26.

281 30 3
                                    

Happy Reading!

"Ayo ikut denganku jalan-jalan sore." Ajak Bintang saat Sandrinna hanya duduk merenung di atas ranjang.

"Ayo." Ucap Sandrinna semangat, sambil loncat dari atas ranjang.

Bukankah ini adalah waktu yang tepat untuk keluar dari neraka? Bahkan Sandrinna sudah berpikir bisa melarikan diri dari iblis satu ini. Mungkin dengan cara begini Sandrinna bisa lepas dari jeratan manusia iblis.

"Baiklah, aku siapkan mobil dulu, dan aku juga akan mengajak semua bodyguard mengawal kita." Jelas Bintang.

Apa? Dia akan mengajak bodyguard, sepertinya ini akan susah untuk kabur darinya. Ide cemerlang pun muncul dari otaknya.

"Mengapa mengajak bodyguard? Kenapa tidak kita berdua saja? Bukankah berdua lebih romantis?" Tawar Sandrinna menaikkan alisnya satu.

"Tidak sayang, jika kita berdua mungkin kau akan lari dariku."

"Tidak, aku tidak akan lari darimu, aku bersungguh-sungguh." Kata Sandrinna menjinjit mencium bibir Bintang, agar hati Bintang bisa luluh dengan ucapannya.

Tapi bukannya satu kecupan, Bintang semakin memperdalam ciumannya, sesekali melumat bibir Sandrinna, Sandrinna pun segera mendorong tubuhnya.

Bintang tersenyum tipis. "Baiklah aku akan menuruti permintaanmu kali ini."

Sandrinna pun tersenyum senang, akhirnya Sandrinna bisa menghirup udara segar dan bisa pergi dari neraka jahanam ini.

Mereka berdua pun sampai di salah satu lapangan luas, Bintang berniat mengandeng tangan Sandrinna, tetapi Sandrinna menyingkir.

"Bintang, aku ingin pergi ke toilet sebentar." Ucap Sandrinna.

Ini adalah waktu yang tepat untuk membohonginya.

"Hm, aku temani."

"Tidak usah."

Bintang mengangguk, Sandrinna pun segera pura-pura mencari toilet, saat Sandrinna melihat Bintang yang sudah lengah dengan keberadaannya Sandrinna pun dengan cepat-cepat pergi dari lapangan itu.

Sandrinna berlari sekencang mungkin agar menjauhi lapangan. Sandrinna melambai-lambaikan tangannya saat taksi melewatinya.

"Pak antarkan saya ke perusahaan Williams." Beritahu Sandrinna saat sudah masuk ke dalam mobil taksi itu.

"Baik Nyonya."

Sandrinna pun bisa bernapas dengan lega, ternyata dirinya berhasil lolos dari jeratan si iblis itu.

"Akhirnya aku bisa bebas." Batin Sandrinna tersenyum tipis.

Sementara di lapangan itu, Bintang tersenyum smirk.

"Sejauh mana kau bisa berlari dariku sayang?" Gumam Bintang.

Sesampainya di perusahaan Williams, Sandrinna segera menuju ke ruangan suaminya.

"Semoga Reybong ada di ruangannya." Batin Sandrinna.

Sandrinna pun mengetok pintu ruangan Reybong yang bertulisan CEO.

Tok, tok, tok.

"Masuk." Teriak Reybong dari dalam.

Sandrinna membuka pintunya, dan dengan hati yang senang bergembira dan bahagia menjadi satu. Bahkan Sandrinna telah menitihkan air matanya yang telah menetes ke lantai.

"Rey..." Isak Sandrinna berlari ke arah Reybong.

Reybong terkejut, ternyata istrinya lah yang datang. Namun perasaan marah dan kecewa menyelimuti hatinya.

Sandrinna langsung menghamburkan memeluk Reybong.

"Kenapa kau kemari? Bukankah sekarang kau suami orang lain? Dan ya kau tidak perlu memeluk pria lain sembarangan." Ucap Reybong sinis dan melepaskan pelukannya.

Reybong masih kecewa atas ucapan Sandrinna beberapa hari yang lalu.

"Rey dengarkanlah aku, aku tidak menikah–"

"Kau tidak perlu mengelak, kau sendiri yang mengatakannya kemarin, dan kau dengan tidak berperasaan mengusirku!" Kata Reybong mulai tersulut emosi.

Sandrinna diam sebentar. Ternyata Reybong kecewa pada dirinya, ini memang salahnya, dan seharusnya Sandrinna tidak mengecewakannya.

"Rey...aku tidak menikah dengannya, itu tidak berhasil, dan aku mengatakan hal itu hanya takut jika Bintang akan mencelakaimu dan kedua putri kita, daripada kau bertengkar dengannya, aku lebih baik memutuskan untuk bersamanya beberapa hari, dan hari ini aku berhasil mengelabuinya dan kabur darinya." Jelas Sandrinna dengan isakan di bibirnya.

"Oke, aku percaya dengan hal yang itu, tapi aku tidak percaya dengan kenyataan bahwa kau telah berhubungan badan dengan Bintang, aku tidak bisa memaafkanmu!" Marah Reybong.

Dan satu lagi, Reybong tambah kecewa dan marah saat Bintang menyatakan hal itu.

"Dia berbohong! Aku tidak pernah melakukan hal itu, aku tidak sudi!" Kata Sandrinna tak terima.

Sial, ternyata Reybong mempercayai ucapan omong kosong dari Bintang.

"Aku tetap tidak percaya!"

"Rey dengarlah..." Sandrinna kembali memeluk Reybong, dan Sandrinna mendorong tubuh Reybong ke sofa berniat mencium bibir Reybong, tetapi kepala Reybong malah menyingkir tidak berniat di cium oleh istrinya itu.

"Kau tidak boleh lagi mencium bibirku, karena bibirmu adalah bekas dari Bintang." Ucap Reybong tajam dan dingin.

Deg.

Itu adalah ucapan paling sakit yang pernah Sandrinna dengar.

*****

Agak nyesek sih pas Reybong bilang gitu...

Kalian kali ini dukung Reybong atau Sandrinna?? Komen yaa!!

Spam "next" agar bisa ke part selanjutnya.

Jangan lupa vote sama komennya, biar aku tambah semangat!

Thankyouu❤️💌

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang