Epilogue

840 30 2
                                    

Setelah kejadian itu, segalanya berlangsung sangat cepat. Eva masih bisa ingat bagaimana ia teramat histeris ketika melihat jasad Benedict. Gadis itu nyaris pingsan mengetahui kenyataan bahwa suami terkasihnya telah pergi untuk selama-lamanya.

Sesuai janji, Eva memakamkan Benedict tepat di sebelah makam sang ayah. Kini tiap kali ia datang ke makam itu, kesedihannya semakin berlipat ganda. Ayah dan suaminya ... tak ada lagi di sisinya.

Butuh waktu berbulan-bulan bagi Eva untuk bisa menerima ini semua. Itu semua juga terjadi karena ia teringat bahwa dirinya tengah mengandung. Dengan bantuan Dion yang selalu berada di sisinya, gadis itu akhirnya bisa bangkit kembali.

"Kotor sekali," gumam Eva saat mengunjungi makam Benedict untuk yang kesekian kalinya.

Seperti yang selalu terjadi, makam Benedict selalu saja kotor. Sepertinya publik masih geram dengan kenyataan pembunuh satu ini masih bisa dimakamkan dengan layak. Kadang Eva melihat pecahan telur yang berserakan, salib yang patah, dan sampah-sampah yang beredar di sekitar sana.

Tapi, Eva akhirnya memilih untuk diam. Gadis itu hanya berusaha membersihkannya hingga terlihat lebih baik. Namun, setelah berbulan-bulan, berita tentang Benedict akhirnya mereda dan tidak ada lagi yang merusak makamnya.

Tidak hanya itu, Eva juga akhirnya bekerja sebagai pemimpin Agnello Company. Dengan bantuan Dion, gadis itu berusaha menjalankannya dengan baik. Memang tidak mudah bagi Eva yang tidak berpengalaman, tapi dia sungguh beruntung memiliki orang-orang baik di sekitarnya.

Beberapa orang yang memang mengenal Eva sejak kecil merasa senang saat Eva kembali menjalankan perusahaan ayahnya. Mereka merasa kebangkitan Agnello Company akan melaju drastis di bawah kepemimpinannya.

Hari, minggu, dan bulan terus berganti. Sudah enam bulan Benedict meninggalkan mereka dan usia kandungan Eva sudah masuk minggu ke tiga puluh delapan. Hanya menunggu waktu sampai bayinya akan lahir.

Masih ada satu peninggalan lagi yang Benedict tinggalkan untuk dirinya. Sebuah surat. Butuh waktu lama bagi Eva untuk menyiapkan hati membacanya. Ia tahu sekali, surat ini adalah surat berharga yang Benedict tinggalkan bagi dirinya.

Untuk wanita terbaik yang paling aku cintai, gadis matahariku, Evangeline Jemima Alger.

Itu yang tertulis di amplop bagian depan. Perlahan dan sangat hati-hati, Eva membuka amplop tersebut.

Dear, Eva.

Aku tahu aku mungkin lelaki paling bajingan yang pernah hidup, karena aku langsung meninggalkanmu setelah pernikahan kita dan setelah mengetahui bahwa kau mengandung buah hati kita. Namun, aku tak lagi punya pilihan.

Eva, saat kau membaca surat ini, maka dapat kupastikan aku telah pergi dari dunia ini. Surat ini hanya akan sampai ke tanganmu setelah aku pergi, sebagai penjelasan atas semuanya.

Kau pasti sudah tahu, bahwa aku melakukan semua tindakan ini untuk membalaskan dendamku pada dad yang sudah membunuh mom. Meski itu ketidaksengajaan yang dia lakukan, dia tetap tak mau mengaku atas kesalahan yang telah dia perbuat.

Karena itulah aku memutuskan untuk mengakuinya. Meski itu bukan aku, aku memilih untuk menggantikan dad. Aku akhirnya menculikmu dan berusaha membuat diriku menjadi penjahatnya. Siapa yang akan sangka, aku justru bertemu dengan teman masa kecilku.

Jika orang berpikir bahwa itu adalah kesialan, aku justru bersyukur bisa bertemu lagi denganmu, Eva. Teman kecilku, gadis penghiburku, gadis yang selalu menjadi matahari saat aku kehilangan mom. Pertemuan tak terduga ini yang membawaku dalam perasaan aneh yang sudah lama tidak muncul.

Cinta? Aku bahkan sudah lama tak mengucapkannya sejak kepergian ibuku. Namun, hanya bersama denganmu aku bisa berulang kali mengucapkan kata itu. Cinta. Aku kini tahu bahwa cinta tidak hanya soal seks semata.

AGAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang