chapter 4

50 3 0
                                    

" ada di samping tapi bukan sepasang, meski semu setidaknya cukup menjadi yg paling dekat, dimana aku bisa melihat kamu tumbuh, tapi tidak berhak menamani mu bertumbuh"

"Ada apa Dev?" Tanya Tira langsung duduk di hadapan Devan.

" Maaf kamu tidur yaa, yaudah, besok aja deh" ucap Devan berdiri

Dengan cepat Tira menahan tubuh Devan untuk pergi.

" Gak papa, ngomong aja" ucap Tira yg masih menggenggam tangan Devan.

" Kitakan di suruh sama ibu... siapa nama ibunya??" Tanya Devan mengingat

" Ibu Vina"

" Iya kita kan disuruh Bu Vina buat makalah, aku kesini mau ngajakin beli bahan untuk makalah" jelas Devan

"Bentar aku ganti baju dulu" ucap Tira menuju kamar

Saat Tira menuju kamar, Devan merasa tidak asing dengan ruangan ini, bahkan bayangan sosok itu selalu muncul tapi Devan tidak tau siapa Perempuan itu.

Ingat nyaa buram dan membuat sakit jika mengingat itu.

Tepat Tira keluar dari kamar, teriak Devan membuat Tira langsung buru buru mendekati

" Aaakkkhhh" teriak Devan dengan menarik rambut kepalanya

" Kenapa??"tanya Tira panik

" Aaahhkk, sakit" teriak Devan

" Apanya yg sakit" ucap Tira melepaskan cengkraman tangan Devan menarik rambut kelapanya

" Udah duduk aja dulu, tenangin " ucap Tira membantu Devan duduk di sofa

***

Saat Devan sudah mendingan, mereka berdua pergi...

Di jalan, Tira langsung memeluk Devan dari belakang di atas motor, sontak Devan melirik kearah tangan yg melingkar di pinggang nya.

Dan membiarkan saja tangan itu memeluknya, tepat di toko mereka berdua turun, dan langsung memasuki toko tersebut.

Ada beberapa langkah Devan dan Tira masuk, mbak toko itu mengenali kita berdua

"Ehh,Tira kan" ucap mbak toko itu menunjukkan Tira dan Devan

Sontak Tira dan Devan melihat kearah mbak tersebut

" Iya Tira, udah gedenya, dulu gemes banget, sekarang makin cantik aja" ucap mbak toko itu dengan girang

Tira tersenyum pada mbak toko, tapi Devan masih binggung pada mbak toko tersebut

" Fajri, udah sombong yaa" ucap mbak toko itu menatap wajah Devan.

" Emm, mbak aku cari barang dulu yaa" ucap Tira menarik tangan Devan

"Iya" mbak toko menatap Tira dan Devan secara bergantian.

Saat Tira sibuk mencari barang peralatan, Devan sibuk memikirkan perkataan mbak toko tadi

" Bagus yg mana yaa" tanya Tira mengoleh kebelakang melihat kan benda tipis berbentuk kertas pada Devan

" Dev, " ucap Tira melihat kearah Devan.

"Hah, kenapa" ucap Devan membuyarkan lamunan nya

" Ini Bagusan yg mana??"

"Kenapa tiap orang  orang ketemu aku, selalu nyebut nama Fajri, dia nya kaget, sebenarnya apa yg gak gue tau, siapa Fajri itu??" Tanya Devan memengang pundak Tira agak menunduk kearah wajah Tira

Saat ucapan Devan tadi membuat Tira tak bisa mengucap sepatah kata pun.

" Udah yuk , kita cari lagi bahan bahan" ucap Tira cepat langsung pergi dari hadapan Devan.

Devan langsung menarik tangan Tira

" Lo pasti tau, apa yg terjadi"

" Enggak, gue gak tau" ucap Tira cepat langsung melepas tangannya dari pegangan Devan

Setelah membeli bahan keperluan  makalah, mereka berdua langsung keluar dari toko.

***

Melangkah menuju motor Devan, Ter lintas menatap ada seseorang yg terserempet motor, Tira langsung berlari mendekati

" Gak papa?" Tanya Tira pada orang itu dan membantu

" Gak papa ka, makasih" ucap orang itu membersihkan tubuh dari debu

Yaa itu zweitson adik dari Devan, Devan langsung mendekati Tira dan zweitson

" Loh," kaget Devan

" Soni, " ucap Devan lagi

Tira menatap  devan dan zweitson bergantian.

" Tadi dia keserempet, jadi aku tolongin" ucap Tira

"Gak papa" tanya Devan khawatir

" Gak ,tapi makasih Lo ka udah bantu aku" ucap Zweitson.

" Yaudah pulang bareng aja, bawa motor kan" ajak Devan

" Iya bawa, tapi bentar ada gue mau beli " ucap Zweitson berjalan memasuki toko buka

Devan yg berjalan menuju motor bersama Tira

" Itu Adek kamu" ucap Tira ragu

" Iya" ucap Devan menatap wajah Tira

"Kita beda setahun aja, dia kelas XI aku kelas XII" lanjut Devan

Tira mengangguk pelan.

***

Saat zweitson keluar di toko Meraka ber 3 langsung menuju rumah.

Sesampainya di rumah Devan dan zweitson, Tira di sambut oleh maminya

Devan memasuki kerumah mempersilahkan Tira masuk.

" Masuk" persilah kan Tira masuk

Zweitson udah berjalan menuju kamar, mami yg mendengar suara dari depan langsung menuju keruang

" Ehh, ada tamu " ucap mami halus

" Masuk," lanjut mami mendekati

Tira hanya mengangguk pelan

" Kita mulai langsung aja" ucap Devan mendekati Tira

"Mau minum apa" ucap mami menawarkan

" Terserah aja Tan" ucap Tira halus

"Iya udah, bentar" ucap mami menjauh.

Mama yg mempersiapkan minum di dapur, Devan dan Tira memulai membuat makalah.

Jgn lupa follow, vote dam comen.


KEMBALI KAN DIA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang