[ Kalau ada typo tolong di tandai ]
Cyrilo tertidur pulas di pelukan zelfan, tadinya zelfan ingin meninggalkan cyrilo setelah meletakkan tuan mudanya itu di ranjang tapi tangan kecil itu malah tak ingin melepaskannya, zelfan bahkan sudah mencoba untuk melepaskannya secara perlahan namun hal itu berujung sia-sia genggaman itu bukannya terlepas cyrilo malah berakhir menangis zelfan yang melihat hal itu menjadi kalang kabut dan berakhirlah ia ikut berbaring sembari memeluk tubuh kecil tuan mudanya itu, zelfan menunduk ia mengusap pipi bulat itu dengan pelan tuan mudanya benar-benar menggemaskan perlakuan zelfan membuat cyrilo mendusel di dalam pelukan zelfan pemuda itu mencari posisi nyaman di dalam pelukan penjaganya itu.
Beberapa jam sudah berlalu zelfan sudah terbangun, terlihat langit di luar jendela sudah menggelap tampaknya mereka tertidur cukup lama, zelfan mengusap pelan dahi tuan mudanya yang berkeringat ia ingin membangunkan tuan mudanya itu tapi tak tega melihat wajah indah itu yang tampak lelah jadi zelfan memutuskan untuk menggendong tubuh rapuh itu dengan pelan, zelfan membasuh wajah cyrilo dengan hati-hati hal itu membuat cyrilo membuka matanya dengan perlahan ia mendongak memandang wajah tampan zelfan dengan tatapan sayu lalu kembali menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik zelfan tak perduli dengan wajahnya yang masih basah itu, zelfan menghela nafas pelan ia mengusap wajah itu dengan telaten lalu beranjak untuk mengganti pakaian tuan mudanya itu.
Kemeja putih bersih sangat cocok di tubuh cyrilo anak duduk di pinggir ranjang dengan tenang, selesai dengan pakaiannya cyrilo mengulurkan tangannya bermaksud agar zelfan segera menggendongnya dan tentunya langsung di pahami oleh pemuda itu.
Zelfan keluar dari ruangan tuan mudanya tentunya dengan Cyrilo di gendongannya, zelfan yakin tuan muda eryk pasti sudah tau bahwasanya ia sedari tadi bersama dengan tuan muda kecilnya ini.
"zelfan.." panggil cyrilo pelan, zelfan menunduk walau suara tuan mudanya pelan ia masih tetap bisa mendengarnya.
"iya tuan muda?" Mata Cyrilo kembali berkaca-kaca, cyrilo kesal bisa-bisa dengan bodohnya ia tertidur dengan nyaman sementara servant kesayangan ini di pukuli seseorang cyrilo memeluk leher zelfan dengan erat zelfan adalah satu-satunya yang berada di sisinya bahkan sampai di akhir cerita, zelfan lah yang membelanya di novel asli yang tentunya pemuda itu adalah satu-satunya pendukung yang benar-benar bisa ia percaya bahkan Leonel di kehidupannya dahulu saja salah satu penyebab ia mati walau adiknya itu saat ini sudah sangat out of character zelfan tetaplah menjadi pilar kehidupannya bukan adiknya itu.
"hiks jangan sakit... Zelfan" ucap cyrilo pelan,di sisi zelfan jujur sepanjang hidupnya ia tak pernah menangis bahkan ia tak tau apa itu rasa takut, tapi setelah ia menjadi servant dari tuan mudanya ini ia seperti di tarik dari kegelapan yang menelannya zelfan jadi tau bagaimana rasa memiliki sesuatu yang menjadi kekuatan dan juga kelemahan di saat yang bersamaan jantungnya seperti di remas ketika tau tuan mudanya jatuh ke dalam danau kala itu zelfan bahkan sempat berfikir untuk membunuh dirinya sendiri kalau saja tuan mudanya tak bangun dari tidur panjang kala itu, memang benar saat itu ia belum sepenuhnya bertugas untuk menjaga tuan mudanya itu tapi tak ada satupun yang tau bahwasanya ia selalu memperhatikan cyrilo ia sangat menyukai tuan mudanya ini walau dulu tuan mudanya tak seceria sekarang zelfan bahkan sudah jatuh cinta sejak saat itu, ia sempat menelantarkan tanggung jawabnya ketika tau cyrilo jatuh ke dalam danau dan juga ia tak marah ketika tuan mudanya bahkan tak mengingat namanya setelah tuan muda bangun dari tidur panjangnya kala itu, cyrilo benar-benar semesta seorang zelfan.
"jangan menangis tuan muda akan saya usahakan untuk tak terluka lagi kedepannya" zelfan mengecup pelan dahi cyrilo, ia reflek melakukan itu karena terlalu senang di khawatirkan orang terkasihnya lagipula tuan mudanya tak marah sama sekali tuan mudanya bahkan tak pernah protes akan apapun yang ia lakukan salahkah jika zelfan merasa diri salah satu orang penting dalam hidup tuan mudanya ini.
"un.. jangan sakit ilo sedih" setelah mengungkapkan kekhawatirannya cyrilo mengalihkan pandangannya dari leher zelfan ke arah jendela luar yang ia lewati bersama zelfan, terlihat di luar hujan deras mengguyur wilayah mereka, aroma petrichor menguar ini adalah salah satu aroma kesukaan cyrilo, kepalanya ia sandarkan di ceruk leher zelfan sedangkan matanya sibuk melihat ke luar jendela di luar gelap di tambah lagi dengan hujan deras untung saja lorong yang mereka lewati di lengkapi dengan cahaya yang cukup ya memang seharusnya begitu kan kakaknya kaya.
"Zelfan"
"Ya tuan muda?" Tadinya zelfan ingin membawa tuan muda ini ke ruang makan tapi ia urungkan niat itu, zelfan membawa tubuh rapuh itu ke arah ruangnya lagipula makan malam masih ada satu jam lagi dari sekarang.
"Ilo tidak suka dengan lona, jangan tinggalkan ilo demi Lona seperti kakak ya?"
"hal itu tak akan pernah terjadi tuan muda, saya juga tak menyukai gadis itu tuan mudalah yang paling saya sukai" ucap zelfan dengan yakin, lagipula ia tak buta dari pada menyukai gadis berwajah tebal itu ia lebih menyukai tuan muda kecilnya ini.
"Ilo juga suka zelfan banyak-banyak" cyrilo meregangkan tangannya memberitahukan kepada zelfan betapa sukanya ia pada pemuda yang menjadi servantnya itu, senyum manis ia berikan pada zelfan, tak tau saja rasa suka yang di maksud zelfan itu berbeda dari miliknya.
Sampai di ruangannya zelfan menurunkan cyrilo di ranjang yang memang tak selebar ranjang milik cyrilo ruangannya pun tak sekuat milik tuan mudanya itu, ruangan kecil sesuai dengan kedudukannya lagipula ruangan itu sudah terlihat cukup rapi dengan rak buku yang tersusun di dekat ranjang dan juga perapian yang menyala kecil di pojokan ruangannya memang sedikit berbeda dengan ruangan milik maid serta servant yang lain hal itu bukanlah pilih kasih atau apapun mereka di bedakan sesuai dengan kedudukannya dan tak ada yang perotes akan hal itu, memang sedikit melenceng membawa tuan mudanya itu ke dalam ruangannya yang sangat sederhana seperti ini tapi baginya ruangan inilah yang paling aman untuk tuan mudanya itu mereka tak berada di kediaman Inggrid saat ini tak ada yang dapat benar-benar zelfan percaya kecuali pada varka dan juga orang yang ia kenal.
Cyrilo berguling-guling di atas ranjang milik zelfan, ia menyukai ranjang milik zelfan yang di penuhi dengan aroma pemuda itu, wangi segar kesukaan cyrilo.
Zelfan menambahkan kayu ke dalam perapian ada tuan mudanya saat ini tentunya ia tak ingin tuan mudanya itu kedinginan.
"zelfann" panggil cyrilo tentunya dengan suaranya yang halus
"iya tuan muda?"
"ilo mau makan malam di sini saja, boleh ya?" cyrilo baru ingat dengan rencananya yang akan mendiami Kakaknya itu, ia akan menempeli zelfan saja dan tak ingin bertemu dengan kakaknya yang memiliki wajah menyebalkan itu dasar eryk bajingan.
"Tentu saja boleh jika itu yang anda inginkan tuan muda, saya akan meminta maid untuk segera membawakan makan malam untuk anda, tunggulah di sini sebentar"
"okayy, jangan lupa makan malam punya zelfan juga ya, ilo ingin makan dengan zelfan" setelah mengatakan itu cyrilo kembali sibuk mengutak-atik buku-buku tebal milik zelfan ia pusing melihat itu semua.
"baiklah tuan muda" kesunyian melanda ruangan itu ya walau tak benar-benar sunyi sih suara hujan masih terdengar samar dari luar, zelfan sudah pergi dan cyrilo di Landa bosan jadi ia beranjak dari sana dan berjalan mendekati perapian untuk menghangatkan dirinya, ia bersenandung pelan di sana cyrilo suka suasana ini.
aku jujur ga terlalu suka cerita ini, dan ntah kenapa cerita ini yang malah sangat banyak pembacanya, maaf ya baru liat vote yang kemarin aku sibuk guys jadi ga sempet ngecek baru kesampaian up sekarang.
Aku harap ga ada yang jadi silent reader.
KAMU SEDANG MEMBACA
APOCALYPSE [END]
Mystery / Thrilleralderich original novel. alangkah baiknya follow dulu sebelum baca. jake tak menyangka setelah kematiannya ia tak langsung menuju ke alam baka, ia malah bertransmigrasi ke dalam novel yang ia baca terakhir kali sebelum ajalnya datang. sial. ia bert...