34.

266 28 20
                                    

Happy Reading!

"Lydia, mengapa kau kemari?"

Lydia menaruh kotak makan dan juga botol minum di atas meja kerja Reybong.

"Ini untukmu, aku sengaja kemari untuk mengantarkan makanan padamu, lagipula kampusku tak jauh dari kantor ini." Ujar Lydia.

Reybong dengan senang hati menerima, sebenarnya sedari tadi Reybong menahan lapar, karena dari pagi hingga sore ini terus saja membahas bisnis dan bisnis.

"Terimakasih, kau bisa masak juga ternyata." Ucap Reybong terkekeh pelan.

Reybong baru tahu jika Lydia bisa memasak, karena dari SMP hingga SMA Lydia tak bisa memasak sedikit pun, bahkan pernah seringkali Lydia menyuruh dirinya untuk memasak.

"Aku bisa memasak sejak aku berada di Rusia, dan menurutku memasak tak sesusah apa yang aku bayangkan." Beritahu Lydia.

"Memasak memang tak susah, kau baru tahu itu?" Ledek Reybong menahan tawanya.

Lucu juga si Lydia.

Lydia pun cemberut. "Kenapa kau selalu meledekku?"

"Karena kau lucu."

Lydia yang mendengar itu pun pipinya merah padam. "Bagaimana mungkin aku tak menyukaimu?" Batin Lydia.

Sebenarnya Lydia telah sepenuhnya melupakan Reybong karena Reybong telah memiliki istri, tapi tak di sangka, mereka berdua bertemu lagi, dan cinta itu tumbuh lagi dengan cepat.

"Bagaimana bisa aku melupakanmu Reybong, bahkan kau yang selalu ada di hatiku." Batin Lydia.

"Hey, kau memikirkan apa?" Reybong melambaikan tangan tepat di wajahnya.

Lydia pun membuyarkan lamunannya, sungguh Lydia tak bisa begini terus.

"Ingat Lydia! Reybong telah punya istri!" Gumam Lydia.

Jika rasa cinta terus di pendam, apakah akan sakit?

Lydia telah menyukai Reybong sejak SD, tetapi Reybong tak mengetahui itu, ralat tidak peka, apakah dulu Reybong mencintainya atau Reybong hanya menganggapnya teman?

"Lydia!" Panggil Reybong.

"Eh iya?"

"Kau ini memikirkan apa? Mengapa dari tadi kau sangat serius sekali?" Tanya Reybong dengan penuh penasaran.

Ada apa dengan Lydia? Pikir Reybong.

"Aku tak memikirkan apa-apa, hanya saja aku selalu memikirkan masa laluku dan kau." Kata Lydia.

"Kau merindukannya, hm?"

"Sangat." Batin Lydia.

Lydia pun memikirkan bagaimana caranya agar dirinya bisa berduaan bersama Reybong, bukankah Reybong di sini hanya sendirian, tanpa sang istri, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk berduaan.

"Bolehkah aku mengajakmu jalan-jalan malam nanti?" Kata Lydia pelan.

"Tentu." Jawab Reybong ringan.

"Baiklah, kau siap-siap ya, nanti malam aku akan menunggumu di lobby hotel." Ucap Lydia semangat.

Yes, akhirnya Reybong menerima tawarannya.

Malam tiba, pukul 7 malam sesuai perjanjian, setelah Lydia bersiap-siap Lydia pun menunggu Reybong di lobby hotel.

Sungguh, Lydia sangat senang.

Reybong datang dengan swetter tebalnya, dan juga celana panjang, karena malam ini lumayan cukup dingin, dan Reybong juga sangat senang karena bisa datang di awal bulan November karena bulan ini adalah musim semi di Australia.

"Ayo berangkat." Ajak Reybong tersenyum.

Reybong tak menyangka ternyata Lydia masih sama seperti dulu, selalu mengikuti di mana dirinya berada.

"Hari ini kita kemana?" Reybong bertanya sesudah duduk di kursi mobil.

Lydia berpikir sebentar, sebelum menjawab. "Aku tahu tempat bagus di daerah sini."

"Terserah kau Lydia, aku ikut kau saja."

Sampailah tiba di Mall Galleria Melbourne. Dengan semangat Lydia menarik tangan Reybong untuk menuju pintu utama mall.

"Wah, lihat, ada banyak sekali perlengkapan untuk menyambut natal." Kata Lydia.

Dengan senang hati, Lydia masuk ke toko tersebut. Reybong yang merasa ada ketinggalan di dalam mobil pun memanggil Lydia.

"Lydia!"

"Iya, kenapa?"

"Kau pegang dulu ponselku, aku akan mengambil tasku di dalam mobil, aku akan kesini sebentar lagi." Kata Reybong.

"Baiklah."

Reybong pun pergi ke parkiran mobil.

Lydia pun melanjutkan melihat-lihat perlengkapan natal itu, tetapi suara ponsel Reybong mengganggunya, membuat kegiatan Lydia terhentikan.

Lydia pun melihat ponsel itu, ternyata istrinya yang meneleponnya.

Istriku❤️

Cih, bahkan Lydia sangat tidak suka jika Reybong memberi nama kontak Sandrinna dengan nama istriku. Dengan sengaja pun Lydia mematikan teleponnya.

"Dia pikir dia siapa? Tak ada yang boleh bersama Reybong selainku, meskipun Sandrinna adalah istri Reybong, aku tetap tidak peduli, bagaimana pun Reybong telah menjadi hak ku sekarang, kami sudah di takdirkan untuk bersama." Batin Lydia, mengepal ponsel Reybong kuat-kuat.

"Aku akan merebut suamimu Sandrinna!"

*****

Hai...

Eh ada musuh baru nih...

Siap-siap kalian semua harus siapin mental dengan Lydia, karena Lydia engga sembarang orang jahat loh.

Gimana sama part ini? Moga suka ya.

Udah ada timbul rasa marah, baku hantam belum?
Komenn! Pengen tauu.

Jangan lupa spam "next", vote dan juga komennya.

20 komen sanggup? Kalau 20 komen bakal next!

Thankyouu❤️💌🍭

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang