Happy Reading!
"Bagaimana sekolahnya hari ini?" Sandrinna memberikan es krim 2 cup rasa yang berbeda pada kedua anaknya, mereka bertiga sekarang berada di supermarket dekat sekolah.
"Humm...menyenangkan." Kata Karin antusias dan menerima 1 cup es krim rasa coklat itu dari Sandrinna.
"Baguslah..." Ucap Sandrinna ringan, lalu tersenyum pada kedua putrinya yang menikmati es krim.
"Karin Nafira, kalau misalnya kalian berdua bertemu dengan orang yang menurut kalian mencurigakan, sebaiknya kalian beritahu ibu guru ya, mama hanya takut saja jika kalian berdua di culik, apalagi sekarang penculikan di mana-mana." Beritahu Sandrinna serius.
Karin dan Nafira mengangguk-angguk mengerti.
"Iya mama!"
Setelah selesai makan es krim, ibu dan kedua anak itu pun lanjut belanja di supermarket itu untuk kebutuhan bumbu-bumbu nanti malam.
Kediaman keluarga Williams.
Meskipun Maulina telah beberapa hari tinggal di mansion megah milik Alaric, Maulina tetap melakukan pekerjaan seperti pelayan-pelayan yang di lakukan di rumah itu.
Dan sekarang Maulina tengah menyiram tanaman di taman yang cukup besar, Maulina melakukan ini karena dirinya cukup merasa bosan, dan lagipula pelayan yang ditugaskan menyiram tanaman itu pulang kampung.
"Cukup Maulina, ini sudah basah semua tanamannya, tidak perlu lagi di siram." Kata Sky jengah, karena sejak tadi Maulina tak berhenti melakukan kegiatannya itu.
Maulina tersenyum tipis. "Aku tahu."
"Sudah selesai borongnya?" Tanya Sandrinna yang memegang troli belanjaan yang cukup berat akibat Karin dan Nafira memborong banyak es krim, dan rata-rata belanjaannya di penuhi oleh es krim.
"Sudah ma!" Cengir Nafira.
"Oke, kita bayar dulu."
Selesai berbelanja, Sandrinna pun langsung pulang untuk memasak makanan siang dan sekaligus makan malam.
Karin diam di kamar mencerna semua perkataan dari si laki-laki itu, sedari tadi saat belanja di supermarket Karin terus saja memikirkannya membuat semua fokusnya teralihkan kesana. Karin bimbang, apakah yang dikatakan oleh laki-laki itu benar adanya?
"Sebenarnya apa yang terjadi sama papa dan mama dulu?" Monolog Karin.
"Apa yang di katakan om itu adalah benar?"
"Karin." Sandrinna memegang bahu Karin, Karin sontak menoleh ke belakang.
"Kenapa mama?"
"Ayo makan dulu mama sudah selesai memasak, eh tapi mama tadi dengar kamu bicara apa?"
"Tidak ada ma."
"Oh yasudah, mama duluan ya."
"Iya ma."
Sandrinna pun kembali ke dapur dan menyiapkan piring dan gelas di atas meja, hari ini Sandrinna pun juga tidak lupa menyiapkan makan siang untuk suaminya yang sedang kerja di kantor, mungkin setelah makan Sandrinna akan mengantar makanan hasil buatannya sendiri yaitu ayam Kentucky. Pasti suaminya suka.
"Karin Nafira cepat." Teriak Sandrinna.
"Iya ma sebentar!"
Kedua anak gemas yang berpakaian serba pink itu pun langsung ke tempat duduknya masing-masing.
"Nanti kalian berdua mau ikut tidak ke kantor?"
"Ayo ma! Aku juga sudah seharian tidak bertemu papa." Ucap Nafira senang. Tetapi sang kakak di samping Nafira diam tidak bicara apapun.
"Karin kamu kenapa?" Sandrinna mendekat pada putrinya itu, memastikan apakah Karin sakit atau apa, karena sejak pulang dari supermarket Karin lebih diam dari sebelumnya. Apakah es krimnya yang di beli tadi kurang?
"Tidak ada ma." Jawab Karin ringan. Karin lebih baik tidak ikut, Karin tidak ingin bertemu dengan papanya. Mungkin saja ucapan laki-laki itu mencuci otaknya.
Karin pun beranjak dari duduknya tanpa mengatakan apapun.
*****
"Papaaa!!!" Seru Nafira berhamburan memeluk Reybong dengan sangat erat, huh sudah berapa lama Nafira tak memeluk sang ayah.
"Eh Karin mana?" Ucap Reybong saat menyadari bahwa Sandrinna dan Nafira tidak bersama Karin.
"Di rumah, Karin mungkin lagi badmood." Sahut Sandrinna menaruh Tote bag yang berisikan rantang nasi dan juga botol minum.
Reybong mengerutkan keningnya heran, karena setau dirinya, bahwa Karin tak pernah badmood apalagi sekarang Karin tidak ikut ke kantor.
"Tumben." Batin Reybong.
"Nafira, kasih papa waktu untuk makan dulu." Kata Sandrinna lalu menyiapkannya di atas piring, kebetulan ruangan Reybong itu serba ada.
Nafira mengangguk lalu duduk di sofa sembari memainkan handphone Sandrinna.
"Mama tahu tidak tadi tuh Nafira sama Karin ketemu laki-laki di sekolah di dekat pohon." Beritahu Nafira secara tiba-tiba membuat Sandrinna sedikit merasa marah.
"Bagaimana dia? Apakah mencurigakan?"
Nafira diam sebentar, berpikir. "Hummm...Nafira rasa laki-laki itu pakai jubah hitam ma, terus Nafira tidak terlalu jelas melihat wajahnya karena tertutupi oleh masker, dan lebihnya lagi laki-laki itu pakai serba hitam."
Sandrinna yang mendengar penjelasan Nafira pun merasa khawatir dan was-was. "Jadi? Apa dia memberimu permen ataupun barang hal apapun itu?"
Nafira menggeleng. "Tidak ada ma."
"Nafira dengerin mama sekali lagi, jika kamu bertemu dengannya lagi, usahakan jangan meladeninya, bisa saja kan itu penculik." Jelas Sandrinna sedikit menekankan kata-katanya.
"Iya ma."
"Sudah sayang, sini mending kau temani aku makan." Lerai Reybong tersenyum dan menundukkan Sandrinna di sampingnya.
Sandrinna masih kesal, karena kecerobohan putrinya. Sudah jelas-jelas itu pasti bukanlah orang baik, terlebih lagi laki-laki itu menggunakan jubah.
"Aku harus mengurusi permasalahan ini bagaimana pun caranya." Batin Sandrinna.
*****
Hai-hai, bagaimana kabar kalian semua?? Moga kalian semua baik-baik ajaa yaa.
Maaf temen" aku lama banget update, padahal part ini tuh udah lama di draft aku juga engga sempet update karena aku selalu sibuk akhir-akhir ini...😭😭
Oke, moga part ini gak mengecewakan yaaa. Aku harap kalian suka sama part ini.
Spam "next" sebanyak-banyaknya, biar aku semangat untuk ke part selanjutnya...jangan lupa juga sama votenya!!
Thankyouu❤️💌
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan S2 (On Going)
Teen FictionIni adalah kisah kelanjutan dari Perjodohan S1 Bagaimana kisah cinta Reybong dan Sandrinna setelah beberapa tahun yang lalu? Apakah Alice akan kembali seperti beberapa tahun yang lalu, atau sudah berubah menjadi orang yang lebih baik? Sedikit inform...