PENYESALAN

90 15 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sampai saat ini, Guntur masih belum bisa menghubungi Randy. Meskipun di CCTV rumahnya yang terekam mengantar surat adalah kurir biasa, tetap saja Guntur yakin kalau surat ini dikirim oleh seseorang yang familiar dengan dirinya, dan juga keluarganya. Gema Riadi.

Apapun yang terjadi, Guntur benar-benar harus membawa keluarganya ke Singapura besok. Dan ia benar-benar geram karena putra kesayangannya itu belum juga bisa dihubungi.

Mungkin, Guntur akan menghampiri apartemen anak itu jika sampai besok pagi, ia belum mendapat konfirmasi apakah anaknya itu sudah berkemas, atau malah masih sibuk melakukan penyelidikan sampahnya itu.

Guntur menyenderkan punggungnya ke kursi, kemudian membuka kembali amplop putih yang dikirim padanya. Ia kembali melihat-lihat foto Larasati yang begitu mengerikan, tubuhnya babak belur hingga wajahnya tak dikenali lagi.
Bagaimana bisa hal ini terjadi pada wanita sebaik Larasati? Anak ini sudah gila. Benar-benar gila, menurutnya.

***

Miko menaiki tangga di ruang kerjanya, tepatnya di kafe Angkasa yang sudah tutup malam ini. Dengan dua cangkir teh hangat di tangannya, Miko memasuki ruangan pribadinya yang berada di atap, menghampiri Anne yang hanya duduk meringkuk sambil memeluk dirinya sendiri sementara foto-foto para korban di amplop itu masih tergeletak di atas karpet dekat Anne.

Menurut Miko, tempatnya ini adalah satu-satunya tempat yang nyaman. Ruangan yang tak terlalu besar dan tertutup ini memiliki dekorasi bertema aesthetic yang indah. Ada juga bantalan besar berbentuk sofa single yang biasa ia gunakan untuk bersantai dan menenangkan diri sendirian.

“Dulu Cintya sering minta gue untuk nanganin kasus kriminal kaya begini. Katanya, gue pinter analisis kejadian, dan mudah cari bukti. Karena gue selalu nolak, Cintya pikir gara-gara gue takut sama darah, dan Randy pun mengejek gue soal itu,” gumam Anne ketika Miko menaruh satu cangkir teh di samping Anne.

“Tapi, ini yang membuat gue gak pernah mau terlibat sama kasus kriminal. Gue takut, kalau gue gak berhasil penjarakan pelaku kejahatan ini, gue takut … emosi gue diacak-acak karena ini. Dan sekarang akhirnya terbukti, gue udah berhasil tahu siapa pelakunya, tapi gue gak bisa cari bukti untuk seret dia ke pengadilan,” ucap Anne melanjutkan keluhannya.

Miko mengerti apa yang Anne rasakan, jadi ia hanya diam sambil mendengarkan Anne. Rasanya pasti sangat kacau melihat foto-foto Cintya saat kejadian pembunuhan itu terjadi. Entah psikopat gila macam apa yang mereka hadapi saat ini.

“Tapi seandainya aja waktu itu, gue bantuin Cintya menangani kasusnya ini. Gue pasti bisa nangkep pelakunya, sebelum Cintya dihabisi begini,” ucap Anne menundukkan kepalanya dan semakin memeluk lutunya sendiri, “seandainya waktu itu gue ngerti arti hologram itu, Cintya pasti masih bisa selamat,” imbuh Anne mulai terdengar terisak pelan, seperti tertahan.

Kali ini, Miko benar-benar memberanikan dirinya untuk merangkul bahu Anne, dan menepuknya pelan-pelan. Saat ini, Miko merasa sedang melihat dirinya sendiri ketika ayahnya meninggal. Ia duduk sendirian sambil terus menangis dan menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan semua yang telah terjadi, persis dengan yang Anne lakukan sekarang.

FALL INTO YOUR WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang