[REVISI]
Anne seorang pengacara yang keras kepala dan egois. Sudah cukup sulit baginya menutupi kehidupannya yang tak mulus, ditambah lagi kejadian tak terduga yang membuatnya memiliki kemampuan tak masuk akal.
Kemampuan itu mulanya dimiliki oleh Mi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Kasus tabrak lari yang melibatkan aktor muda berinisial E dan manager-nya kini akhirnya menemukan titik terang. Hasil penyelidikan kepolisian menyatakan bahwa aktor E maupun manager-nya merupakan tersangka dalam kasus ini. Meskipun begitu, belum ada komentar apa-apa dari pihak aktor E. Sementara itu…”
Anne melangkahkan kakinya keluar dari lobby kantor setelah ia menonton sendiri berita mengenai aktor bernama Egi itu melalui TV kantor. Ia memang tak tahu jika pelakunya ternyata dua orang yang sejak awal saling menuduh dan melaporkan itu. Sungguh konyol.
Yang Anne tahu pasti, aktor bernama Egi itu sempat keluar mobil, entah untuk membantu atau memastikan keadaan korban, makanya ia bisa melihat sosok aktor Egi itu di bayangannya tempo hari. Anne merasa lega akhirnya para pelaku tabrak lari itu mendekam di penjara. Dan, harus Anne akui, kali ini ia cukup puas juga dengan hasil penyelidikan kepolisian.
“Aku tahu kejadian saat itu buat kamu trauma dan gak suka sama polisi, Ann. Tapi kamu ga bisa selalu pukul rata satu atau dua telur busuk di dalam peti. Masih ada banyak telur-telur yang mungkin masih bagus dan berkualitas.”
Ketika mengingat kembali kata-kata Miko, Anne tertawa pelan. Orang itu memang jagonya bicara bijak. Seperti sosok kakek-kakek tua yang tak pernah Anne temui sebelumnya.
Sayangnya, hingga saat ini, Miko masih tak membalas pesannya atau mengangkat panggilan teleponnya. Anne ingin menyusul Miko ke kafe jam istirahat ini, namun ia berpapasan dengan Randy. Dan mereka sama-sama berhenti melangkah ketika bertemu pandang.
***
Setelah melihat rekaman CCTV yang diberikan oleh Friska berulang kali, Miko yakin kalau pelaku yang melempar batu ke rumah Anne sengaja menggunakan mobil agar identitasnya tidak langsung ketahuan. Namun perhatian Miko langsung teralihkan pada sesuatu yang membuatnya tercengang.
Miko menahan napas sambil mencengkeram pulpennya dengan keras seolah gemas pada dirinya sendiri. Kenapa ia baru menyadari hal ini, nomor plat mobil yang digunakan si pelaku. Miko buru-buru menulis plat mobil yang ada di dalam rekaman video meskipun harus memutarnya berulang kali karena posisi kamera CCTV yang tak bisa sepenuhnya menangkap bagian plat mobil. Setelah itu, Miko kembali membuka layar ponselnya dan melihat rekaman CCTV yang ia minta dari satpam kantor Anne tempo hari. Ternyata, memiliki jenis dan plat mobil yang berbeda.
Miko merenung sejenak, apa yang meneror Anne bukan orang yang sama? Namun, jika orang yang sama, maka artinya laki-laki misterius itu merupakan orang dari kalangan menengah ke atas karena kepemilikan mobil-mobil ini. Kecuali jika…
Setelah menemukan sebuah kemungkinan baru, Miko segera beranjak dari kursi kerjanya sambil mencoba menghubungi seseorang.
“Halo, To. Saya bisa minta bantuan kamu gak sekarang? Nanti kamu cek whatsapp saya akan kirim dua nomor plat mobil, tolong kamu cari tahu informasi pemiliknya, ya. Sekarang. Oke, makasih ya, To.”
