Happy Reading!
"Kau tidak boleh lagi mencium bibirku, karena bibirmu adalah bekas dari Bintang."
"Lebih baik kau pergi dari sini, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi."
Di tengah malam yang gelap seorang gadis menangis di sepanjang perjalanan, ya gadis itu adalah Sandrinna.
"Aku memang salah...aku pantas mendapatkannya..." Isak Sandrinna.
Sandrinna bingung sekarang, dirinya harus pergi kemana, tidak mungkin juga dirinya pergi ke rumahnya sendiri di saat Reybong mengatakan tidak ingin melihatnya.
Sandrinna pun terus berjalan entah kemana akan dirinya pergi, yang terpenting Sandrinna jauh dari Bintang.
"Bukannya itu Sandrinna?!" Pekik Aqeela saat melihat seorang gadis sendirian berjalan di atas trotoar.
"Eh iya itu adalah Sandrinna, mau kemana dia?!" Kata Ratu sedikit berteriak.
Aqeela pun segera melajukan kecepatannya. Sandrinna pun bingung saat mobil berwarna putih itu tepat berhenti di hadapannya.
"Sandrinna?!"
"Kalian?"
Dengan perasaan sedih pun mereka bertiga segera memeluk tubuh Sandrinna yang tampak begitu gemetar, dan mata yang sembab.
"Akhirnya kau bisa bebas dari Bintang." Kata Aqeela melepaskan pelukannya lalu menyeka air mata yang mau membasahi pipinya.
"Aku lari dari Bintang, tetapi entah aku harus kemana sekarang, Reybong terlalu kecewa padaku..." Beritahu Sandrinna.
"Sudahlah lebih baik sekarang kau ke apartemenku untuk sementara waktu." Ucap Aqeela memeluk kembali sahabatnya itu.
Sandrinna kembali menangis. "Terimakasih kalian sudah membantuku."
Aqeela pun segera mengajak Sandrinna ke dalam mobil dan kembali melanjutkan perjalanan.
"San sudah tidak usah di pikirkan dulu, mungkin saja Reybong masih kecewa denganmu dan membutuhkan waktu." Kata Ratu menenangkan sahabatnya itu yang tidak berhenti juga menangis.
"Benar kata Ratu, mungkin Reybong membutuhkan waktu untuk menerima kau dulu, sudah tidak perlu menangis lagi." Ucap Saskia menenangkannya.
Tibalah di apartemen Aqeela, Aqeela pun langsung mengajak Sandrinna masuk ke dalam kamarnya.
"Aku sama Ratu pulang dulu ya, jika kalian berdua butuh sesuatu, telepon kami berdua." Kata Saskia.
"Baiklah, perlu aku antarkan tidak?"
"Tidak perlu, kami berdua bisa memesan taksi, lagian Sandrinna sekarang membutuhkan kau."
"Bye, kami pulang dulu."
Aqeela pun mengangguk lalu mengantarkannya hingga ke depan gerbang apertemen.
Sementara Sandrinna hanya diam di ranjang Aqeela, merenung, bahkan bibirnya terlihat pucat. Aqeela tak tega melihatnya.
"San...ayo makan, kebetulan hari ini aku masak ayam kecap, kau makan ya." Ajak Aqeela meraih tangan Sandrinna.
Sandrinna menggeleng. "Aku tidak ingin makan, aku hanya butuh tidur."
Sandrinna pun segera menyelimuti dirinya.
"Aku tahu pasti ini berat untukmu."
Aqeela mengambil ponselnya di atas nakas, lalu menekan tombol yang bertulisan nama Reybong itu di ponselnya.
"Hallo Qeel ada apa?"
"Sandrinna di apartemenku."
"Hm lalu?"
"Kau tega sekali! Untung aku menemuinya di jalan tadi, kalau tidak mungkin Sandrinna menangis sepanjang perjalanan, kenapa kau membiarkannya begitu saja?!"
"Ini sudah keputusanku, dan kau tidak perlu mengurusi permasalahan ini, dan tolong kau jaga Sandrinna!"
Sambungan telepon pun terputus.
Aqeela menghela napasnya pasrah, hanya bisa menunggu bagaimana kisah akhir dari pernikahan Reybong dan Sandrinna.
Di pagi harinya pukul 5 pagi, Aqeela bangun dari tidurnya karena hari ini dirinya harus kuliah. Tetapi Sandrinna tidak ada di sampingnya, kemana dia pergi?
"Sandrinna!" Teriak Aqeela sedikit pelan.
Aqeela pun turun tangga, dan betapa leganya Aqeela mendapati Sandrinna tengah di dapur memasak sesuatu, dari aromanya lezat sekali.
"Kau membuatku terkejut saja!" Kesal Aqeela.
"Maaf...aku ingin masak hari ini, bukankah kau hari ini kuliah?" Tanya Sandrinna sembari menyiapkan sayur supnya di atas meja makan.
"Ya, hari ini aku kuliah, dan...ini untuk siapa?" Tanya Aqeela penasaran saat Sandrinna menyiapkan nasi dan lauk pauk di rantang.
"Kau pasti tahulah ini untuk siapa." Jawab Sandrinna tersenyum tipis.
Sandrinna sengaja bangun pagi, agar dirinya bisa memasak untuk bekal Reybong di kantor dan juga kedua putrinya. Sandrinna tak sabar bertemu dengan kedua putri kesayangannya itu.
"San...aku rasa tidak usah, jika kau memberinya aku takut Reybong tidak akan memakannya, lagipula kemarin kalian berdua bertengkar, berilah Reybong sedikit waktu." Kata Aqeela.
Aqeela tahu betul, kemarin dari nada di teleponnya saja sudah mengatakan bahwa Reybong sedang marah dengannya, meskipun Reybong lumayan memperhatikannya.
Sandrinna diam, tidak bisa menjawab apapun. Tidak mau kesal Sandrinna pun menghela napasnya.
"Hm, kalau begitu aku titipkan ini padamu untuk suamiku dan kedua putriku." Ujar Sandrinna menyerahkan rantang tersebut pada Aqeela.
Sandrinna pun kembali ke kamar.
"Cepat atau lambat Reybong pasti akan luluh padamu..." Batin Aqeela.
*****
Segini dulu ya part 27 nya...nanti kita lanjut lagi di part 28!
Spam "next" agar langsung bisa ke part selanjutnya!
Jangan lupa vote dan komennn, agar aku tambah semangat.
Thankyouu❤️💌
![](https://img.wattpad.com/cover/314577022-288-k177122.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan S2 (On Going)
Teen FictionIni adalah kisah kelanjutan dari Perjodohan S1 Bagaimana kisah cinta Reybong dan Sandrinna setelah beberapa tahun yang lalu? Apakah Alice akan kembali seperti beberapa tahun yang lalu, atau sudah berubah menjadi orang yang lebih baik? Sedikit inform...