[REVISI]
Anne seorang pengacara yang keras kepala dan egois. Sudah cukup sulit baginya menutupi kehidupannya yang tak mulus, ditambah lagi kejadian tak terduga yang membuatnya memiliki kemampuan tak masuk akal.
Kemampuan itu mulanya dimiliki oleh Mi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anne keluar dari kantornya sebelum tutup. Namun, entah kenapa hari ini area kantor sudah sangat sepi.
Tadinya, Anne memang ingin menunggu taxi online pesanannya di dekat pos satpam kantor ini karena jujur saja, ia merasa tak nyaman berada di dalam kantornya yang juga sudah sepi.
Sambil menunggu, Anne melihat postingan adiknya yang hendak bertunangan. Tak bisa dipungkiri kalau dirinya merasa kesal, meskipun bibirnya selalu mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
Walaupun Anne masih memiliki keluarga yang utuh, ia tetap merasa sebatang kara. Seharusnya ia mau mengakui kalau selama ini dirinya sendiri dan kesepian.
Sejak kecil, ia memang tak pernah bisa menyaingi posisi Olivia sebagai anak kesayangan kedua orang tuanya.
Perbedaan paling menonjol antara dirinya dan Olivia adalah, Olivia adalah anak baik yang lemah – karena daya tahan tubuhnya yang lemah. Sementara Anne, hanya anak pemarah yang kuat. Mereka pikir, selama ini Anne adalah anak yang kuat dan tak patut diberikan perhatian lebih. Mereka tak tahu kalau Anne bersikap kuat untuk melindungi dirinya sendiri.
Tujuannya keluar dari rumah itu dan memilih menyicil rumah sendiri pun, karena ia sudah lelah hidup di antara kesenjangan yang tinggi di dalam keluarganya itu.
Memangnya kenapa kalau ia masih bekerja di bawah naungan orang lain? Adiknya mungkin memang seorang owner, bos dari brand kosmetik lokal. Namun, bukan berarti pencapaian Anne sebagai pengacara pun tak bisa dihargai sama sekali. Dan sekarang, kemampuan sialan ini membuatnya semakin enggan menemui mereka karena ia takut bertingkah aneh dan tak masuk akal di hadapan keluarganya.
Sebuah mobil sedan Toyota warna hitam tiba-tiba berhenti di hadapan Anne sambil menyalakan klaksonnya. Dan bisa ditebak oleh Anne, kalau yang keluar dari mobil itu adalah Miko, meskipun ia sendiri tak tahu kenapa Miko ada di sini.
“Ann, kamu mau pulang? Masuk aja, aku mau ke restoran langganan aku, jadi kita satu arah," ajak Miko yang cukup mengagetkan Anne.
“Gue udah pesen taxi online," jawab Anne dengan tenang menunjukkan layar ponselnya yang masih memperlihatkan aplikasi pemesanannya. Lalu bertepatan dengan itu, sebuah mobil SUV berwarna abu-abu pun datang menghampiri mereka.
Miko merebut ponsel Anne ketika perhatian gadis tertuju pada mobil tersebut. Ia menyamakan kembali plat mobil yang ada di layar dengan plat mobil yang ada di hadapan mereka ini.
“Kenapa sih?”
“Di aplikasi ini, taxi pesenan kamu seharusnya masih di jalan," bisik Miko sementara pintu kaca mobil pelan-pelan terbuka.
“Itu emang biasa, suka eror Mik," sahut Anne sambil merebut kembali ponselnya dari Miko karena ia sudah ingin cepat-cepat pulang ke rumahnya. Sayangnya, Miko kembali menahan tangan Anne yang hendak masuk.
“Nomor plat mobilnya beda, Ann," bisik Miko.
“Dengan Mbak Anne Rosvianti, benar?” tanya sang supir yang memakai topi itu hingga mengalihkan perhatian Miko dan juga Anne padanya. Anne menghela napas panjang kemudian bertanya pada sang supir kenapa plat mobilnya tak sesuai dengan di aplikasi.
