chapter 7

38 3 0
                                    

" dan bahkan, ketika aku melewati ruang tamu dirumah ku. Masih teringat jelas tawa kita dulu, rumah, cafe, sekolah dan bahkan sudut di kota ini menjadi saksi bisu kisah kita"

Setelah jalan jalan seharian, akhirnya mereka berdua pulang kerumah.

Saat berjalan menuju ruang tamu, Tira memandang ruang tamu dengan perinci betapa banyak kenangan disini bersma Fajri.

Bahkan setiap sudut jalan kota tak pernah berubah, selalu identik dengan kota yg pernah jadi saksi mereka berdua.

"Sampai sekarang gue masih berharap lu hadir dalam hidup gue, "gerutu Tira yg masih berdiri

"Kalau Devan benar Fajri, Fiki gimana?, Gue juga sayang sma dia, tapi gue mau Fajri kembali sma gue, egois banget sih gue, seharusnya gue ikhlas kan aja," ucap Tira dengan meneteskan air mata

" Fiki yg selama ini menyemangati gue setelah kepergian Fajri, seharusnya gue gak boleh egois" ucap nya lagi dengan menghapus air mata.

Berjalan menuju kamar, membersihkan tubuh belum akhirnya Tira merebahkan tubuhnya.

***

Di kediaman fenly dan Indri. Fenly masih dengan perasaan penasaran siapa sosok Devan itu??, kenapa begitu mirip dengan sosok Fajri .

Indri tak heran jika abg nya tak banyak bicara , karena seorang fenly emang tak banyak bicara.

Malam hari nya mereka berdua mengisi perut nya dengan keadaan hening hanya suara sendok dan garpu yg mengisi ruang makanya.

Kenapa Meraka makan malam berdua, Karana mereka anak rantauan, untuk sekolah di kota orang, mereka berdua dari daerah Gorontalo anak Sulawesi.

Akhirnya fenly yg memulai pembicaraan .

"Dek, kamu kenal Devan??" Tanya fenly dengan mengunyah makanan

Indri yg tadi mengunyah makanan , tiba-tiba tersedak.

'uuuhhkk uuuhhkk'

Saat mendengar ucapan dari fenly mata Indri menatap fenly dengan perasaan binggung, dalam pikiran Indri.

Kenapa abg tanya devan?? Apa dia tau Devan?? Itu pertanyaan yg muncul di otak Indri saat mendengar ucapan fenly dengan menyebut nama Devan.

" Pelan pelan kali" ucap fenly menyodorkan air putih kepada Indri

"Makasih" ucap Indri menerima air putih

" Devan anak SMA jaya bakti" tanya Indri menatap wajah fenly

"Iya, seragamnya juga sma kaya lu"jawab fenly

"Tapi dia mirip banget sma Fajri," ucap fenly lagi

" Gue tau kok, dia emang Devan, satu kelas sama Tira" ucap Indri

" Tira gimana??"tanya fenly penasaran

" Yaa awal pertama sih kaget dan gak percaya, tapi gue yakin ni dia kalau itu bukan Fajri, saat itu dia gak lagi dekat" jelas kan Indri.

Fenly hanya mengangguk pelan dengan hati masih penasaran.

***

Pagi harinya dimana setiap biasa memulai pelajaran pertama..

Hari ini pelajaran ibu Vina dimana mereka akan presentasi hasil makalah.

Tira dan Devan persentasi makalah , seperti biasa menjelaskan tentang makalah, bertanya, menjawab pertanyaan yg di berikan oleh temannya.

Cukup menguras waktu, sampai istirahat pun belum selesai prentasinya. Akhirnya mereka selesai diwaktu 2 menit

Mereka semua beristirahat, untuk mengisi perut. Saat Tira sudah Merapi bukunya, Tira melangkah menuju luar kelas.

"Tira..."Panggil Devan

Langkah Tira terhenti saat ada yg memanggil dirinya. Tira mengoleh kearah Devan.

"Ada apa" tanya balik Tira

"Gue salah apa??, Kenapa lu jauhin gue" ucap Devan.

Ucapan Devan membuat Tira tak berkutik, mau jelasin gimana??, Dia binggung harus gimana??

" Gue..." Ucap Devan Ter potong saat Devan mengiris kesakitan.

"aaakkhhhh"

Devan menarik rambut nya dengan kuat

"Sakit....aaakkhhhh"

Tira yg melihat Devan kesakitan pun langsung mendekati

"Dev lu gak papa" ucap Tira panik

"Aaakkhhhh, sakit..." Ngiris Devan

"Gak usah ditarik tarik nanti tambah sakit" ucap Tira melepas cengkraman tangan Devan kerambutnya.

Saat Devan mengiris kesakitan bayangan sosok itu selalu muncul. Ucapan yg disebut sosok itu sangat sakit . Jangan pernah tinggalkan aku , apa pun keadaan, janji smaa aku.

"Aaakhhhhhh"teriak Devan memegang kepala

Tira saat ini panik mau lakuin apa??, Akhirnya Tira mengambil air minum botol yg sering di bawah saat pergi sekolah.

Memberikan kepada Devan, untuk memenangkan

" Minum dulu" ucap Tira menyodorkan sebuah air

Devan mengambil air dari tangan Tira dengan gemetaran. Tira yg melihat pun membantu Devan.

Disaat itu, ada dua orang melihat secara langsung  adegan tak terduga, yaa siapa lagi kalau bukan Fiki dan Indri.

Saat itu Fiki benar pengen marah sma cwok, bisa bisa dia mendekati pacar nya. Tadi niatnya diurung, sampai di sekali lagi di mendekati dia gak akan diam.

" Berani sekali dia, awas aja" gerutu Fiki dalam hati dengan emosi di tahan.

Indri melihat adegan itu, teringat saat Fajri tak berdaya, panik ya sama saat dia melihat Devan kesakitan.

" Panik lu sama, saat lu liat Fajri tak berdaya, begitu juga saat lu liat Devan kesakitan. Kalau Lo mau sama devan, lepasin Fiki buat gue, gue suka sma Fiki" ucap batin Indri.

Tak sengaja Indri melihat raut wajah Fiki lagi nahan amarah.

" Lo cemburu ya Fik" ucap Indri

Fiki langsung mengoleh kearah Indri

"Engak, wajar kan kalau dia bantuin teman nya" bohong Fiki

" Fik Fik, gue udh tau, cuman lu gak mau nunjukin itu" batin Indri

"Yaudah lah kekantin yuk" ajak Indri

Fiki tersenyum dan mengangguk paham, Langsung pergi menuju kantin.


Jgn lupa follow, vote dam comen.

KEMBALI KAN DIA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang