Levin tak berhenti nya tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca. Mata indah nya, Menatap bubu nya yang terbaring lemah dengan ribuan alat-alat medis yang membuat nya menangis
Ruangan steril dengan kaca tebal bubu nya berada. Malaikat dengan ribuan luka, Tengah berjuang untuk kembali merasakan kebahagiaan yang utuh.
"Bubu bangun." Gumam levin. Bright mencium kening sang anak dengan sayang tak bisa di bayangkan betapa kesulitan win melawan semua beban hidupnya.
Tangan kecil levin di genggam erat oleh bright "jangan menangis sayang."
"Pupu, kenapa bubu belum bangun?." tanya nya dengan lirih.
Nafas bright di hembuskan dengan lelah dirinya terlalu takut untuk menjawab pertanyaan sang anak . "Bubu lagi istirahat sayang."
Levin menggeleng "istirahat nya lama ya?, Sampai levin rindu padahal aku udah bawa pupu sebagai hadiah bubu."
"Pupu aku mau bubu bangun itu aja apa salah?. Aku rindu sama bubu senyuman bubu levin sangat rindu pupu."
Bright diam tak merespon apapun ucapan sang buah hati yang terus mengoceh meminta bubu nya bangun. Dada nya terasa sakit seperti tertusuk ribuan pisau ketika mendengar lirihan sang anak yang sama persis oleh bubu nya.
"Pupu levin mau masuk." Ucap levin dengan mata yang berbinar meminta permohonan.
"Sayang, Ruangan bubu itu gak boleh buat ama kecil." iwin berucap.
Tetasan air mata levin terjatuh kembali lagi "tapi aku mau cium bubu bunaa."
Eric yang paham dengan permintaan keponakan nya itu pun mengangguk "iya, nanti bilang ke doker dulu ya levin tunggu sini sama pupu."
Levin mengecup pipi bright "kita harus cepat bangunin bubu ya pupu." Kata levin, Bright hanya mampu mengangguk dan menatap ke arah atas untuk mencegah air nya nya turun.
"Boleh, Tapi pupu sama levin pakai baju kaya dokter ya." Suruh Eric dengan tersenyum membuat levin mengangguk dengan begitu semangat
"Ayo!."
"Semoga win cepat sadar, Bright ini mungkin udah takdir kalian semoga kalian dapat bahagia." Ucap iwin.
Bright tersenyum begitu tulus menanggapi ucapan kembaran istri nya itu. Masih belum terbiasa untuk dirinya wajah nya yang sama persis dengan win membuat dirinya ingin menangis.
"PUPU!, AYO IH."
Bright serta levin yang sudah memakai baju khusus yang sudah terlindungi untuk memasuki ruangan steril itu. "Bubu ini levin."
Tangan kecil yang sudah terbalut dengan sapu tangan medis menggenggam erat win yang masih enggan membuka mata nya. "Levin rindu sama bubu."
Suara tangisan levin tak begitu terdengar di telinga bright akibat masker yang mereka gunakan "Levin sayang jangan nangis." bright mengusap air mata levin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Setulus malaikat | Brightwin
Ficción GeneralFOLLOW SEBELUM BACA! • part berantakan bisa dm saya nanti saya kasih tau urutannya• Lika liku pernikahan brightwin, bahagia kesedihan sudah di lewati. Terlalu banyak kejutan dengan hal tak terduga. Akan kah mereka dapat bahagia? Start:21maret2022 En...