Anak kecil.

1.2K 114 21
                                    

Bright berjalan ke arah taman yang asri suasana baru membuat bright harus bersosialisasi kembali dengan orang orang baru.

Paris, sekarang tempat tinggal dirinya setelah pemaksaan papa nya membuat bright muak dan risih. Akhirnya dengan keputusan nya pun pergi ke paris dengan rencana membangun cafe di sini.

Bola mata nya menangkap anak anak yang sedang bermain. Ia pun duduk di salah satu kursi panjang yang memang sudah di sediakan di taman tersebut.

DUKK.

Belum ada 5 menit duduk di situ bright sudah terkena musibah.

"Shh." bright meringis dan mengusap kepalanya. Tangan nya mengambil bola yang tadi mengenai kepalanya.

"Om bola aku."

Bright melihat anak kecil yang tampak berlari kearahnya dan mengulurkan tangannya meminta bola itu untuk di kembalikan.

"Kenapa main bola di sini?, Harus nya di lapangan dong." bukan nya mengembalikan bola tersebut bright justru mengomelinya.

Sang anak yang di omelin berdecak kesal dan menatap bright dengan sengit. "Siapa lo?."

"Say--"

"Bapa gue? lo, Ngatur-ngatur." sang anak memotong pembicaraan bright yang semakin membuat bright terkekeh.

"Apaan ketawa he?, Dasar om jelek." ucap sang anak.

Bukan nya kesal bright justru tertawa dan mengusap kepala nya tapi segera di tepis kasar oleh sang pemiliknya.

"Jangan pegang-pegang om, takut di culik terus organ tubuh aku di ambil sama om untuk di jual huhu." tuduhnya terhadap bright.

Tuduhan nya membuat bright cengo, Ini anak siapa yang berani berkata seperti itu?. "Kamu anak siapa si?." tanya bright.

Yang di beri pertanyaan melipat kedua tangannya di dada dan mengerucutkan bibirnya. Seolah dejavu bright terdiam melihat ekspresi bocah lelaki tersebut.

"Yang penting bukan anak om HAHAHA." tawa nya pecah membuat bright menatap sang anak horor.

"Rumah nya dimana? rumah mu dimana anak kecil." tanya bright. "Kepo, nanti om rampok lagi rumah ku yakan!!." balas nya sengit.

Bright tertawa melihat tingkah anak kecil asing. Perasaan bahagia seperti ini belum ia rasakan bertahun-tahun dan itu kembali. Kebahagiaan nya menghilang karena dirinya sendiri.

"Om udah sini bola aku, aku mau pulang."

Bright memberikan bola tersebut "om antar ya." tawar bright yang membuat sang anak berdecak.

"Ck, di bilang aku gak mau om nanti om rampok rumah aku."

"Om udah kaya dek gak mungkin om rampok rumah kamu." ucap bright.

"Dak dek dak dek, aku bukan adik om ya!."

"Udah lah aku mau pulang, lama lama aku tua kalau ngomong sama om bikin orang kesel aja huhu." Ucap nya dan pergi meninggalkan bright sendiri lagi.

Suasana hening itu kembali membuat bright kesal sangat kesal. Warna hidup nya seolah hilang setelah anak asing yang kemungkinan berumur 3 tahun itu pergi.

Dengan suasana hati yang kesal bright bangkit dari duduk nya dan pergi meninggalkan taman yang masih cukup ramai.

****

Jam menuju pukul 4 sore. Di apartemen, bright menahan kelaparan yang menjalar di perut nya membuat nya kesal.

"Lebih baik mencari makanan di luar." gumam nya.

Tangan nya mengambil Hoodie mint dan memakai nya.

Tidak buruk bukan mencari makanan di jam 4 sore?.

Langit yang cerah membuat hati bright menjadi sejuk. Mungkin ini adalah lingkungan yang cocok untuk dirinya.

Kaki nya mengarahkan ke toko makanan sup yang berada di sana.

Bright duduk dan memesan makanan yang dia inginkan ke pelayan di toko tersebut. Sembari menunggu nya bright memainkan benda pipih.

"Om!."

Bright menoleh ke sumber suara dan mendapati anak kecil yang ia temukan di taman dengan kejadian bola mengenai kepalanya.

"Lo kamu kenapa di sini?." tanya bright.

Dahi anak tersebut mengerut membuat nya bingung "om ini itu rumah makan milik bunda aku!." balas nya dengan teriak di muka bright.

Tangan bright mendorong dahi sang anak " jauhkan air liur kamu mengenai wajah om."

"Dih!"

"Gak om hanya bercanda, nama mu?."

Sang anak mengulurkan tangannya untuk berkenalan "aku levin om anak ganteng, kata bunda aku kaya ayah aku om." ucap levin dengan senang.

Bright mengulurkan tangannya dan menjabat tangan levin. "Panggil aja om ganteng."

Levin melepaskan tangan bright "om jelek."

Bright tertawa mendengarnya "baik-baik om jelek, sehabis ini mau kamu om belanja kan mainan anak kecil?."

Levin diam mecoba memikirkan om jelek nya tersebut "nanti aku di culik om."

Alis bright terangkat "siapa yang kau menculik kamu Levin?. Anak yang cerewet".

"Om aku gak mau jangan paksa aku!!" ucap levin dengan kesal.

Bright semakin bingung dengan levin yang menurutnya sangat banyak drama "om baru ajak kamu levin bahkan om tak memaksa kamu."

"Ihh itu artinya on harus paksa aku!, Gitu aja gak ngerti dasar oon."

Bright tertawa kencang seolah melupakan kelaparan perutnya "baik lah pangeran kecil yang cerewet. Ayo ikut om yuk om belanjakan banyak mainan yang banyak tidak ada penolakan wahai pangeran." Ucap bright mengikuti dialog pengawal kerajaan.

"Ihh om jelek itu kaya om pedofil tau gak jadinya dih." komentar levin..

Bright mencolek hidung bangir levin "banyak mau nya pangeran kecil ini. Jadi mau tidak?." tanya bright sekali lagi.

"Kalau aku gak mau gimana?."

"ya om gak beliin kamu mainan."

"Dan kalau aku mau?."

"Om akan belikan banyak mainan yang kamu belum punya dan es krim."

Mata levin berbinar-binar ketika favorit nya di sebutkan oleh om jelek nya ini "janji?"

Bright menyatukan kelingkingnya "tentu janji!, Sudah sini duduk om makan dulu ya" ucap bright melihat makanan yang ia pesankan datang.

"Okei!!" Ucap Levin dengan semangat seolah lupa oleh pikiran buruk terhadap om jelek bright.

***

Ai ai udah ya segini dulu.

Gimna nilai rapor kalian?.

Saya sih kecewa padahal saya itu sudah belajar tapi tidak mendapatkan rank di kelas maupun itu 10 besar dan 5 besar bahkan 3 besar sekalipun.

Justru anak yang melihat di handphone dan malas ke sekolah ranking. Dunia sangat tidak adil bukan?.

Kecewa?, Tentu saja seakan-akan usaha saya belajar sia-sia hahah.

Ya udahlah mungkin di kelas nanti akan lebih meningkatkan belajar lagi.

okeii udha sesi curhat nya di mohon meninggalkan jejak komentar ya!!

[✓] Setulus malaikat | Brightwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang