13.PERCINTAAN NEGERI KONOHA.

187 20 0
                                    

Para remaja di rumah Rea dengan senang hati menghibur serta memberikan jajan dan keperluan yang mungkin Rea butuhkan untuk beberapa hari ke depan.

Sebenarnya Alvin ingin memeluk gadis tersebut saat itu juga, karena rasa rindunya yang ia tahan selama 14 jam sudah tidak bisa di bendung lagi.
Tapi, Alvin juga seorang bos yang pengertian. Ia mengerti dengan keadaan teman-temannya yang masih di zona friend zone dan belum bisa move-on.

"Gimana... kalo kita sekarang main nikah-nikahan," usul Tiara membuka pembicaraan.

"Gak, maunya nikah beneran gue," tolak David.

"Inget, rumah lo masih ngontrak." Sahut Reza.

"Vin, coba lo duduk di samping Rea," perintah Tiara.

"Ngapain?"

"Nurut aja udah buru."

Kemudian cowok itu berdiri dan mendekati Rea, menempatkan tubuhnya di samping pacar barunya.

"Ca, ambil taplak meja gih," perintah Tiara.

"sekarang, Destin tolong siapin dua kursi buat Alvin sama Rea ya,"

"Siap, dugong!" Jawab Ica dan Destin serempak.

semua sudah tertata rapih, begitu pun dengan Alvin dan Rea yang sudah duduk di kursi yang telah disiapkan, di hadapan mereka kini satu kursi kosong yang entah untuk apa gunanya.

"Mana taplaknya, Ca,"

"Nih." Ica memberikan sebuah kain bermotif batik ke Tiara.

Lalu taplak itu Tiara pasangkan di kepala Alvin dan Rea sebagai simulasi pernikahan di keesokan tahun nanti.

"Richo, laksanakan." Perintah ica.

"Lah, napa jadi gue ego," protes Cowok yang sedang memakan coklat itu.

"Gak usah ngelawan, diantara anggota inti kita, cuma lo doang yang ngomongnya lancar."

"Iye-iye."

"Oke, dimulai belom nih?" Tanya Richo.

"Lama gue tampol lo!" Bentak Ica.

"Vin, genggam tangan gue,"

"Ikutin kata-kata gue,"

Alvin dan Rea menghembuskan nafas kasar, mereka hanya bisa pasrah dengan sifat dari teman-temannya itu.

"Saya nikahkan, Rea bin ... "

"Re, emak bapak lo siape?" Bisik Richo.

"Lani sama Ilham."

"Pake mak sama pak," decak Alvin.

"Sama aje."

"Saya nikahkan Rea bin Ilham binti Lani dengan seperangkat alat galih kubur, dibayar sewa!"

"Dih, kagak-kagak, apaan sewa kayak gitu," protes Alvin tidak mau menirukan penghulu bayaran di depannya.

"Yaudah kredit."

"Saya nikahkan Rea bin Ilham binti Lani dengan seperangkat alat galih kubur dibayar, kredit!" Ujar Alvin bersemangat.

"Gimana para saksi, sah?"

"SAHH."

"ORA!" David memprotes acara tidak berguna itu.

"Lo kalo cemburu bilang aja, jangan sungkan," ucap Alvin dari kursinya.

"Elonya ngaco! Mau aja lo dibegoin sama anak jin kayak gitu,"

"Udah tau kapasitas otak Tiara cuma tiga giga, buat ngapalin rumus segitiga bermuda aja dia masih bingung!" Bentak David.

Alvin Anggara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang