[12] .....

23.1K 2.6K 55
                                    

"paaa"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"paaa"

"hm, ada apa?" sekarang cyrilo sedang ada di pangkuan sang ayah, ia seharusnya tak di perbolehkan untuk keluar kamarnya namun Demian tak tega setelah melihat wajah lucu itu seperti ingin menangis, di sinilah mereka sekarang di ruangan demian, Demian tau putranya itu sedang bosan tapi ia tak bisa meninggalkan pekerjaannya saat ini.

"pa papaaaaa" cyrilo mendongak melihat wajah papanya itu, bibir mungil itu mengerucut lucu ia menghela nafas pelan, ingin pergi namun sulit.

"ada apa sayang?, tenanglah papa akan segera menyelesaikan ini" Demian mengecup rambut halus itu pelan, lalu kembali fokus pada berkas-berkas di hadapannya.

"ilo bosan, mau jalan-jalan"

"Nanti ya "

"sekarang papa" cyrilo berusaha turun dari pangkuan sang papa walau luka di perutnya belum sembuh tapi ia merasa itu bukanlah hal yang perlu di khawatirkan lagi pula sebentar lagi juga sembuh fikirnya.

"papa sedang sibuk" Demian bahkan tak mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas itu ia menarik pelan tubuh sang putra agar tak terjatuh.

"Ilo pergi sendiri saja" mengigit lengan papanya itu berharap di lepaskan, namun hal itu tak berpengaruh pada Demian gigitan itu terasa seperti gigitan semut kecil.

"tak boleh pergi sendiri"

"Kalau begitu ilo pergi dengan zelfan saja" pandangan memohon terpancar dari wajah putra kecilnya itu demian tentu saja tak kuat jika sudah melihat itu, ia mengangguk pelan memanggil penjaga di ruangannya ia memperintahkan penjaga otu untuk memanggil zelfan agar sang putra dapat pergi berjalan-jalan.

"Terimakasih papa" kecupan ringan demian rasakan pada pipinya, pria itu tersenyum lalu mengecup balik pipi gembul putranya itu, kemana saja ia selama ini, kenapa ia baru sadar jika putranya ini benar-benar menggemaskan.

Jujur Demian sangat amat menyesali perbuatannya dulu, terkadang ia merenungkan betapa bodohnya ia di masa lalu, membenci putra kecilnya yang bahkan tak tau apapun, tak memberikan marganya pada sang putra ia benar-benar menyesal melakukan hal itu.

Putranya benar-benar menggemaskan ia berharap kebahagiaan selalu berada di sisi putra kecilnya ini di masa depan.

ketukan pelan terdengar dari balik pintu ruangan itu.

"masuklah zelfan"

"Apakah ada hal yang anda butuhkan tuan?" zelfan menunduk hormat pada Demian, bibirnya membentuk kurva singkat ketika melihat sang tuan muda mengintip dari balik dekapan sang tuan besar, lucu sekali ia jadi ingin mengurung tuan mudanya itu dari dunia luar.

"Temani cyrilo jalan-jalan dan berikan apapun yang ia inginkan" demian berdiri mendekati zelfan lalu menyerahkan putranya pada ksatria pendamping sang putra, ia mempercayai zelfan bahwa pemuda itu dapat melindungi putra kecilnya.

APOCALYPSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang