21.

285 27 4
                                    

Happy Reading!

Selesai mengobrol dan makan-makan, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.

"Sorry, aku harus pulang." Kata Sandrinna saat melihat jam yang melingkar di tangan kirinya.

Ketiga gadis itu berdecak kesal, baru saja mereka mengobrol selama kurang lebih 2 jam Sandrinna sudah ingin pulang begitu saja, sebenarnya bagi mereka pertemuan ini begitu singkat. Ini kurang.

"Yah kok gitu? Padahal aku ingin lama." Ucap Aqeela tak terima jika salah satu temannya pulang. Bagi Aqeela ini baru sebentar.

"Em...maaf, aku sudah bilang pada Reybong aku akan pulang lebih cepat, jika aku tidak pulang bisa dipastikan Reybong akan ngambek." Beritahu Sandrinna. Sandrinna juga tak tega meninggalkan ketiga sahabatnya.

"Ya sudahlah, tidak apa-apa, pasti Karin dan Nafira sekarang membutuhkanmu." Ucap Saskia tersenyum, Saskia tahu betul jika kedua putrinya mungkin saja sedang menunggunya di rumah.

"Mau kita antar tidak?" Tawar Ratu.

Sandrinna menggeleng. "Tidak perlu, aku bawa mobil, yasudah aku pulang dulu ya, lanjutkan ngobrol kalian bertiga, bye."

"Bye San, hati-hati di jalan!" Seru ketiga gadis itu berbarengan.

Saat di perjalanan pulang, entah kenapa mobil hitam di belakang mobilnya mengikuti dirinya dari Cafe di dekat sekolah hingga sekarang, Sandrinna bisa melihatnya dari lewat kaca, baginya ini hal yang mencurigakan.

"Mengapa mobil itu sejak tadi mengikutiku?" Pikir Sandrinna dalam hati, Sandrinna sekarang merasa takut dan was-was, siapa tahu kan itu adalah perampok atau pun penculik? No... Tolong malam ini bantu Sandrinna...ya Tuhaaan.

Sandrinna pun segera mengecek ponsel untuk menelepon Reybong, tetapi Tuhan berkehendak lain, tiba-tiba ponsel Sandrinna mati akibat beterainya telah habis, Sandrinna lupa untuk mengisi daya. Ah sial.

Sandrinna pun segera melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Takut. Itulah yang di rasakan olehnya.

"Sial, dia masih mengikutiku!"

Sedangkan mobil di belakang Sandrinna tertawa puas melihat mobil Sandrinna melajukan dengan kecepatan tinggi, laki-laki itu pun merasa senang, karena membuat gadisnya ketakutan.

"Kau tidak bisa lari dariku, baby." Kata laki-laki itu dengan senyum terbaiknya.

Laki-laki itu pun dengan cepat menyalip mobil Sandrinna, hingga Sandrinna rem mendadak akibat olehnya.

Di dalam mobil Sandrinna memegang dadanya dan terlebih lagi jantungnya berdetak dengan kencang. Laki-laki itu pun keluar dari mobilnya dengan beberapa bodyguardnya. Sandrinna semakin was-was di buatnya, apalagi sekarang laki-laki itu sedang menuju ke arah mobilnya.

"Tuhan...bantulah hambamu ini." Sandrinna berdoa dalam hati menggigit bibirnya kuat-kuat.

Laki-laki itu pun ingin membuka pintu mobil Sandrinna. Sandrinna makin menjauh dari pintu. Takut jika laki-laki itu membawa senjata.

Saat pintu mobil terbuka. Laki-laki itu menyapa Sandrinna dengan suara yang tidak asing di telinga Sandrinna.

"Hai baby." Sapa laki-laki itu.

Tubuh Sandrinna meremang di tempat, kaku. Dan bibirnya kelu untuk membalas sapaannya. Dia...dia...

"K-kau––"

"Kau masih mengingat suaraku hm?"

Sandrinna membalalabakan matanya lebar saat laki-laki itu membuka masker hitamnya. Tebakan Sandrinna benar, itu adalah Bintang, teman semasa SMA yang paling Sandrinna benci. Bintang adalah orang yang berani hampir memperkosa dirinya pada waktu itu sebelum polisi tiba.

Perjodohan S2 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang