"Terkadang diam adalah cara terbaik untuk menyembunyikan semua luka"
Pelajaran di mulai, ibu Vina masuk langsung memberi kelompok, dalam kelompok ber anggota dua orang."Oke anak anak, kita akan membuat kelompok, dalam 1 kelompok berjumlah dua orang" jelas ibu Vina
" Bu, kenapa anggota cuman dua orang aja" tanya salah satu siswa
" Jadi kalau dalam anggota cuman berdua, kalian akan berkerja sma, itu yg ibu mau, kalau Anggota nya banyak, ada yg kerja sama ada yg engak itu yg ibu gak mau" ucap ibu Vina lagi
" Yaudah mau ibu pilihkan anggota nya atau kalian pilih sendiri"
" Ibu aja Bu, kalau pilih sendiri, kasian yg lain" ucap salah satu siswa
" Gini aja, ibu akan buat kertas bertulis no, siapa yg dapat no yg sma dia berkelompok, Giman??"
" Setuju"
Ibu Vina pun membuat nya dan akhirnya satu persatu maju kedepan untuk mengambil kertas yg sudah bergulir no di dalamnya
" Oke udah semua,"
" Udah"
" No 1"
Tak ad yg mengangkat tangan, semua siswa siswi melihat no yg ada di kertas, tapi tidak berno 1
Sampai akhirnya Tira dan Devan, mengangkat tangan bersamaan
" Oke, Devan kamu berkelompok sma Tira"
Tira dan Devan saling menatap, dan ibu vina melanjutkan pembagi kelompok
***
Saat istirahat, tira langsung pergi begitu saja tanpa mengucap sepatah kata pun. Devan menatap Tira dengan heran.
Entah kenapa, Tira tiba tiba duduk di pinggir lapangan, entah hati sedang sedih, atau bimbang
Devan melihat Tira yg murung di pinggir lapangan, devan mendekati lapangan dengan berniat buat main basket.
Hati Devan juga bertanya tanya, tentang sosok perempuan di pinggir lapangan
" Kenapa hati terdalam Ku bertanya? Siapa dia yg telah merebut setelah jiwaku? Mengapa kau sita malamku hanya untuk memikirkan mu"
Devan bermain dengan pikiran entah kemana , sampai akhirnya bola yg melempar di ring meleset
Brukk
Bola mengenai tubuh Tira dan langsung jatuh pingsan, Devan yang mendengar ada yg jatuh, langsung melihat dan ternyata bolanya mengenai tubuh TiraDevan dengan cepat mendekati Tira dan membawa ke UKS, saat Devan membawa Tira ke UKS sumua mata menatap kearah mereka.
Devan tak mempedulikan tatapan anak sekolah kepada diri dan Tira, tapi saat Devan mengangkat tubuh Tira, ada bayangan yg sama persis yg dia lakukan.
***
Devan berusaha membangun Tira dengan mencium aroma terapi di hidung nya.
Fiki masuk di ruang UKS, mendorong tubuh Devan disamping bangkas. Devan memundurkan tubuhnya kebelakang
Bangun jgn pernah tinggalin aku, ucapan itu menguasai pikiran yaa, siapa sosok yg ada di otak nya kenapa begitu sakit jika di ingat.
"Aaakkkhhh" teriak Devan dengan mencengkram erat kepalanya.
Fiki yg sibuk memberikan minyak kayu putih di hidung Tira, saat Devan teriak Fiki mengoleh
" Eehh, lu kenapa??" Tanya Fiki binggung
Tiba-tiba Indri datang
" Ehhh, dia kenapa??"tanya Indri yg baru datang
"Gak tau juga gue, tiba-tiba teriak" jawab Fiki dengan masih memberikan aroma terapi di hidung yaa
Indri membantu Devan mendekati bangkas di samping tira dan memberi air minum agar Devan jadi tenang.
Akhirnya Tira perlahan membuka mata
"Sayang kamu udah sadar, apa yg sakit, bilang sama aku" ucap Fiki khawatir
Tira hanya menggeleng kepala, Devan yg meminum air menatap wajah Tira dengan detail, sedang kan Indri menatap Fiki
" Sakit banget, melihat kamu khawatir, tapi bukan aku tapi dia"
***
Tira pulang di antar Fiki, sampai dirumah
" Istirahat yaa, jgn kecapekan," ucap Fiki mengelus rambut Tira dengan lembut
" Iya, udah sampai telpon" ucap Tira
" Iya sayang" mencubit hidung dengan gemes
Tira Ter senyum manis.
" Yaudah aku pulang yaa" ucap Fiki melajukan motornya menjauhi rumah Tira
***
Tira menuju kamar, berniat beristirahat, tapi ada saja menganggu istirahat nya
Tok tok...
Ketukkan pintu terdengar, Shandy yg mendengar langsung membukanya.Saat membuka nya Shandy kaget, siapa yg ada di depan nya, Shandy sempat bengong, pikiran yg ada di otak bertanya tanya.
" Maaf bg, Tira nya aja" tanya Devan melambaikan tangan
"Eehh, bentarnya, masuk aja" Jawab Shandy mempersilahkan masuk
Devan berjalan menuju ruang tamu, berjalan pelan mendekati ruang tamu, Shandy yg menuju kamar sang adek.
Shandy membuka pintu kamar adek nya
" Dek, ada temannya" ucap Shandy di ambang pintu kamar
Tira Ter gangguan dari istirahat, bahkan tidak merespon ucapan Shandy.
Karena Shandy tidak melihat pergerakan sang adek, Shandy mendekati kasur dan mengerakkan tubuh sang adek.
" Eeehh, bangun, ada Fajri di Depan" ucap Shandy
Saat mendengar kata Fajri, mata Tira melotot ke arah Shandy.
" Fajri??" Ucap Tira kaget langsung duduk di samping Shandy
"Iya.."
Tira langsung menuju ruang tamu dan benar saja Fajri ada di sini.
Jgn lupa follow, vote dam comen.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI KAN DIA | END
Mystery / ThrillerYang namanya kehilangan tidak sedikit orang, bisa mengikhlaskan, apa lagi dengan orang yg selalu ada. Berharap yg pergi, akan kembali. tak akan mungkin terjadi. Apa lagi dengan cara jalan nya tuhan. Banyak orang yg merasa perubah seseorang ketika...