Miko keluar dari mobilnya dengan langkah cepat untuk menghindari ocehan Anne yang terus membujuknya melanjutkan misi mereka meskipun teror yang datang kembali kepada mereka.Bukan apa-apa, Miko hanya tak ingin menyahuti Anne dengan nada tinggi, sehingga ia memilih untuk menghindar saja sejak ia meminta Anne untuk menginap di rumahnya malam ini.
“Mik...”
“Udah jelas apa yang dia maksud, Ann. Dia berniat meneror kamu dan aku. Dia lempar batu itu ke rumah kamu, dan mengancam aku lewat foto itu,” sahut Miko lagi.
“Gue udah pikirin ini sejak di mobil, Mik. Pasti ada alasan lain selain Cuma meneror kita. Lihat baik-baik foto yang dia kirim, kalau dia mau meneror keluarga kamu, kenapa dia nandain wajah ayah kamu? Kemungkinannya ada dua, dia itu Cuma penjahat kacangan yang bodoh. Atau yang kedua, dia…” Anne menggantungkan kalimatnya ketika mereka sudah sampai di ruang tengah rumah Miko. Tiba-tiba Anne merasa kesulitan untuk mengatakan kemungkinan kedua.
Padahal, Miko sudah berhenti untuk mendengar kelanjutan ucapannya. Miko hanya ingin memastikan apa kemungkinan lainnya.
“Mungkin, laki-laki ini terlibat sama kematian ayah lo dulu.”
Miko terdiam, kedua matanya tiba-tiba memerah berair menatap Anne, seolah dirinya tak pernah menyangka akan mendengar hal ini.Keheningan lagi, Miko mengalihkan pandangannya dari Anne kemudian masuk ke dalam kamarnya tanpa mengatakan apapun kepada Anne.
Rasanya aneh, ketika sesuatu hal yang sudah lama dipendam oleh Miko, tiba-tiba muncul ke permukaan dan disangkut pautkan dengan apa yang sedang terjadi di masa kini. Miko duduk termenung di pinggir ranjangnya sambil melepas blezer hitam yang dipakainya dengan lemah.Kejadian tadi, dan perkataan Anne yang terakhir seolah melekat di pikirannya. Sudah cukup buruk kehilangan ayahnya di usia muda, karena kecerobohannya juga padahal sudah jelas dulu ia melihat hologram waktu sang ayah. Sekarang, ditambah lagi dengan kemungkinan kalau ayahnya merupakan korban dari salah satu pembunuh berantai yang selama ini mereka incar.
Jika benar begitu, maka Miko tak tahu apakah ia bisa tetap melanjutkan ini atau tidak. Rasanya terlalu menyakitkan, dan mungkin ia tak akan bisa mengontrol emosinya begitu melihat si pembunuh berantai itu.
Sejujurnya, jauh di dalam lubuk hati Miko, ia tak pernah ingin bertemu siapa pun orang yang telah membunuh ayahnya. Ia hanya berharap polisi saja yang menangani dan menghukum orang itu.
Miko mengusap wajahnya frustrasi. Rasanya ia ingin marah dengan dirinya sendiri. Ia bersyukur jika memang laki-laki misterius itu tidak berniat mengincar ibunya.
Akan tetapi di sisi lain, ia merasa gelisah jika memang benar laki-laki itu merupakan orang yang telah membunuh ayahnya. Miko tak bisa menerimanya. Karena bagi Miko, orang itu sudah mati terbunuh oleh dosanya sendiri, setidaknya itu yang Miko tanamkan di pikirannya sejak dulu agar hatinya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL INTO YOUR WORLD
Romance[REVISI] Anne seorang pengacara yang keras kepala dan egois. Sudah cukup sulit baginya menutupi kehidupannya yang tak mulus, ditambah lagi kejadian tak terduga yang membuatnya memiliki kemampuan tak masuk akal. Kemampuan itu mulanya dimiliki oleh Mi...