29.

320 36 21
                                    

Happy Reading!

Rumah Sakit Mitra Harapan.

Di dalam lorong rumah sakit, Reybong dan beserta teman-temannya Sandrinna, dan juga teman Reybong menunggu di kursi panjang, semuanya diam hening, kecuali Aqeela yang tiada henti mengoceh.

"Ini semua gara-gara kau Rey! Kau yang duluan membuat kekacauan ini, jika kau tidak mengusirnya mungkin saja sandrinna hari ini tidak berada di rumah sakit!" Ngoceh Aqeela diiringi kemarahan.

"Sudah Qeel, jangan marah-marah terus ah, lihat tuh orang-orang pada melihat ke arah kita, tenang Qeel ini rumah sakit." Ujar Saskia, telinganya panas sedari tadi mendengar ocehan darinya.

"Gimana tidak ngoceh terus? Jelas-jelas sahabat kita sekarang pingsan! Dan kita tidak tahu apa yang dokter katakan nanti, ini sudah cukup lama aku menunggu." Kesal Aqeela, tapi matanya terus menatap Reybong dengan sorotan tajamnya.

"Qeel diam––"

"Lihat sekarang? Bahkan Reybong hanya bisa diam, tetapi tidak bisa berbuat sesuatu, aku benci padanya yang telah membuat sahabatku seperti ini!" Marah Aqeela.

Reybong diam, malas menanggapi kemarahan Aqeela, jika Aqeela sudah marah, semua dunia akan takut pada kemarahannya. Termasuk Reybong sendiri, terlebih lagi suaranya yang cukup cempreng membuat telinga sakit mendengarnya.

Rassya yang malas mendengar ocehan dan kemarahan dari Aqeela, Rassya pun menarik tangan Aqeela kasar.

"Ikut aku!" Kata Rassya datar dan mengajak Aqeela menuju pintu luar.

Situasi sudah seperti ini, di tambah kemarahan Aqeela, pecah sudah!

Saskia dan Ratu pun juga ikut keluar mencari Aqeela dan Rassya.

Dokter pun keluar dari ruangan Sandrinna, Reybong pun dengan segera berdiri dan ingin mendengar perkataan dokter itu apa yang terjadi pada istrinya.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya?"

Dokter perempuan yang bernama Indira itu menjawab. "Istri anda baik-baik saja hanya butuh istirahat yang cukup, namun anda harus tetap menjaganya dan selalu berada di sisinya, karena istri anda memiliki depresi yang cukup berat, oleh karena itu anda harus tetap berada di dekatnya."

"Dan selain itu, luka yang ada tepat di pipi kirinya cukup memar, saya harap anda harus mengopresnya menggunakan air hangat, dan istri anda boleh pulang besok pagi." Tambah dokter itu tersenyum ramah.

"Baiklah, terimakasih dokter."

"Ya sudah saya pergi dulu, jika anda membutuhkan sesuatu panggil saya."

Reybong pun mengangguk mantap, lalu segera menemui istrinya.

Reybong sangat prihatin dan merasa khawatir saat melihat istrinya terbaring lemah di ranjang pesakitan. Tetapi meskipun begitu Sandrinna masih bisa tersenyum menganggap tidak terjadi apa-apa.

Wajahnya pucat, dan pipi kirinya...memar akibat tamparan pria itu.

Dan kata polisi, pria yang menampar Sandrinna itu bernama Eric, Eric adalah pedofil dan sudah pernah berkali-kali memperkosa anak kecil di bawah umur. Sialnya lagi Eric berhasil kabur pada saat malam itu. Dan malam ini Reybong harus melakukan misi yaitu membunuh Eric.

"Malam ini akan menjadi malam terakhirmu Eric, karena kau berani menyakiti istriku." Batin Reybong.

Reybong pun mendekat pada Sandrinna dan duduk di kursi sisi kiri ranjang.

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang