Rasa yang kembali.

1.1K 107 11
                                    

awokawok.

****

Levin, Lelaki manis berusia 3 tahun yang sudah pandai berbicara. terkesan ceplas-ceplos tapi levin anak kecil yang pandai. Seharusnya usia dirinya masih banyak yang belum lancar dalam mengucapkan kata-kata dari bibir nya.

Kini levin sudah berada di tempat yang dimana menjual berbagai mainan untuk usia nya. "Om jelek aku boleh beli apa aja kan?." tanya levin, Tidak menunggu jawaban dari sang lawan bicara. tangan mungil nya memasukkan robot ke dalam keranjang.

Bright tertawa melihat nya, "om belum jawab pertanyaan kamu levin kenapa asal ambil aja?." ucap bright seolah-olah marah.

Levin mendongak dan tersenyum kecil hingga mata nya ikut tertutup "lama, kaya siput kalau nunggu om jawab yaudah aku ambil aja sendiri bebas kan."

Tangan bright mengusap kepala bocah lelaki manis itu dan menganggukkan kepalanya "boleh, om kan udah janji mau traktir kamu mainan sayang."

Levin tersenyum cerah, Seperti mendapatkan lampu ijo dari sang empu ia pun menarik tangan bright untuk melihat-lihat yang lainnya.

"Om kalau uang nya habis gimana?." Levin berucap dengan nada khawatir.

"Om kaya kamu ingat kan?." canda nya membuat levin memutar mata nya jengah. "Sombong." gumam nya yang masih terdengar oleh bright.

Mata bulat kecil nya membola melihat lego yang sudah lama ia incar itu. Bibirnya tak henti-hentinya tersenyum melihatnya "om" Panggil levin melihat bright dengan teduh.

Bright terdiam sangat lama melihat wajah levin seperti anak anjing yang tengah meminta makanan dan mengingat kepada seseorang yang telah lama hilang.

"Om itu tuli ya?." oceh levin, "sembarangan kamu kalau ngomong. Iya kamu mau lego itu kan?. Ambil aja sayang bebas kamu mau apa aja oke."

"Om baik banget jangan bilang mau culik aku?." mata sipitnya itu menatap curiga ke arah bright.

Bright tersenyum miring mendengarnya, kepalanya seperti ada lampu di atas nya "iya kamu bener banget loh. Om itu punya perusahaan gelap kaya jual organ tubuh manusia gitu dan kamu jadi korban selanjutnya." jahil nya.

Levin menutup mulutnya dan melototkan mata nya lebar seperti ingin loncat dari tempatnya. "Affah iyAh om?." tanya nya tak percaya omongan bright.

Bright semakin tersenyum jahil seperti nya anak kecil di depannya ini tak mudah di kibulin "jelas ril dek, Om kalau jual mata kamu terus jantung kamu ginjal kamu seluruh organ tubuh kamu. Pasti itu udah buat om kaya dong. Eh, bukan tambah kaya maksud om."

Tak

Levin menjatuhkan keranjang belanjaan nya ke lantai dan menatap bright dengan berkaca-kaca. Bright tertawa lepas hingga pasang mata melihat dirinya dan levin.

Levin yang melihat bright tertawa semakin menangis membuat bright takut dan menghentikan tawanya "aduh jangan nangis om cuman bercanda."

"Om j-ahtt." lirih nya sesekali mengusap air mata dan ingus nya "bener levin, culik kamu itu gak ada gunanya karena kamu kan cerewet."

Bright menyamakan tingginya seperti levin dan mengusap air mata nya "jangan nangis, baperan banget sih kamu."

"Om!!, Jangan bersembunyi di balik kata baperan ya!!." omel nya.

"Apa si levin kamu lucu, udah ayo kita bayar terus om antar kamu pulang ke rumah." ajak bright dan di angguki oleh Levin.

*****

Jalanan ramai tak di hindari oleh bright yang tengah menyetir dengan santai. Sesekali mata nya menatap ke arah levin yang tengah tertidur pulas di samping kursi mobil nya itu.

"Wajah kamu, Rasanya om ingin menangis melihatnya." gumamnya.

Hati nya terasa sangat damai ketika bersama levin anak kecil yang mempertemukan nya dengan cara unik di taman.

Tak butuh waktu lama bright memberhentikan mobilnya di halaman rumah si anak kecil. Untung dirinya bertanya terlebih dahulu alamatnya sebelum levin tertidur.

"Levin bangun udah sampai hey."

Di rasa akan lama jika menunggu levin terbangun maka dirinya turun dan mengambil belanjaan di bagasi. Hanya ada 5 kantong belanjaan. Dirinya membuka pintu mobil kembali dan menggendong levin.

"Kalau di lihat-lihat kamu manis kalau tidur gak cerewet pas kamu bangun." ucap bright melihat wajah levin yang sangat damai ketika menutup mata nya.

Bright berusaha payah memencet tombol bel, Hingga akhirnya seorang wanita paruh baya dengan celemek nya bisa di pastikan jika ibu itu adalah pembantu.

"Ya tuhan den levin kenapa tuan?." tanya bibi itu. "Ya tidur lah liat aja mata nya tutup kan?." jawab bright dengan jengah.

"yasudah sini saya aja yang gendong tuan." ucap nya dan mengambil levin dari bright. "Oh iya belanjaan nya taro di depan pintu aja tuan biar saya yang ambil, terimakasih."

Bright berjalan kembali ke arah mobil nya setelah menaruh belanjaan itu di depan pintu. "Tunggu itu siapa?." gumam bright ketika membuka pintu mobil.

"Gak mungkin ini." monolog nya dan mengucek mata agar ia tak salah lihat.

"Gak bener, udah gak ada harapan lagi." celetuknya.

Tak mau terlalu lama di rumah orang akhirnya bright meninggalkan rumah itu.

*****

Jam menunjukkan pukul 2 dini hari tapi bright belum bisa tertidur, Hati nya gelisah pikirnya masih tertuju dengan kejadian tadi.

"Aku ke sini cuman mau buka lembaran baru tapi kenapa harus ketemu kamu lagi win."

Win, sang mantan istrinya itu.

"Levin anak kamu ternyata bersama eric berarti benar kamu udah main di belakang aku dong." gumam bright.

Rasanya bright ingin membunuhnya dirinya, Baru saja merasakan rasa yang berbeda ketika bersama levin.

Senyuman levin membuat hati nya damai dan melupakan semua masalah. Rasa yang telah mati bertahun-tahun itu kembali lagi ia rasakan ketika bersama levin.

Anak asing yang ia temukan di taman dengan kejadian unik nya itu ternyata anak mantan istrinya yang telah ia sakiti dulu.

"Om j-ahtt."

Ucapan levin berasa menghantam isi kepalanya dan hati nya, Jika levin mengetahui bahwa mama nya dulu telah di sakiti oleh nya bagaimana?.

Bukan seperti penjahat yang menjual organ tubuh manusia yang di katakan nya sebagai candaan itu. Dia jahat lebih dari sekedar penjual organ dan iblis.

Hati nya busuk, Rasa itu kembali lagi. Rasa takut untuk memulai yang baru lagi. Rasa takut akan kehilangan lagi.

"Aku tak ingin jauh dari Levin."

****

Oke maaf, baru buka nih apk untung kagak jadi uninstall awokawok.

Gimana bagus gak si inscure sama tulisan sendiri:(

[✓] Setulus malaikat | Brightwin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang