnya cape doang, habis itu ibu kasih kue, kan cuma Classmeeting ini si." Jawab guru tersebut mengumpan balik.

Kedua cowok itu menghembuskan nafasnya kasar, kemudian segera berlari ke lapangan dengan Richo sebagai server dan Alvin sebagai smasher.

Sorak meriah suporter dadakan di lapangan itu sudah tidak diragukan lagi, wajah yang tampan, serta keringat yang bercucuran membuat para pemain volly terlihat lebih berdemage.

"Richoo semangat!!!" Teriak Tiara dari lantai atas, membuat Richo salting tidak karuan.

"Lo suka sama Richo?" Tanya Ica heran.

"Apa sih, cuma supporter doang gue." Tiara memutar bola matanya malas.

Di sisi lain, sekarang Alvin sedang berusaha mencetak poin sebanyak mungkin, secara yang sedang menjadi lawannya sekarang hanyalah siswa kelas 10 yang baru memahami apa itu permainan bola volly.

Alvin Anggara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang