Happy Reading!
5 tahun kemudian...
Di taman, ada sepasang suami istri yang tengah duduk di kursi panjang dengan memperhatikan putrinya bermain bersama teman-temannya. Anak itu tidak berhenti untuk diam selalu berlari-lari kesana kemari membuat sang mama, Sandrinna khawatir di buatnya. "Karin, hati-hati sayang, nanti kau jatuh." Teriak Sandrinna jelas di wajahnya ada raut kekhawatiran.
Anak 6 tahun itu kemudian berhenti lari karena teriakan dari mamanya, lalu menghampiri kedua orangtuanya. "Aku tidak apa-apa mama, mama jangan khawatir, Karin juga sudah besar iyakan papa?" Tanya Karin ingin mendapatkan pembelaan dari sang papa, Reybong.
"Iya kau sudah besar sayang, yasudah lanjutkan lagi bermainmu, dan jangan dengarkan mamamu." Jawab Reybong lalu mengelus rambut putrinya.
"Yeyy! Lihatlah ma, papa selalu mendukungku wleee." Ledek Karin.
Sandrinna hanya bisa memutar bola matanya malas. "Aku tidak ingin berbicara denganmu lagi!" Ketus Sandrinna lalu menggeserkan duduknya.
Reybong tertawa karena tingkah konyol dan menggemaskan istrinya. "Sayang...jangan ngambek dong, kita bukan anak kecil lagi, kita sudah menjadi orangtua sekarang." Beritahu Reybong.
"Ya...aku tahu itu..."
Diam beberapa saat, kemudian Reybong menyampingkan rambut Sandrinna agar jelas melihat wajahnya. "Sayang...jangan ngambek lagi ya? Nanti akan aku belikan es krim kesukaanmu yang banyak, mau tidak?" Tawar Reybong agar sesi mengambek ini selesai.
Sandrinna yang mendengar kata "es krim" ngambeknya pun hilang dan digantikan dengan semangat empat lima. "Benarkah?" Tanya Sandrinna dengan mata yang berbinar.
"Yes, of course."
"Terimakasih sayang..." Ucap Sandrinna lalu memeluk tubuh Reybong dan memberi kecupan-kecupan di seluruh wajah Reybong.
Ponsel Sandrinna berdering, lalu Sandrinna melihat di layar ponsel, nomer tidak di kenal, kemudian Sandrinna pun mengangkat teleponnya dengan rasa tidak ragu sedikit pun. "Hallo? Dengan siapa saya berbicara?"
"Sandrinna, ini aku Alice!"
"Alice? Tumben kau meneleponku, ada apa Alice?"
"Aku bebas dari penjara! Dan aku di beri keringanan hanya 5 tahun saja!"
"Kabar yang bagus! Kau tunggu disana aku akan menjemputmu sekarang juga."
"Oke! Aku akan menunggumu!
Sandrinna mematikan teleponnya kemudian menarik tangan Reybong. "Sayang ayo kita ke kantor polisi, karena hari ini Alice bebas!" Ajak Sandrinna.
"Benarkah? Apa kau membohongiku?" Tolak Reybong.
"Benar sayang, aku tidak bohong."
"Karin!" Panggil Sandrinna.
"Ada apa lagi mama?" Keluh Karin tidak suka.
"Karin sekarang ikut mama, dan mama akan mengajakmu pergi."
"Y-ya, aku akan mengikuti mama." Pasrah Karin.
Di kantor polisi, Sandrinna berserta Reybong dan Karin mencari keberadaan Alice, Sandrinna menoleh lalu Sandrinna menemukan Alice sedang duduk sendirian di kursi. "Alice...?" Panggil Sandrinna.
Alice beranjak dari duduknya kemudian lari dan memeluk Sandrinna. "Sandrinna...aku merindukanmu..." Lirih Alice memeluk Sandrinna dengan erat.
"Bagaimana kabarmu, apakah kau baik-baik saja?" Tanya Alice.
"Kabar aku baik-baik saja, oh ya ini adalah Karin, kau masih ingat tidak saat kau bertemu dengannya saat Karin masih bayi?" Tanya Sandrinna.
Alice diam beberapa saat kemudian menjawab. "Aku ingat...aku tidak menyangka sekarang Karin sudah tumbuh menjadi anak yang cantik dan menggemaskan." Puji Alice lalu jongkok di hadapan Karin.
"Hallo Karin? Apa kau masih inget dengan tante? Dulu tante pernah loh lihat kamu saat bayi, pasti kau sudah lupa." Ucap Alice tersenyum kemudian mengelus rambut Karin.
Karin geleng-geleng kepala kemudian berkata. "Aku tidak mengingatnya, aku juga tidak kenal dengan tante." Kata Karin dengan suara lucunya.
"Astaga, kau sangat menggemaskan Karin seperti ibumu."
Lalu Alice berdiri kemudian menghadap pada Sandrinna. "Terimakasih ya sudah menjumpaiku, dan aku sekarang harus pergi secepatnya karena aku ingin mencari pekerjaan, agar aku bisa mengontrak rumah." Ungkap Alice tersenyum tipis.
"Kau tidak perlu pergi Alice, kau bisa tinggal dulu di rumah kami untuk sementara waktu, apakah kau mau?" Tawar Sandrinna.
"Tidak, aku bisa tinggal sendiri dan aku tidak ingin merepotkanmu, pasti kau sangat sibuk nantinya karena menjaga Karin dan segalanya." Tolak Alice.
"Jangan menolak Alice, aku siap untuk membantumu kapanpun itu, dan tidak mungkin juga kau bisa mencari pekerjaan sekarang juga, dan kau bisa tinggal dulu di rumah kami, sampai kau benar-benar mendapatkan pekerjaan." Jelas Sandrinna.
"Kalau itu mau mu, aku akan tinggal di rumah mu." Balas Alice kemudian memeluknya lagi.
"Terimakasih banyak..."
Reybong masih belum bisa menerima Alice masuk lagi ke rumahnya, mungkin karena kejadian 6 tahun lalu yang membuatnya tidak percaya lagi dengan Alice, terkadang sifat orang bisa berubah-ubah, Reybong hanya takut saja jika suatu hari nanti Alice berubah menjadi orang seperti 6 tahun yang lalu, egois dan bertindak semaunya, itulah yang Reybong takutkan.
"Sandrinna aku ingin bicara denganmu." Kata Reybong serius.
"Sandrinna kau bicaralah, aku akan menunggu disini bersama Karin."
Sandrinna mengangguk lalu ikut dengan Reybong. "Ada apa sayang? Apakah kau tidak menerima keputusanku?" Tanya Sandrinna.
"Ya, aku tidak menerima keputusanmu dengan kau menyuruh Alice tinggal dirumah kita, itu kesalahan besar sayang kau jangan mengambil keputusan yang sama saat kau dulu menyuruh Alice tinggal dirumah kita, apa kau tidak ingat saat Alice dulu menculikmu?" Tanya Reybong mengingat kembali kejadian 6 tahun yang lalu.
"Sayang kau jangan pikirkan yang dulu-dulu itu adalah masa lalu dan sekarang Alice sudah tidak seperti dulu yang kau bayangkan lagi, dan lihatlah sekarang Alice menjadi wanita yang baik, dia tidak seperti dulu, aku percaya dengannya."
"Dan kau tidak usah memikirkan hal yang tidak-tidak mengenai dirinya, aku mohon padamu berikan ijin padanya untuk tinggal di rumah kita." Lanjut Sandrinna.
"Baiklah, aku akan memberinya ijin." Mutlak Reybong.
Reybong dan Sandrinna kembali lagi memasuki kantor polisi. "Ayo sekarang kita pulang!" Seru Sandrinna.
Sampailah di mansion megah dan mewah milik ReySan, dan mansion ini adalah rumah baru Reybong dan Sandrinna karena mansion 6 tahun yang lalu telah di jual dan Reybong membeli mansion ini karena mansion ini lebih besar dari mansion lamanya, dan cukup untuk beberapa orang yang ingin tinggal disini.
"Selamat datang Alice, di rumah kami." Sambut Sandrinna.
Alice tersenyum, kemudian Sandrinna pun menyuruhnya untuk duduk dan salah satu pelayan menaruh tas Alice di kamar.
"Aku tidak menyangka ternyata kau pindah rumah, tetapi mengapa?" Tanya Alice penasaran.
"Aku pindah rumah karena kami sudah memiliki anak, dan rumah yang dulu itu kan lumayan kecil jadi kami membelilah rumah yang sedikit besar, apalagi sekarang Karin memilik kakak dan adik." Jelas Sandrinna.
"Apa? Aku tidak menyangka ternyata kau punya 3 anak?" Kejut Alice.
"Mama, siapa dia?" Tanya seorang laki-laki dengan suara beratnya.
*****
TO BE CONTINUEDVote and Comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan S2 (On Going)
Novela JuvenilIni adalah kisah kelanjutan dari Perjodohan S1 Bagaimana kisah cinta Reybong dan Sandrinna setelah beberapa tahun yang lalu? Apakah Alice akan kembali seperti beberapa tahun yang lalu, atau sudah berubah menjadi orang yang lebih baik? Sedikit inform...