[11] eryk

23.1K 2.6K 25
                                    

Leonel mengusap pelan pipi cyrilo, bekas air mata ada di sana, apakah kakaknya itu tadi terbangun, ia tersentak cyrilo bergumam dalam tidurnya ah kakaknya ini benar-benar menggemaskan, ia benar-benar bersyukur memiliki kakak seperti cyrilo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leonel mengusap pelan pipi cyrilo, bekas air mata ada di sana, apakah kakaknya itu tadi terbangun, ia tersentak cyrilo bergumam dalam tidurnya ah kakaknya ini benar-benar menggemaskan, ia benar-benar bersyukur memiliki kakak seperti cyrilo.

"no kuro um" tak lama setelah itu cyrilo menangis dalam tidurnya, leonel panik ia menggucang pelan bahu sang kakak.

"kak hey ada apa"

mata itu terbuka perlahan lalu tertutup kembali cyrilo masih pusing seperti tadi, ia terisak pelan lalu mengangkat lengannya meminta pelukan pada sang adik, namun Leonel mengira sang kakak meminta gendong jadi ia segera mengangkat kakaknya itu dalam gendongannya, tubuh kakaknya benar-benar ringan.

"pusing " adunya pada sang adik, cyrilo menduselkan kepalanya di bahu leonel ia akan menjadi benar-benar manja ketika sakit biasanya kakak pirangnya di kehidupannya dulu akan memanjakannya seperti bayi, leonel mengusap rambut sang kakak perlahan tak kuat melihat kakaknya sakit seperti ini, namun ia tak menyangkal bahwa ia menyukai sisi manja kakaknya ini.

"Pejamkan saja matamu jika pusing kak, itu akan segera hilang nantinya" leonel menduduki ranjang gendongan tadi berubah menjadi pangkuan karena ia sedang duduk sekarang.

Pintu kamar terbuka perlahan tampak Demian berdiri di sana pria itu berjalan mendekati ranjang putranya.

"Ada apa dengan kakakmu Leo"

"Ia hanya sedang pusing ayah" Demian mengambil alih cyrilo dari pangkuan leonel.

"Papa, sakit ini sakit sekali papa hiks" iris indah itu terbuka walau hanya terlihat pandangan sayu dari sana, cyrilo mengadu pada sang papa bahwa kepalanya sakit ia menunjuk kepalanya itu lalu mulai menangis kembali, perasaannya benar-benar sensitif ketika sakit.

Kecupan ringan demian berikan, ia benar-benar berharap pada Tuhan agar sakit pada tubuh sang putra berpindah pada dirinya saja tak tega melihat tubuh rapuh itu menjadi tambah rapuh lagi.

"Jangan menangis sayang, nanti kau susah bernafas, menangis juga akan membuat mu tambah pusing" walau begitu cyrilo tetap tak dapat menghentikan tangisnya, tak hanya kepalanya namun seluruh tubuhnya terasa sakit sekarang.

"sakit papa tubuh ilo sakit" aduan itu membuat Demian merasa siksaan yang ia berikan pada bandit itu masih kurang, mereka harus merasakan apa yang putranya rasakan berkali-kali lipat.

"Maaf sayang itu akan segera sembuh percayalah pada papa mu ini, jangan tertidur dahulu kau belum makan apakah perut kecil putra papa ini tak lapar hm?" Demian mengecup pelan kening cyrilo ketika sang putra akan tertidur kembali, putra kecilnya ini belum makan sejak ia tertidur, demian tak mungkin membiarkan sang putra bertambah sakit karena tak makan.

"um ilo ingin pudding" cyrilo menatap sayu demian, lalu mengungkapkan keinginannya, namun penolakan yang ia dapatkan.

"kita tunda dulu pertemuan mu dengan tuan pudding, karena kau tak boleh mengonsumsi hal lain selain bubur"

"pudding papa" cyrilo benar-benar menginginkan pudding, tenggorokan terasa kering sekarang membayangkan pudding coklat dengan fla vanilla itu benar-benar lezat.

"lusa nanti okay" bujuk demian ia mengalihkan pandangannya dari sang putra takut luluh pada wajah menggemaskan itu.

"um baiklah lusa"

Leonel hanya tersenyum samar melihat interaksi itu, rasanya ia ingin memeluk erat kakaknya salahkan saja kenapa kakaknya itu terlalu menggemaskan.

"kau terlalu lemah adik" ucap eryk ia sekarang sedang menemani sang adik, ia menatap wajah pucat itu, tangannya mengepal erat emosinya masih tersisa walau sudah membalas bajingan-bajingan sialan itu, wajah yang biasanya selalu berseri-seri itu ter...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kau terlalu lemah adik" ucap eryk ia sekarang sedang menemani sang adik, ia menatap wajah pucat itu, tangannya mengepal erat emosinya masih tersisa walau sudah membalas bajingan-bajingan sialan itu, wajah yang biasanya selalu berseri-seri itu terlihat redup sekarang.

Cyrilo tak menjawab ia mencoba bangkit walau sakit mendera ia tetap mencoba berdiri, eryk tentu saja langsung menghalangi hal itu.

"Apa yang kau lakukan bocah" cyrilo memukul lengan kakaknya itu, darah merembes dari baju putih yang cyrilo kenakan, eryk terkejut lalu langsung mengangkat sang adik.

"diamlah kau menyakiti dirimu sendiri bodoh" rembesan itu bertambah pekat, ketika eryk menyingkap baju sang adik lengannya malah di pukul, ia bingung ada apa dengan adiknya itu.

Cyrilo benar-benar ingin menangis sekarang, namun jika ia menangis pasti kakak sialannya ini akan mengata ngantai nya lagi dan ia tak mau mendengar hal itu hati mungilnya sakit tau.

'dasar eryk sialan' dumelnya dalam hati.

setelah mengganti perban sang adik eryk memperbaiki posisi adiknya itu memakaikan tubuh mungil itu selimut, cyrilo tetap membuang pandangannya tak ingin melihat wajah sang kakak, dari pada dirinya emosi sendiri jadi lebih baik tak usah lihat.

"Apa mulut kecilmu itu juga terluka??" Eryk tak kuat dengan kesunyian itu, walau ia menyukai kesunyian namun khusus cyrilo ia lebih menyukai keramaian jika sedang bersama sang adik.

walau sejak dulu ia tak pernah dekat dengan sang adik, eryk selalu memperhatikan adik kecilnya itu, wataknya saja yang keras namun hatinya lembut jika bersangkutan dengan sang adik, cyrilo sendiri tak pernah mendekatinya dan eryk tak pernah mencoba mendekati sang adik.

Cyrilo yang dulu mengira sang kakak benar-benar membencinya jadi ia takut untuk mendekati bahkan menatap sang kakak pun ia tak berani.

Eryk sempat kaget dengan perubahan sikap sang adik setelah adiknya itu tak sadarkan diri ketika jatuh ke dalam danau, bahkan ketika ia mendengar sang adik terjatuh ia mengamuk membabi buta para penjaga taman yang di tugaskan pada hari itu mereka semua berakhir dengan naas kepala terpisah dari tubuh mereka, hanya sedikit yang mengetahui tentang amukan eryk pada hari itu, karena sebagian dari mereka telah pergi bertemu tuhan, eryk yang mengantarkan mereka pada kematian.

Cyrilo melirik sekilas lalu memejamkan matanya, lebih baik ia tidur daripada berbicara dengan pria menyebalkan di dekatnya itu.

Eryk menghela nafas kasar, ia berdiri berjalan keluar dari kamar sang adik memberikan waktu istirahat pada adiknya itu.

setelah kakaknya itu keluar cyrilo melirik pada pintu kamarnya, ia sedikit merasa bersalah karena telah mendiami sang kakak, tapi salahkan saja kakaknya yang menyebalkan itu.


setelah kakaknya itu keluar cyrilo melirik pada pintu kamarnya, ia sedikit merasa bersalah karena telah mendiami sang kakak, tapi salahkan saja kakaknya yang menyebalkan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


maaf lama, tadi wp ku sempat error.

sesuai kemauan kalian hari ini aku double up.

maaf ya kalo kependekan.

APOCALYPSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang