16.

286 30 4
                                    

Happy Reading!

"Jangan, dan katakan sekarang apa yang terjadi denganmu?!"

"Jaga Karin dan Nafira dengan baik, karena ada seseorang yang akan menculiknya, aku mohon jaga mereka berdua." Kata Veronica.

Sandrinna bingung sekarang, ada apa dengannya?

"Kenapa kau mengatakan hal itu? Pasti lah aku menjaga kedua anakku, apa kau pikir aku selama ini tidak becus menjaga anak-anakku?!" Sandrinna tersulut emosi saat Sandrinna mendengar pernyataan itu dari Veronica, memangnya selama ini Sandrinna tidak bisa menjaga anak-anaknya apa?

"Maksudku bukan begitu, hanya saja jangan di biarkan Karin dan Nafira sendirian..." Jawab Veronica berusaha tenang, walaupun otak Veronica telah panas akibat berpikiran apa yang akan terjadi nantinya.

"Jadi apa?!"

Belum Veronica menjawab, Reybong terlebih dahulu bersuara di ambang pintu.

"Ada apa kalian berdua ribut-ribut?" Reybong melihat kedua wanita yang tengah ribut sedangkan di lantai banyak pecahan-pecahan kaca yang membuat Reybong menghampiri istrinya itu.

"Tidak ada." Sahut Sandrinna ringan, lalu melirik tajam ke arah Veronica dan melangkahkan kakinya ke arah pintu, sebelum itu Sandrinna melirik ke arah suaminya dua detik.

"Sayang..." Reybong memegang tangan Sandrinna, tetapi Sandrinna menepisnya kasar tanpa mengatakan apapun.

"Ada apa kau dengannya?" Tanya Reybong seraya membantu membersihkan kaca-kaca itu di lantai.

Veronica menggeleng. "Biar aku saja yang bersihkan."

"Tidak usah, biar aku saja."

Veronica pun mengalah, Veronica duduk di tepi ranjang sambil melihat Reybong yang tengah mengambil serpihan kaca.

"Maafkan Sandrinna, Sandrinna belum tahu siapa kau sebenarnya." Ucap Reybong fokus memindahkan kaca itu ke tempat sampah.

"Jadi kau bersabarlah menunggu, hingga waktunya tiba." Tambah Reybong lagi.

Saat merasa sudah rapi dan tidak ada lagi pecahan kaca, Reybong pun kemudian keluar dari kamar Veronica dan menuju ke kamarnya untuk membujuk Sandrinna yang tengah marah, Reybong bisa melihat tatapannya tadi.

Di kamar, Reybong membuka pintunya pelan-pelan takut Sandrinna terganggu, Sandrinna duduk di kursi dekat meja rias sambil merenung, tatapannya kosong.

"Sayang..." Panggil Reybong mendekat dan memegang bahu istrinya.

Sandrinna diam. Malas meladeninya.

"Kau kenapa hm? Kau masih marah?" Reybong memusatkan kedua matanya pada kaca lebar di depannya. Sandrinna mengalihkan tatapannya ke bawah dan memainkan jari-jarinya.

"Bicara sayang, kau kenapa?" Reybong pun jongkok di hadapannya dan meraih kedua pipinya.

"Tidak ada."

Lama diam-diam, Reybong pun punya ide untuk mencairkan suasana buruk istrinya itu.

"Bagaimana nanti malam kita berdua nonton bioskop?" Tawar Reybong menaikan alisnya satu.

Sandrinna pun segera menatap wajahnya, mood Sandrinna seketika naik dan ceria, tidak seperti sebelumnya. "Humm, benarkah? Tapi aku ingin nonton pengabdi setan!"

Reybong pun menggeleng, Sandrinna kembali murung. "Tidak sayang, nanti kalau kau menontonnya kau tidak bisa tidur bagaimana?"

"Kau meragukanku, pasti kau kira aku takut ya?" Kata Sandrinna kesal. Meskipun Sandrinna penakut menonton film horror, tapi kalau pengen? Mau gimana lagi? Apalagi Pengabdi setan seram.

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang