22.

298 31 5
                                    

Happy Reading!

"Lepaskan!!" Sandrinna terus meronta-ronta, saat kedua tangan Sandrinna di ikat menggunakan tali, dan juga kakinya, dan itu membuat Sandrinna kesusahan untuk melepaskan ikatan yang sangat kuat itu.

"Diam baby, jika kau terus berisik, aku akan membekap bibir indahmu itu!" Ancam Bintang yang di samping Sandrinna, dengan lancang Bintang menyingkirkan rambut Sandrinna yang menutupi wajah cantiknya.

"Jangan sentuh aku!" Geram Sandrinna. Jika saja kedua tangan Sandrinna tidak di ikat mungkin saja Sandrinna meninju wajah sialannya itu.

Dasar bajingan!

"Berhenti berteriak baby, lebih baik kau mendesah saja untukku di atas ranjang." Kata Bintang tajam dan menyentuh paha Sandrinna yang putih dan menggoda itu, shit, Bintang tak sabar untuk memasukinya.

"Hentikan..." Lirih Sandrinna, tubuhnya meremang hebat, darahnya mendesir.

Bintang pun menghentikan aksinya, lalu menatap geram pada Jack yang mengendarai mobil sangat lambat.

"Jack cepat!" Titah Bintang. Dasar kacung tidak berguna.

"Baik tuan." Ucap Jack sopan. Lalu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sampailah tiba di sebuah Mansion yang besar dan megah. Dan mobil pun berhenti tepat di depan pintu masuk mansion, semua para pengawal pun menunduk salam hormat kepada tuannya.

"Siapkan kamar untuk gadisku, segera!" Titah Bintang menggendong Sandrinna masih meronta-ronta, tetapi kali ini mulut Sandrinna di tutup, sehingga Sandrinna hanya bisa meronta dan berteriak di dalam hatinya.

"Rey...tolong aku..." Batin Sandrinna mengeluarkan air matanya yang dari tadi Sandrinna tahan selama di mobil.

Sementara para pelayan yang bekerja di mansion Bintang hanya bisa diam, ingin sekali para pelayan itu membantu Sandrinna, tetapi mereka semua tidak ada keberanian untuk itu.

Setelah kamar telah di siapkan oleh salah satu pelayan, pelayan itu pun memanggil tuannya untuk ke kamar.

"Tuan, kamar telah siap." Beritahu wanita paruh baya itu dengan menunduk.

Bintang tidak menanggapinya. Lalu Bintang pun masuk ke kamar dan merebahkan tubuh Sandrinna di atas ranjang yang besar itu.

"Huh, akhirnya aku bisa juga mendapatkanmu setelah sekian lama aku menunggu." Kata Bintang tersenyum miring melihat tubuh rapuh dan lemah yang terbaring di atas ranjangnya.

"Sungguh menggoda, sama seperti dulu saat pertama kali aku menemuimu, aku tidak sabar untuk mencicipimu segera."

Sandrinna tidak bisa mendengar perkataan Bintang, perkataanya telah putus-putus, Sandrinna rasa kesadarannya akan hilang sebentar lagi. Tuhan tolong buatlah mata Sandrinna terbuka, agar Bintang tidak berbuat sesuatu padanya.

Di tempat lain, Reybong pun menghubungi Aqeela, Reybong sudah menghubungi Ratu dan Saskia, tetapi nomer teleponnya tidak aktif! Ini membuatnya frustasi. Dan sekarang yang terakhir yaitu Aqeela, itulah harapan Reybong satu-satunya.

"Hallo, ada apa Rey? Tumben sekali kau meneleponku."

"Hm, cepat beritahu aku, dimana Sandrinna sekarang?"

"Sandrinna mengatakan padaku dia ingin pulang, memangnya ada apa?"

"Sandrinna dari tadi belum pulang, aku telah menunggunya sejak tadi, dan aku pikir Sandrinna masih bersamamu."

"Astaga! Sandrinna belum pulang juga? Lebih baik kau cari sekarang!"

"Iya aku akan mencarinya, kau bisa membantuku?"

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang