13.

312 27 1
                                    

Happy Reading!

Apakah kalian ingat? Jika Veronica adalah orang kejam licik dan manipulatif? Ya itu semua dia pelajari hanya untuk menghancurkan kebusukan Alice, Veronica rela harus pura-pura menjadi jalangnya Gabriel untuk menjalankan misi itu, sepertinya Gabriel telah masuk ke perangkapnya sendiri, walaupun Gabriel tidak mengetahui semua itu.

Cafe Mawar, cafe ini memang buka 24 jam, dan jam menunjukkan pukul 1 malam, malam yang dingin dan begitu mencengkeram, ada dua wanita yang sepertinya yang tengah berbicara serius.

"Apa maksudmu dengan kau tinggal di mansion Reybong?" Tanya Alice, Alice malas jika dirinya memang mengakui bahwa Veronica terlihat begitu licik, itu terlihat dari wajahnya.

Veronica pun menyeruput kopi hangat itu dengan gaya anggunnya. "Tentu saja hanya untuk menyakiti keluarga itu."

Sepertinya kali ini rencana Veronica berhasil untuk mengelabuhinya jika dirinya memanglah musuh dari keluarga Reybong alias kakak tirinya. Sungguh Veronica tak sia-sia untuk mengajaknya ke cafe ini hanya untuk sekedar berbicara dengannya.

Alice diam sebentar, mencerna ucapan dari Veronica. "Jadi, maksudmu kau tinggal di mansion Reybong juga ingin menghancurkan keluarganya?" Tanya Alice tak percaya, wow, berapa banyak keluarga ReySan memiliki musuh? Alice baru tahu itu.

"Sure, aku punya dendam pribadi dengannya." Meskipun Veronica tengah pura-pura berbohong, tapi Veronica bisa membaca mimik dari wajahnya yang begitu senang karena ada musuh lain juga yang menyakiti ReySan dan keluarganya.

"Baguslah, apa kau ingin bekerja sama denganku?" Tawar Alice menaikan alisnya satu.

"Tentu."

"Alice, ternyata kau begitu bodoh! Dan sekarang lihat? Kau malah jatuh ke dalam perangkapku." Batin Veronica tersenyum licik lalu kembali menyeruput kopi hangatnya.

Saat selesai berbicara dengan Alice, Veronica mendapatkan kabar dari dokter  bahwa Maulina telah keluar dari ruang Icu karena masa kritisnya telah selesai, Veronica senang mendengar kabar baik ini, dengan cepat pun Veronica langsung ke Rumah Sakit Medika.

Rumah Sakit Medika.

Tanpa sadar Veronica mengeluarkan air matanya yang sedari tadi Veronica tahan, sungguh sekarang Maulina terlihat lebih baik dari sebelumnya.

"Sudah Vero, jangan menangis...mama baik-baik saja nak." Ucap Maulina tersenyum tipis di bibirnya yang begitu pucat.

"Tidak, Vero tidak menangis." Veronica pun dengan cepat mengusap air matanya yang telah jatuh di pipinya.

Maulina tertawa melihatnya. "Baiklah...jadi bagaimana kabar kakakmu sayang?" Tanya Maulina mengusap kepala putrinya dengan lembut.

"Kak Rey baik-baik saja ma, dan mama tahu? Sekarang...aku tinggal di rumahnya." Beritahu Veronica dengan senyum terbit di bibirnya, meskipun tetap saja ada air mata yang ingin keluar dari pelupuk matanya.

Maulina kaget saat mendengar kabar itu, Maulina juga turut senang karena putrinya bisa berbaikan dan damai pada kakak tirinya itu.

"Tapi bagaimana bisa?"

"Saat mama ingin di operasi, aku tidak memiliki uang sedikitpun mama, jadi aku berinisiatif untuk meminjam uang padanya, tapi kak Rey malah memberiku lebih, benar kata mama, meskipun dia sangatlah dingin pada kita berdua tapi jauh di lubuk hatinya terdalam kak Rey sayang sama kita." Jelas Veronica.

Maulina menghela napasnya pelan. "Vero, tapi kau tidak merepotkannya kan?"

"Tentu tidak mama."

"Bagaimana kabarmu?"

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang