TAKDIR

105 11 2
                                    

Tak seperti biasanya, hari ini Miko merelakan waktunya untuk datang sangat terlambat ke kafe nya demi membantu ibu dan juga tantenya yang akan pergi menyusul om nya ke Surabaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak seperti biasanya, hari ini Miko merelakan waktunya untuk datang sangat terlambat ke kafe nya demi membantu ibu dan juga tantenya yang akan pergi menyusul om nya ke Surabaya. Setelah mengemas semua barang-barang lalu mengantarkan mereka ke bandara, Miko akhirnya bisa bernapas lega.

Ini kali pertamanya Miko mengizinkan ibunya bepergian jauh darinya. Dulu, ia selalu saja paranoid mengenai keamanan ibunya karena hologram waktu yang dilihatnya.

Sekarang, anehnya ketika ia tak bisa
lagi melihat hologram waktu itu dan sudah mulai terbiasa, perasaan Miko pun sedikit lebih lega. Meskipun begitu, ia tetap meminta ibunya untuk selalu mengabarinya. Miko pikir, ibunya memang perlu sekali-sekali liburan ke kampung halamannya.

“Tante, hati-hati ya. Miko sudah taruh beberapa obat di tas Mama, terus jangan lupa minum air mineral. Tante suka males, kan? Tapi karena sekarang lagi hamil muda, pasti sering muntah. Jadi harus banyak minum dan jangan jajan yang macem-macem,” peringat Miko kepada tantenya yang sedang hamil anak pertama ini.

“Ya ampun, kamu itu lho, lebih bawel dari pada suami tante sendiri. Kasihan banget ya, nanti yang jadi istri kamu kena bawel kamu terus,” sahut Tia dengan nada bercanda.

Miko mengatupkan bibirnya. Ia baru menyadari kalau kali ini mungkin ia memang sudah terlalu berlebihan berbicara.

“Enggak kok. Justru, yang jadi istrinya Miko nanti itu beruntung lho. Pasti diperhatikan terus,” bela Inggit menggoda putranya dengan tawa pelan. Namun Tia yang tak setuju, menggelengkan kepalanya pelan.

“Miko tuh kalau di depan cewek malah kikuk, kaku banget, ga banyak ngomong. Harusnya Miko dapet istri yang lebih cerewet dan gak suka diatur sama dia.”
Kali ini Miko hanya menghela napas pelan sambil menganggukkan kepalanya dengan terpaksa seolah menyutujui saja apa yang dikatakan tantenya. Toh, ia juga tak tahu akan menikah dengan siapa dan sejauh ini, Miko tak pernah mengklasifikasikan perempuan seperti apa yang akan menjadi istrinya nanti.

Jadi, setelah memastikan semuanya aman dan beres, Miko pun berpamitan untuk pergi ke kafe. Ia masih memiliki hutang untuk memeriksa laporan yang menumpuk karena kejadian yang terjadi belakangan ini.

Sambil menyetir mobil menuju kafe Angkasa, tiba-tiba Miko terpikirkan mengenai pertengkaran Anne dengan ibunya tadi pagi. Gadis itu langsung kehilangan kendali, tentu saja, apapun yang menyangkut orang tua pasti akan membuat kita hilang kendali atas diri sendiri.

Meskipun sejak kecil Miko tumbuh dengan kasih sayang dari keluarganya, ia tetap bisa memahami bagaimana perasaan Anne saat ini.

Merasa diacuhkan, tidak dipedulikan, atau tidak diprioritaskan. Miko memahami, tidak semua orang tua membesarkan anaknya dengan cara yang sama, tapi ia juga tak bisa langsung menuduh orang tua Anne telah berbuat salah.

Yang Miko tahu pasti, hati Anne terluka karena keluarganya. Meskipun gadis itu tak pernah mengatakannya, dan terkesan mengelak.

Meskipun tak begitu lama mengenal Anne, Miko selalu memperhatikannya. Gadis itu selalu keras kepala, selalu berusaha terlihat kuat, padahal Anne adalah sosok gadis yang sangat rapuh dan cengeng.

FALL INTO YOUR WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang