[13] bread and cream.

22.6K 2.5K 83
                                    

Kaki kecil itu melangkah keluar, mengintip apakah ada orang yang berlalu lalang atau tidak, setelah merasa aman ia berlari pergi dari ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki kecil itu melangkah keluar, mengintip apakah ada orang yang berlalu lalang atau tidak, setelah merasa aman ia berlari pergi dari ruangannya.

Penjagaan di depan kamarnya sudah di berhentikan karena cyrilo yang meminta, dengan cara berhenti makan dan demian tak akan membiarkan putranya itu sakit hanya karena tak makan, maka dari itu ia menuruti kemauan sang putra untuk menghapuskan penjagaan di kamar putra kecilnya itu.

Awalnya kakak serta adiknya tak setuju apalagi dengan kondisi cyrilo yang belum sembuh total, namun tentu saja mereka luluh dengan mudah dikarenakan bujukan cyrilo.

"Permisii" saat ini sedang tengah malam dan cyrilo di landa kelaparan, memang tadi ia sudah makan malam namun di kehidupannya dulu ia selalu terbiasa makan malam ataupun subuh, beberapa waktu kemarin bukannya ia tak lapar namun ia tahan saja karen masih belum terlalu hafal di mana dapurnya, sekarang ia sudah hafal jalannya jadi bebas keluar masuk dapur kapan saja, cyrilo sedang memastikan apakah ada orang atau tidak di dapur.

Mengintip dan tak menemukan siapapun, tubuh kecil itu meloncat-loncat kecil senang, pipi gembulnya itu terlihat seperti mochi, melangkah mendekati tempat yang di gunakan untuk menyimpan makanan, ilo berjinjit namun tetap tak sampai ia memutuskan untuk menggunakan kursi yang ada di dapur.

Setelah beberapa saat mencoba mengambil roti yang berada di rak atas dan akhirnya ia dapatkan, ketika hendak turun kaki mungil itu tergelincir cyrilo tentu saja hanya pasrah lagi pula apa yang dapat ia lakukan, ketika iris itu terpejam lengan seseorang memegang pinggangnya, cyrilo bernafas lega namun dalam sekejap ia bergerak mencoba melepaskan tangan yang memegang pinggangnya itu.

Ia kan sendiri tadi lalu siapa orang yang sekarang memeluknya ini, panik tentunya namun kekuatannya tak setara bahkan gerakan brutal nya tadi tak berdampak apapun, lengan orang itu masih bertengger manis di pinggang ramping itu.

"Diamlah, lihat lukamu terbuka kembali" suara berat itu terdengar jelas, tentu saja jelas kan jelas-jelas hanya mereka berdua di sana.

"oh hah iya, lepaskan aku" sedikit linglung cyrilo memandang wajah orang di hadapannya itu, surai hitam kelam dan mata Semerah darah itu mengingatkannya pada seseorang, tapi siapa? ia lupa, setelah lengan yang berada di pinggangnya tadi tak terasa lagi cyrilo dengan cepat melangkah mundur.

"Siapa kau?" cyrilo memandang orang tadi dengan wajah sangar berusaha mengintimidasi, yang tentunya percuma hal itu malah membuatnya terlihat menggemaskan ketika pipi bulan itu tambah bulat, dan iris indah itu menatapnya sengit itu terlihat benar-benar imut.

" Kau melupakan aku?" bukannya menjawab pemuda itu malah bertanya pada cyrilo, cyrilo anak itu mengernyitkan dahinya pertanda bingung ia juga berusaha mengingat orang yang ada di hadapannya ini, tapi tetap tak bisa ia benar-benar tak kenal orang di hadapannya ini namun pemuda dengan iris merah itu terlihat familiar tapi ia tak kenalll.

'kok malah nanya balik sih anjing' tentu saja itu hanya ucapan cyrilo di dalam hati, walau menggemaskan cyrilo ini mantan anak nakal yang hobi tawuran di kehidupannya dulu tentu saja jiwa bar-bar itu masih melekat erat, ia tentunya ingin berbuat nakal juga di kehidupan yang sekarang namun salahkan saja tubuh lemah dan juga penyakitan yang ia tempati sekarang.

"Maaf tapi aku benar-benar tak mengenalmu"
orang itu tampak suram setelah cyrilo mengatakan tak mengenalnya, tentu saja hati mungilnya kasihan jadi cyrilo mendekati pemuda yang ada di depannya itu, setelah di lihat dari dekat seluruh wajahnya terlihat ia tampak seumuran dengan sang kakak davide, cyrilo menggenggam tangan pemuda itu terasa lengan di genggamannya itu sedikit tersentak lalu mengeratkan genggaman itu cyrilo mendongak sembari tersenyum manis lalu ia bertanya.

"Maafkan aku memori ku memang buruk, apa kau lapar? jika ia ikuti saja aku, aku juga sedang lapar saat ini" ucapan cyrilo tadi di balas anggukan oleh pemuda itu.

"baiklah, tunggu aku akan mengambilkan bagianmu"

"Lukamu terbuka"
saat cyrilo akan beranjak dan melepaskan genggamannya tadi pemuda itu menahannya, dan ya baju putihnya ternodai darah yang berasal dari lukanya yang terbuka.

Cyrilo cukup bingung sebenarnya ia sudah terkena tusukan cukup lama ya beberapa hari yang lalu, tapi kan sudah di obati ia juga mengonsumsi potion yang di anjurkan tabib tapi kenapa lukanya tak kunjung sembuh.

"Ah iya nanti akan ku perbaiki perbannya, ayo aku sudah sangat lapar sekarang"

"hm, sini ku bantu" pemuda itu membantu membawa nampan makanan yang tadi telah di siapkan beberapa roti, cream dan dua gelas susu.

"Terimakasih" mereka sampai di dalam ruangan cyrilo, pemuda itu meletakkan nampan tadi di atas meja di dekat ranjang, cyrilo berlalu ia membuka baju atasannya tanpa perduli bukan hanya ia yang ada di dalam ruangan itu lagi pula mereka berdua kan laki-laki fikirnya jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan.

"kau mengganti pakaian di hadapan orang yang bahkan tak kau ketahui namanya?"

"hehe, maaf jika kau tau nyaman dan aku lupa menanyakan namamu" bukan tak nyaman namun ada sesuatu yang bangun dalam dirinya ketika melihat tubuh putih itu terlihat jelas.

"Namaku adrew, kemarilah akan ku bantu memasangkan perbanmu" cyrilo mendekat sembari berfikir, siapa tokoh adrew ini memorinya benar-benar jelek.

Adrew menyentuh kulit itu benar-benar halus dan lembut, sesaat ia hampir lepas kendali lalu ia dengan cepat-cepat memasangkan perban itu.

"Adrew adrew adrew siapa sih?' fikir cyrilo raut bingungnya itu terlihat jelas, adrew terkekeh gemas melihat itu.

"Tak perlu sebegitunya, kau akan ingat nanti"

"um?, baiklah"

Cyrilo duduk di ranjangnya, mengangkat nampan tadi meletakkannya di pangkuannya, melihat adrew yang diam saja cyrilo gemas sendiri.

"Sini, kau bilang tadi lapar ayo makan"

"Kau tak ingin bertanya dari mana asalku?"

"um tidak aku tak terlalu perduli tentang itu" lagipula ia juga tak ingin makan sendirian, itu membuatnya mengingat kehidupannya dulu.

"bagaimana jika aku menyakitimu?"

"Jika memang itu mau mu, aku sudah pasti tak bernyawa sejak tadi"

"Bolehkah aku tetap di sini malam ini?"

"Boleh saja jika kau tak mendengkur "

"Aku tak mendengkur "Anggukan pelan cyrilo berikan adrew yakin itu pertanda bahwa dirinya boleh untuk tinggal malam ini.

adrew tersenyum tipis lalu ia berdiri duduk di hadapan cyrilo, mereka makan dalam diam, setelah beberapa saat bocah berpipi gembul itu di landa ngantuk namun rotinya masih tersisa ia bukan tipe yang suka membuang-buang makanan.

Mata indah itu perlahan tertutup cyrilo tertidur dengan kondisi mulut masih mengunyah pelan, sudut bibir yang di penuhi cream, terdapat cream juga di tangan bocah itu ia bukan tipe orang yang berantakan ketika makan namun kondisi mengantuk yang membuatnya tak lagi fokus, adrew melihat itu dengan pandangan intens matanya berkilat tajam.

Adrew memindahkan roti yang berada di tangan cyrilo, ia membaringkan di ranjang cyrilo pemuda itu menggeliat pelan lalu mengangkat tangan yang penuh dengan cream itu ia membersihkannya dengan telaten takut tangan kecil ilo akan di gigit semut nantinya

Adrew memindahkan roti yang berada di tangan cyrilo, ia membaringkan di ranjang cyrilo pemuda itu menggeliat pelan lalu mengangkat tangan yang penuh dengan cream itu ia membersihkannya dengan telaten takut tangan kecil ilo akan di gigit semut nant...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
APOCALYPSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang