chapter 15

38 6 0
                                    

"serasa di bunuh tapi tak mati, serasa di lukai tapi tak berdarah, begini kah rasa nya mencintai tapi tak di miliki."

Keesokan harinya ...
Sebelum berangkat sekolah Indri sengaja menjemput Fiki.

Indri melangkah menuju pintu rumah Fiki, tepat di depan Indri langsung mengetuk nya.

'toktok tiktok..'

Penghuni rumah langsung membuka pintu nya.

"Halo Tante" sapa Indri saat mama Fiki membuka pintu

Mama Fiki langsung tersenyum

"Fiki nya udah berangkat Tante"tanya Indri.

"Belum, masuk aja dulu"jawab mama Fiki ramah

"Kamu udah makan?"tanya mama Fiki

" Udah Tante" Jawab Indri menduduki sofa.

Mama Fiki tak sengaja melihat, benda yg melihat di leher Indri, betapa terkejutnya Melihat salib.

"Yaudah Tante kedapur dulu" ucapa mama Fiki menjauhi Indri.

Tak lama dari itu Fiki keluar dari kamar menuju meja makan

Fiki yg sudah duduk di meja makan, mengambil roti bakar buatan mama langsung melahap dengan mata masih berfokus ke handphone.

Mama Fiki mendekati Fiki dengan Membawa  segelas susu.

" Adek, kamu masih pacaran sma tira kan"tanya mama Fiki tiba-tiba

Saat mendengar ucapan mama, Fiki langsung menatap mama heran

"Adek, mama tanya"ucap mama Fiki kesel

"Kenapa mama nanyain itu" tanya balik Fiki

"Enggak, jarang aja kerumah, mama jadi kangen" bohong mama

"Masih lah ma, Tira itu jarang kerumah dia lagi ada di luar kota" jelaskan Fiki

" Ngapain keluar kota??"tanya mama binggung

"Iya lupa, Tira sebelum pergi, Tira kirim salam mama" ucap Fiki menepuk jidatnya

"Kamu tu,"kesel mama

"Tira ikut olimpiade mewakili sekolah" jelas Fiki

"Beneran bagus dong" ucap mama semangat

"Yaudah Fiki berangkat" pamit Fiki menyalami mamanya.

Fiki berjalan menuju pintu utama de mata masih berpokus ke handphone. Tiba-tiba Fiki melihat postingan Devan, sedang bersama Tira di taman.

"Apa sihh, gue udah blg jangan pernah deketin, masih aja" gerutunya Fiki sendiri

Tak jauh dari sana Indri sedang melihat Fiki yg sedang muka kesel.

Karena kesel, Fiki langsung menutup handphone dengan memasukkan ke saku celana.

Fiki melihat Indri berdiri, dengan cepat Fiki mengubah moodnya. Tapi tidak mambuat Indri tak tau Tentang keadaan hati nya.

KEMBALI KAN DIA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang