6.

401 27 0
                                    

Happy Reading!

Senin, hari yang begitu cerah. Sandrinna mengantar Karin dan Nafira bersekolah, sedangkan Reybong sudah pergi ke kantor pagi-pagi buta.

Sampailah di sekolah, Karin dan Nafira pun turun dari mobil di antar oleh Sandrinna sampai di gerbang sekolah.

"Karin Nafira, ingat jangan jajan sembarangan oke?" Peringat Sandrinna sambil menaruh kotak makannya di tas Karin dan Nafira.

"Iya ma!"

Sandrinna pun mengelus kepala Karin Nafira. "Hm yasudah kalau begitu belajar yang baik, jangan nakal di kelas jika ibu guru sedang menjelaskan."

Karin mengangguk mengerti. "Siap ma! Kita ke kelas dulu ya ma, karena sebentar lagi mau masuk."

Sandrinna mengangguk, lalu Karin dan Nafira bersalaman kemudian lari menuju ke kelas masing-masing.

Sandrinna kembali masuk ke mobil untuk menuju pulang. Sandrinna melihat Alice tergesa-gesa keluar dari kamar sambil memegang tas di tangannya.

Sandrinna yang melihat raut wajah Alice yang begitu aneh dan seperti terjadi sesuatu pun menghampirinya karena terlalu penasaran apa yang sedang terjadi.

"Alice kau kenapa?"

Alice yang mendengar suara Sandrinna tiba-tiba dengan cepat Alice menyembunyikan tas itu di belakang tubuhnya.

"Tidak, tidak ada aku mau bekerja." Jawab Alice menutupi kegugupannya.

Sandrinna merasa ada yang aneh pada Alice, tapi Sandrinna langsung membuang pikiran buruknya. "Oh begitu, mau aku antar tidak?" Tawar Sandrinna.

Alice menggeleng. "Tidak usah, aku bisa naik taxi saja."

"Baiklah."

Alice pun pergi melangkah dengan cepat menuju luar pintu dan masuk ke dalam mobil.

"Huh syukurlah, dia tidak curiga padaku." Batin Alice memegang jantungnya yang berpacu dengan cepat.

Alice tersenyum miring lalu menyuruh sopir itu untuk menuju ke perusahaan Sriwijaya dan menemui kekasihnya Gabriel.

Perusahaan Sriwijaya.

Alice memeluk Gabriel dengan sangat erat, lalu mengeluarkan isi tas itu.

Gabriel tersenyum senang saat Alice mengeluarkan sebanyak uang merah dari tas itu. "Kau memang pintar Baby, apa kau tak ketahuan mengambil uangnya?"

"Tidak, mana mungkin dia tahu, bukankah dia sangatlah bodoh?"

Gabriel tertawa. "Hahahaha, ayo kita habiskan uang itu untuk kesenangan kita berdua."

"Oh, tentu saja."

Alice senang saat melihat uang hasil curiannya, ternyata Reybong memiliki uang sangat banyak dan itu membuat Alice lebih leluasa untuk mengambil semua uang itu tanpa sisa, bukankah Sandrinna sangat bodoh mengijinkan iblis seperti Alice tinggal di rumahnya?

Berakhirlah Alice dan Gabriel di Club' dengan mabuk-mabukan tak jelas, bahkan itu adalah uang haram yang mereka berdua curi? Apa mereka peduli? Tentu saja tidak!

Sementara di mansion, Sandrinna dengan panik mencari uangnya yang telah hilang di kamar, bahkan uang tabungannya telah habis tak tersisa, siapa yang mencuri uangnya dengan lancang? Shit.

Sandrinna terus saja mengobrak abrik seluruh isi kamarnya, bisa saja uang itu terselip dimana, tapi nihil Sandrinna masih tak dapat menemukannya.

Sandrinna memang bodoh! Kenapa dia malah menaruh uangnya di lemari?

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang