25.

270 29 9
                                    

Happy Reading!

Di pagi hari yang begitu cerah, tetapi tetap gadis yang berada di atas ranjang ini masih tertidur dengan mata yang sembab akibat terus menangis dari kemarin. Kemarin saat Sandrinna menangis di kamar mandi, Sandrinna langsung merebahkan tubuhnya dan menangis kembali.

"Pagi sayang, ayo makan, aku telah memasak spesial untukmu istriku." Ucap Bintang tersenyum tipis, lalu menaruh nampan yang berisi steak dan juga susu.

Sandrinna diam, tidak membalas sapaan tersebut.

"Makan sayang..." Kata Bintang lembut dan mengelus rambut panjang Sandrinna.

Sandrinna yang menerima elusan itu pun menampik tangan Bintang kasar.

"Sial, singkirkan tanganmu itu!" Tampik Sandrinna tak terima.

Bintang terkekeh sinis. "Sudahlah lebih baik kau makan sekarang, kau belum makan dari kemarin, aku juga tidak ingin melihat istriku mati kelaparan."

"Aku tidak ingin makan!" Ucap Sandrinna menatap tajam wajah Bintang dengan geram.

"Menurut atau tidak? Jika tidak, aku tidak segan-segan memperkosamu sekarang juga!" Kata Bintang tajam, kali ini ucapannya serius.

Sandrinna yang sudah lelah bertengkar pun mengambil nampan yang berisi steak itu dan melahapnya dengan terpaksa.

"Gadis penurut."

Adegan 18+, berhenti membaca sampai di sini hingga menemukan kata selesai.

Sementara di mansion Reybong. Reybong hari ini tidak bekerja, karena pusing memikirkan istrinya yang terlalu nekat itu, bahkan Sandrinna lebih memilih tinggal bersama pria bajingan itu di bandingkan dirinya.

Alice yang melihat Reybong duduk di sofa sembari menyesap wine pun menghampirinya.

"Kau sedang memikirkan apa, hm?" Tanya Alice. Ini adalah waktu yang tepat untuk menggoda Reybong, kekasihnya dulu.

"Entahlah." Jawab Reybong yang mulai tak terkendali akibat alkohol sialan itu.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan, sudahlah jangan terlalu di pikirkan..." Ujar Alice tangannya mulai menyentuh dada bidang Reybong.

"Rey...apa kau masih ingat dulu? Saat kita pacaran dulu?"

"Aku masih mengingatnya."

"Itu adalah momen yang aku suka, aku tak menyangka jika kau telah menjadi suami orang lain." Ucap Alice mengerucutkan bibirnya.

"Stss jangan katakan itu, kau masih yang terbaik, kau adalah gadis yang kusukai, aku sebenarnya tidak menyukai Sandrinna, Sandrinna hanyalah pelampiasan." Kata Reybong jujur.

Alice yang mendengar itu tersenyum simpul. "Ayo bersenang-senanglah denganku, lagian di rumah ini hanya ada aku dan kau, dan ya istrimu juga tidak ada, lebih baik kita habiskan hari ini untuk kenikmatan kita berdua."

"Sure."

Reybong pun menggendong tubuh montok Alice, Reybong tak sabar untuk mencicipinya.

Sampailah tiba di kamar, Reybong pun segera merebahkan tubuh Alice. Reybong dengan cepat pun melumat bibir Alice dengan rakus dan liar, ciuman itu begitu menuntut, mungkin di karenakan dari efek alkohol dan juga memikirkan Sandrinna.

"Emphh." Desah Alice di sela-sela ciuman.

Reybong pun memberhentikan ciuman mereka, Alice menatap Reybong dengan tatapan sayu.

"Lanjut, hm?" Goda Reybong.

Alice mengangguk. "Cepat lakukan, kita tidak bisa melakukannya di kemudian hari."

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang