36.

600 43 11
                                    

Happy Reading!

"Bolehkah aku menginap di kamarmu, malam ini saja?"

"Tentu, kemarilah." Ajak Reybong ramah.

Lydia tersenyum kemenangan, akhirnya setelah sekian lama menunggu dan menanti-nanti ingin tidur sekamar pun akhirnya tercapai juga malam ini.

Reybong pun memindahkan bantalnya ke sofa, tetapi Lydia mengurungkan niatnya.

"Sudah kau tidak perlu pindahkan, kau kan bisa tidur saja seranjang denganku, daripada tubuhmu sakit jika nanti kau tidur di sofa." Kata Lydia.

Jelas, itu hanyalah bualan Lydia, karena Lydia hanya ingin berduaan dengan Reybong.

"Tapi–"

"Kali ini kau harus menurutiku, aku tidak ingin melihatmu besok pagi kelelahan, oke?" Ucap Lydia lagi.

Reybong tak membantahnya, lagian yang di katakan Lydia benar, hari ini saja Reybong sudah lelah, apalagi jika sakit, pasti istrinya akan marah.

"Baiklah, kau tidurlah dulu, aku ingin mengerjakan pekerjaanku yang tertunda dulu." Kata Reybong sembari duduk kembali di kursi.

Lydia mengangguk lalu kembali ke ranjang, sesekali senyum-senyum sendiri bak orang gila.

"Mungkin malam ini akan menjadi mimpi indah bagiku." Batin Lydia terkekeh pelan.

Indonesia, pagi hari tepatnya di Rumah sakit Mitra Harapan.

"REY!!" Teriak Sandrinna melengking, hingga ruangan kamar inapnya penuh dengan teriakan Sandrinna.

Daniel yang tertidur di sofa panjang itu pun spontan bangun dari tidurnya yang lumayan cukup nyenyak, akibat Daniel kerja terlalu berlarut-larut sampai pukul 2 pagi, hingga tanpa sadar Daniel pun tertidur, tanpa Daniel matikan laptopnya terlebih dahulu.

"Mama, tenang ma!" Kata Daniel panik.

Daniel sangat panik jika Sandrinna tiba-tiba seperti ini, apakah ini adalah efeknya?

Tidak, tentu tidak.

"Tenang ma, minum dulu ya." Kata Daniel lembut menyodorkan segelas air putih pada Sandrinna.

Sandrinna menepis gelas yang berisi air itu, hingga tumpah membasahi lantai dan juga berhamburan serpihan kaca dari gelas di mana-mana.

"Aku tidak membutuhkan minum, aku hanya membutuhkan suamiku di sini!" Teriak Sandrinna geram menatap tajam putra tirinya itu.

Daniel menelan ludahnya susah payah. Apakah Sandrinna tak mengenal dirinya?

"Mama, tenangkan dulu diri mama, jangan gegabah seperti ini ma." Ucap Daniel berusaha dengan sepenuh hati agar Sandrinna bisa sadar.

"TIDAK! KEMBALIKAN SUAMIKU!" Berontak Sandrinna bersikeras.

Bahkan kali ini Sandrinna menjauhi Daniel dengan menggeleng-gelengkan kepalanya seperti tidak mau.

"Menyingkirlah dariku!" Kata Sandrinna menodongkan pecahan gelas ke arah Daniel.

"Ma hentikan, ini aku Daniel, putra mama." Ucap Daniel mulai takut dengan kondisi Sandrinna.

Daniel pun segera berteriak sekeras mungkin agar dokter segera datang dan menangani. Sungguh ada yang tidak benar dengan Sandrinna.

"DOKTER!"

"DOKTER!"

Dokter perempuan yang bernama Indira pun datang dengan khawatir dan panik.

"Anda segera keluar, biar saya yang mengurusi masalah ini." Ucap dokter Indira cepat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang