niat hati eryk ingin berputar arah tak sanggup melanjutkan perjalanan dengan keadaan adiknya yang tak baik-baik saja, namun hal itu di bantah oleh cyrilo anak itu terus merengek tak ingin pulang.
ia bahkan belum melangkahkan kakinya di kawasan narlani dan bisa-bisanya kakaknya itu memutuskan untuk pulang, yang benar saja ia tak akan membiarkan hal itu terjadi, demi kebebasannya dan juga udara luar cyrilo rela menurunkan harga dirinya dengan cara merengek seperti anak kecil sejak tadi.
dan terdapat berita besar yang menyebar luas sejak kemarin, tempat penginapan yang ia singgahi dengan kakaknya kemarin menjadi tempat pembantaian sadis tak ada yang terlewat di sana mereka semua sudah bertemu tuhan, katanya sih konflik wilayah cyrilo juga tak mengerti padahal makanan di sana sungguh lezat cyrilo menyukai pudding susu di sana, tak tau saja kakaknya lah yang menjadi dalang dari semua itu.
semua orang tutup mulut akan apapun yang terjadi malam itu bahkan cyrilo tak tau apapun, bahkan zelfan tak mengatakan apapun padanya, pemuda itu hanya tersenyum samar ketika cyrilo bertanya mengapa jari milik varka tak lagi genap sepuluh, kesatria kakaknya itu hanya memiliki jari sembilan sekarang, cyrilo menatap dengan pandangan kasihan pada varka, pasti menyakitkan fikirnya.
hal ini di sebabkan oleh eryk pria itu hampir memenggal kepala milik varka ketika pria itu berkata adiknya mungkin saja tak memiliki umur panjang akibat dari racun yang ada di tubuh kecil itu, namun sebenarnya memang itulah adanya tak banyak orang yang berhasil survive setelah terkena racun itu memang tak langsung tiada namun tubuh dalam akan rusak perlahan dan sering sakit, eryk tentunya marah adiknya akan berumur panjang bahkan lebih dari pada umur yang ia miliki ia yakin akan hal itu, walau jauh di lubuk hatinya ia pun takut.
"apa tak sakit?" tanya cyrilo pada varka yang memangku dirinya saat ini, eryk pergi dengan leonel dan tentunya dengan rekannya yang lain ada pembicaraan penting yang tentunya tak boleh ada cyrilo di sana, tangan kecil itu menggenggam jemari besar milik varka, tadinya ia tak ingin di pangku tapi ternyata rasanya nyaman juga jadi ia terima saja walau terlihat seperti anak kecil.
"tidak tuan muda"
mereka sudah tiba di narlani sejak tiga jam yang lalu, saat ini cyrilo dan lainnya sudah berada di penginapan milik mereka.
ekhem
"biar saya saja yang memangku tuan muda, tuan" walau sesama orang suruhan keluarga inggrid pangkat milik varka tentunya jauh lebih tinggi jadi zelfan memanggil varka dengan panggilan tuan walau itu hanya berlaku di hadapan tuan mudanya ini jika saja tak ada cyrilo di sana ia tak sudi sopan kepada varka.
"tak perlu, kau bisa melanjutkan pekerjaan mu zelfan" ucap varka ia sibuk menatap gemas adik dari eryk ini.
zelfan berdecak kesal, lalu ia langsung tersenyum ketika pandangan cyrilo jatuh padanya, two face huh.
"pekerjaan saya adalah menjaga tuan muda cyrilo tuan"
"zelfan, ilo ingin dengan varka saja" cyrilo memutuskan untuk ikut dalam perbincangan mereka yang tak berguna ini, varka tersenyum mendengar perkataan cyrilo ia memandang remeh zelfan yang saat ini tersenyum dengan paksa ketara sekali.
"baiklah tuan muda" zelfan berdiri tegak di samping mereka, memandangi varka yang menyuapi pudding pada tuan mudanya itu, ia kan juga ingin menyuapi tuan kecilnya itu.
.....
"zelfan" panggilan pelan itu membuat zelfan mengalihkan pandangannya ke arah cyrilo sekarang sudah hampir sore.
"ya tuan muda?" zelfan mensejajarkan dirinya di hadapan cyrilo yang sedang duduk ia menggenggam lengan mungil itu.
"perasaan ilo tak enak, zelfan ilo butuh pelukan" zelfan tak mengucapkan apapun ia langsung memeluk tubuh kecil itu dan mengusap punggu kecil milik cyrilo, ia khawatir dengan apa yang mengganjal perasaan tuan mudanya ini.
"zelfan" suara lirih itu membuat zelfan mengeratkan pelukannya, ia mengangkat tubuh ringan itu di dalam gendongannya dengan penuh hati-hati, cyrilo menyelusupkan kepalanya di perpotongan leher zelfan mencari posisi nyaman, perasaan mengganjal yang ia rasakan sungguh mengganggu ia sampai sesak di buatnya bukan sesak nafas seperti asma namun nafasnya ntah mengapa serasa tercekik karena perasaan itu ia ingin menangis, perasaannya campur aduk memuakkan."tenanglah tuan muda mungkin itu hanya efek samping dari perjalanan jauh" zelfan mencoba menenangkan tubuh ringkih di gendongan ini, ia ikut sakit jika tuan mudanya itu sakit, cyrilo itu bagai semesta bagi zelfan hidupnya bertumpu pada cyrilo tuan muda kecil kesayangannya poros hidupnya.
cyrilo terisak pelan, bukan ini bukan efek dari perjalanan jauh ia tau itu, jika memang efek perjalanan jauh mengapa tidak sedari tadi muncul kenapa baru sekarang, ia benci perasaan ini sungguh tak enak, zelfan terus mengusap punggung rapuh itu pelan, perlahan isakkan tangis dari cyrilo tak terdengar zelfan menghela nafas ia berdoa semoga saja tak ada hal buruk yang terjadi kedepannya, semoga saja doanya di dengar ya walau zelfan tak pernah berdoa kecuali meminta hal yang bersangkutan dengan cyrilo, seperti semoga kesehatan tuan mudanya itu terjaga, atau yang lainnya ia hanya ingat tuhan jika butuh saja.
zelfan membaringkan tubuh ringkih milik tuan mudanya itu pelan, ia menaikkan selimut hingga sedada cyrilo menatap wajah rupawan dengan bekas air mata di pipi bulat itu, walau begitu tak mengurangi pesona milik tuan muda kecilnya ini, ia mengusap bekas air mata yang ada di pipi cyrilo, seburuk apa perasaan itu sampai-sampai membuat tuan mudanya ini menangis seperti ini.
zelfan menutup tirai jendela, agar tuan mudanya tak silau walau sekarang menjelang sore cahaya di luar masihlah terang takutnya tuan mudanya itu tak dapat ber istirahat dengan tenang, ia melangkah mengambil kursi yang berada di tengah ruangan mengangkatnya dengan pelan dan meletakkan kursi itu di samping ranjang milik cyrilo, zelfan duduk di sana ia mengambil buku di salah satu rak dekat ranjang cyrilo, ia akan menjaga tuan muda itu tanpa suara dan juga tak akan pergi selangkah pun dari ruangan tuan mudanya itu apa lagi kondisi cyrilo yang tak terlalu baik, lagi pula memang tugasnya adalah menjaga cyrilo.
setelah beberapa saat, pintu ruangan cyrilo terbuka dengan pelan, terlihat Leonel di sana adik dari tuan mudanya itu melangkah mendekat, zelfan berdiri ia menunduk singkat pada Leonel, sesaat setelah Leonel berdiri di samping ranjang milik cyrilo ia tercekat.
air mata, dapat terlihat jelas jejak air mata di pipi bulat Kakaknya itu, Leonel menggeram melihat hal itu, ia menangalihkan pandangannya pada zelfan.
"tiba-tiba saja tuan muda mengatakan perasaannya tak enak lalu menangis, saja juga tak tau seburuk apa perasaan itu sehingga membuat tuan muda cyrilo menangis tuan" tanpa di tanya pun zelfan tau maksud tatapan milik Leonel.
Leonel diam ia mengusap pipi kakaknya itu pelan, leonel menunduk berbisik pelan lalu mengecup surai milik kakaknya itu sebelum melangkah keluar dengan ekspresi dingin yang melekat di wajah itu, zelfan tak kaget melihat hal itu ia tau bahwasanya leonel sama sepertinya, ia juga tau adik tuan mudanya itu begitu terobsesi dengan tuan muda kecilnya ini.
zelfan kembali duduk setelah pintu itu tertutup rapat, ia melanjutkan aktifitasnya tadi dengan sesekali mengusap rambut milik cyrilo, agar tuan mudanya itu nyaman saat tidur dan mimpi buruk tak datang menghampiri sang tuan muda.
kayaknya cerita ini terlalu manis deh, gimana kalo kita tambah bumbu lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
APOCALYPSE [END]
Mystery / Thrilleralderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. jake tak menyangka setelah kematiannya ia tak langsung menuju ke alam baka, ia malah bertransmigrasi ke dalam novel yang ia baca terakhir kali sebelum ajalnya datang. sial. ia bert...