"Jangan terlalu mengharapkan
Yang nantinya akan menyakitkan "Di pagi yang cerah ini sepasang suami-istri kini tengah berdebat.karena si suami tidak menemukan henphone nya.
Sepasang suami-istri itu adalah pia dan Akbar, setelah sarapan tadi Akbar ingin menelpon seseorang tetapi Akbar tidak menemukan di mana letak henphone nya.
"Kamu ingat ingat dulu bi,di mana terakhir kamu letakkan". ucap pia,mondar mandir mencari henphone Akbar.
"Aku ngak tau hum,kalau aku ingat ngak mungkin aku nanyak sama kamu "ucap Akbar berjalan di belakang pia .
"Aki ngik tiu hum". Ejek pia mengulangi kata kata Akbar.
"Kamu,ngejekin aku hum?".tanya Akbar lirih.
"Ngak ".jawab pia ketus .
"Di kamar ngak ada , udah aku cari setiap sudut, ayo kita cari di lantai bawah coba".usul pia .
Pia yang ingin berjalan ke lantai bawah berhenti, ketika melihat Akbar yang duduk di kasur melipat tangannya di depan dada.
"Bi ,ngak usah ngambek ,kamu makin jelek kaya gitu , mirip monyet tau ngak". ucap pia ,pergi dari kamar.
Akbar yang merasa di tinggal kan , bergegas mengikuti pia dari belakang yang masih memasang wajah cemberut nya.
Pia turun ke lantai bawah melihat umi dan Abi yang tengah mengobrol di meja makan.
"Pagi umi , Abi".sapa pia
"Pagi".jawab umi dan Abi.
"Kamu main ninggalin aja,kalau aku di Curik wewegombel,kamu mau jadi janda muda". ucap Akbar merengek,belum sadar bahwa umi dan Abi nya juga berada di situ.
Abi dan umi yang mendengar nada bicara Akbar pun terkejut, sejak kapan putranya itu pakai nada bicara seperti itu ketika berbicara.
Pia menyubit lengan Akbar sedikit kuat agar suaminya itu Sadar ada orang selain mereka di sini.
Akbar yang tersadar pun menetralkan wajahnya ,saat ini dia mengerutuki diri nya sendiri,dia tidak melihat sekitar nya dulu.
"Suami kamu kenapa,pia?".tanya Abi menahan ketawa nya .
"Henphone nya hilang Abi".jawab pia.
"Cari di ruang tamu ,di Sana ada santriwati juga yang lagi bersih bersih tanya aja sama mereka mana tau mereka liat". ucap umi dan di angguki oleh pia.
Pia meninggal kan umi dan Abi yang tengah mengobrol di meja makan .
Begitu juga dengan Akbar yang setia mengikuti dari belakang.
Sampai nya di ruang tamu pia bisa melihat ada empat orang yang lagi bersih bersih di ruang tamu .
"Assalamualaikum".salam pia.
"Waalaikum salam".jawab mereka serentak.
Santriwati itu memberhentikan sejenak aktifitas nya saat mendengar pia mengucapkan salam.
"Kalian ada liat henphone, Gus Akbar?"tanya pia, tersenyum.
"Tidak ada Ning ,dari tadi kita bersih bersih tidak ada melihat henphone".jawab salah satu santriwati yang bernama Hani.
Kalau kalian ngak ingat dengan Hani bisa baca ulang di chapter 23
Pia mengaguk mendengar jawaban dari santriwati itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guster (Gus Dan Dokter)
Novela JuvenilSophia Nur'Halizah Putri seorang dokter anak yg berusia 24 tahun sifat nya yang dingin plus barbar dia dingin kepada lawan jenis membuat sophia jomblo dari lahir ingat hanya kepada lawan jenis saja. Akbar Hadi dirgan seorang Gus pesantren yg sangat...