"Apakah kalian merasa pusing dengan pelajaran bahasa Jepang?" Tanya Azumi membuka keheningan di siang hari itu.
"Pusing lah,"
"Aku juga sepertinya akan susah mengerjakan soal bahasa Indonesia nanti. Jadi tolong kerja samanya, ya,"
"Kerja sama apa?" Tanya Reza.
"Aku akan membantumu mengerjakan soal bahasa Jepang, sedangkan kalian membantu kami mengerjakan soal bahasa Indonesia."
Anggota inti sedikit berfikir dengan usul dari Azumi itu, lalu Destin segera berkata. "Boleh, tapi kalo salah nanti kalian gue jadiin tumbal proyek,"
"H-ha... Tumbal?" Eiko menyatukan alisnya bingung.
"Tidak usah dipikir, tidak terlalu penting. Lanjutkan belajarmu." Perintah Reza datar, membuat Eiko menjadi tegang karenanya.
"Aku ingin berkeliling di Jakarta, menurutku belajar sangat membosankan." Ucap Chuya, namun ia tidak mengetahui bahwa dirinya sedang dikelilingi oleh murid-murid ambis.
Lantas semua atensi mata anggota inti tersebut mengarah ke Chuya, lalu Alvin segera berkata. "Belajar dan bersenang-senang, semua mempunyai waktunya tersendiri." Cowok itu memutar bola matanya malas, kemudian melanjutkan membaca buku materinya.
Ke 3 cewek Jepang itu hanya bisa terkagum dengan ke ambisiusan dari teman-teman baru mereka.
"Baiklah, kita lihat nanti. Siapa yang akan menjadi juara." Gumam Eiko.
Azumi yang memang tidak terlalu perduli akan teman-temannya itu pun lantas hanya bisa terdiam, mengamati satu-persatu sifat dari anggota inti itu. Sorot matanya mengarah ke tembok apartemen Reza yang dipasangi oleh bendera race bertulisan Crystal gang.
"Apakah kalian ini... geng motor?" Tanya Azumi mulai mendekati bendera tersebut.
"Iya, kami Crystal gang. geng motor yang paling disegani oleh seantero Jakarta ini." Jelas Reza.
"Serius!?" Tanya Eiko membulatkan matanya.
"Apakah ini mimpi?" Chuya menepuk-nepuk pipinya.
"Kalian kenapa?" Tanya Rea.
"Aku selalu bermimpi bahwa suatu saat aku akan berpacaran dengan ketua geng motor. Kalau boleh tau, ketua geng motor kalian siapa?" Tanya Eiko sekaligus membuat atensi mata Rea mengarah ke Alvin. Lalu dengan segera melingkarkan tangannya di pinggang cowok itu, disusul oleh tangan Alvin yang mulai melingkar juga di pinggang Rea.
"Maaf, tapi pacar saya ketuanya," ujar Rea menatap dengan tajam.
"O-oh seperti itu ya..."
"Lanjutkan belajarmu, nanti malam akan ku ajak kalian ke markas Crystal gang," ucap Alvin datar, lalu segera mengambil bukunya kembali.
"Aku akan bersemangat untuk itu!"
Setelahnya, mereka melanjutkan proses belajar dengan tenang. Sampai siang menjadi sore, dan perlahan senja mulai mengubah warna langit menjadi oranye.
"Udah kan, belajarnya?" Tanya Tiara.
"Udah, kalian mandi dulu." Perintah Alvin kepada 3 siswi Jepang itu. Mereka berdiri lalu menunduk, dan segera berlari ke arah apartemen mereka masing-masing.
"Aku akan ke sini lagi ketika malam tiba nanti!" Eiko berlari sambil membawa segenggam kuwe yang belum ia habiskan.
"Ada-ada aja pacar gue," kekeh Reza.
"Nanti dijatuhin sama kenyataan nanges."
"Ko, kabarin semua anggota Crystal gih," perintah Alvin membereskan buku-bukunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvin Anggara.
Teen FictionTentang seorang ketua geng motor yang belum bisa melupakan mantan kekasihnya, namun anehnya ia bisa diluluhkan oleh gadis sederhana pindahan dari desa. •••• Alvin dan Rea adalah sepasang kekasih baru yang mempunyai teka-teki dalam hidupnya masing...