34🌼🌼

4K 185 1
                                    

"Cinta itu bagaikan iman , tidak cukup hanya dengan i'tiqodul fil Jinan atau qoulun bil lisan, tapi harus di buktikan dengan amalun bil Arkan ."











































Waktu berjalan dengan cepat tidak terasa sudah enam bulan usia pernikahan Akbar dan pia.

Selama enam bulan mereka menjalani dengan sabar walau sesekali ada perselisihpaham ,itu hal yang wajar di dalam rumah tangga.

Saat ini pia dan Akbar tengah berada di pesantren, tidak hanya Akbar dan pia saja tetapi ada orang tua pia ,kakak sepupu pia dan adik satu satunya pia.

Mereka saat ini sedang bercengkrama di ruang keluarga dan sesekali tertawa atas apa yang mereka bicarakan.

Suasana di ruang tamu saat ini baik baik saja sebelum seorang perempuan masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam ,dan menuduh bahwa Akbar sudah menghamili nya.

Semua heran melihat wanita ini datang datang meminta pertanggungjawaban dari Akbar.

"Saya kesini mau minta pertanggungjawaban dari Akbar ". ucap wanita itu.

"Apa maksud anda ??".Abi nya Akbar.

"Maaf ,anak kalian sudah menghamili saya " ucap wanitanya itu menunduk,seakan akan dia sangat tersakiti.

"Jaga omongan anda ,saya tidak pernah melakukan itu".elak Akbar saat mendengar ucapan wanita itu.

"Tidak mungkin putra saya melakukan itu ustazah, tidak usah ngefitnah". ucap umi nya pia.

Dari kata ustazah kalian sudah tau kan jawaban nya apa ,siapa yang datang dan meminta pertanggungjawaban dari Akbar.

Kalau kalian jawab ustazah Syifa maka kalian benar.tidak ada yang tahu bahwa ustazah Syifa sangat obsesi kepada Akbar.

Sudah banyak cara yang di lakukan ustazah Syifa untuk memisahkan Akbar dan pia tapi selalu aja gagal ,dan ya ini adalah salah satu ide gila nya untuk mengambil Akbar dari pia.

"Saya tidak mefitnah,saya punya bukti". ucap Syifa memberikan beberapa voto yang di sana terpampang jelas voto Akbar dan Syifa dan ya kalian tau kan itu voto apa .

Pia mengambil alih voto itu dan melihat nya seksama.

Seketika air mata pia jatuh ,orang tua pia melihat pia menjatuhkan air matanya langsung mengambil voto itu dari tangan pia dan melihat nya.

Kalau kalian pikir orang tua pia akan marah marah kalian salah besar, setelah melihat voto itu ayah dan bunda pia hanya saling melirik.

"Itu bukan saya ,saya tidak pernah berbuat seperti itu".elak Akbar yang sedikit terselut emosi.

"Kalau bukan kamu terus itu siapa?".bukan Syifa menjawab melainkan pia .

"Itu bukan aku hum percaya sama aku". ucap Akbar membujuk pia.

"Itu sudah jelas ".jawab pia singkat.

"Aku kecewa sama kamu"sambung pia ,langsung berdiri dan memasuki kamar nya.

Ketika Akbar ingin menyusul pia ayah pia menghalangi Akbar.

"Selesaikan dulu masalah kamu ,baru kamu temui Putri saya ". ucap ayah pia santai.

Akbar hanya menurut dan kembali duduk di tempat nya semula.

"Jelaskan". Ujar ayah pia dingin.

"Akbar tidak melakukan itu yah , Akbar Berani sumpah". ucap Akbar.

"Anda jangan mengelak Gus sudah jelas jelas kita melakukan itu ,
Kamu bilang ingin cepat cepat punya anak karena sampai sekarang pia belum hamil ."ucap Syifa.

"Saya tidak pernah melakukan itu kepada anda dan tidak akan pernah ". ucap Akbar semakin datar.

"Saya tidak mau tahu ,anda harus bertanggung jawab Gus saya sudah hamil". ucap Syifa lagi.

"Saya tidak mau karena saya tidak melakukan apa pun". ucap Akbar berteriak, Akbar hawatir bagaimana kalau pia meninggal nya.

"Saya tidak tahu di sini siapa yang benar dan salah ". ucap Abi Akbar bingung.

Jangan tanya gimana kondisi keluarga pia saat ini, karena mereka hanya tenang saja sambil menonton kisah suara hati istri fersi real dan sesekali tersenyum tersenyum.

Mereka tidak terlalu bodoh untuk di tipu oleh wanita ular itu.

Orang orang yang di bawah sedang ribut sedang kan pia di kamar tengah rebahan santuyy sambil memainkan henphone nya.

"Di pikir gw bodo apa gampang di tipu". menolong pia.

Pia mengetik beberapa digit angka dan menelpon nya.

"Tolong cari informasi tentang seseorang ,saya akan mengirimkan foto dan nama nya". ucap pia kepada orang yang di telepon nya.

"Baik saya akan mencari nya nona ". ucap seseorang dari sebrang sana.

"Saya tidak punya banyak waktu,saya beri kamu sepuluh menit untuk mencari informasi tentang seseorang itu ". ucap pia langsung memutuskan telpon nya.

Sepuluh menit berjalan, informasi tentang seseorang tersebut sudah ada ,pia mengeluarkan senyum smirk nya saat melihat data seseorang itu.

Pia mengirim pesan kepada seseorang dan mengirim kan informasi yang pia dapat tadi.

Pia senyum senyum setelah mengirimkan pesan tersebut dan kembali merebahkan diri nya .

"Hahaha, bapak sama anak sama aja sama sama ular.betul sih yang di bilang orang orang ,buah jatuh tak jauh dari pohonnya"menolog pia terkekeh.

Kita kembali kepada orang orang yang tengah berdebat karena seorang wanita mengaku hamil anak Akbar.

Ting

Suara bahwa ada seseorang mengirim pesan.mereka yang mendengar itu mengalihkan perhatian kepada si pemilik henphone.

Headphone yang berbunyi adalah henphone milik ayah pia,dia tersenyum melihat pesan yang di kirimkan putrinya itu.

Tapi tidak ada yang menyadari bahwa ayah pia senyum.

"Siapa yah?".tanya bunda pia.

"Orang kantor ".jawab ayah pia dan diangguki oleh mereka semua.

"Kamu bilang kamu hamil nya anak Akbar kan ?".tanya ayah pia kepada Syifa.

"Iya ,pak ".jawab Syifa.

"Jangan panggil saya bapak saya bukan bapak anda ". ucap ayah pia.

"Maaf".

"Kamu masih punya ayah kan?".tanya ayah pia lagi.

"Iya, saya punya"jawab Syifa.

"Kamu mau kan , Akbar bertanggung jawab??".tanya ayah lagi.

Tapi sebelum Syifa menjawab Akbar seketika bicara.

"Akbar tidak mau bertanggung jawab ayah , Akbar tidak melakukan apa pun ". ucap Akbar.

"Saya juga tidak setuju ,kamu bagaimana sih





Guster (Gus Dan Dokter) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang