chapter 1

109 7 0
                                    

"izinkan aku mengenalmu, menyusun kembali masa lalu yg terbang di sapu perpisahan, memutar ulang cerita yg kita sebut sebagai kenangan."

Pagi harinya...
Seperti biasa, Tira di jemput oleh sang pacar. Sebelum beraktivitas terlebih dahulu mengisi perut.

"Yaudah maa, papa pergi dulu" ucap papa berdiri

"Kok buru buru" ucap mama berdiri saat papa berdiri

"Iya papa ada miting" ucap papa menjulurkan tangannya ke arah mama, mama pun nyambut, juluran tangan papa

"Hati hati pa" ucap mma

"Iya" ucap papa menjulurkan tangannya kepada anak-anak nya.

"Papa berangkat nya sayang " lanjut papa mencium kening mama dan sang anak.

"Iya" ucap barengan

Saat papa pergi, tak lama Shandy bergerak untuk berangkat ke kampus

"Ma Shandy berangkat" ucap Shandy lalu mendekati mama untuk menyalami dan mencium kening mama

"Hati hati bang" ucap mama, mama langsung mengoleh pada Tira

"Adek gak berangkat" lanjut mama

" Biasa maa, tungguin supir pribadi " ucap Shandy cengengesan, mendekati Tira mengacak rambut nya

" Iiihhh bang Shan" teriak Tira langsung berdiri

" Abang," ucap mama halus

" Gemes sih mahh" ucap Shandy menangacak rambut tira lagi, dengan cepat berlari

" Bang Shan" teriak Tira mengejar Shandy

Mama hanya menggeleng kepala dan tersenyum

Saat di ambang pintu mereka berpamitan untuk pergi sekolah

" Maa, aku berangkat" ucap Shandy agak teriak

Shandy menaiki motor nya menuju bagasi, pak satpam membuka  bagasi.

"Maa, aku berangkat"pamit Tira pada mama

"Fiki udah datang" tanya mama

"Udah, tu" ucap Tira menunjuk kearah Fiki, Fiki mengabaikan tangannya.

Shandy dan Tira pun pergi, mama langsung membereskan bekas makanan tadi.

***

Tepat berada di lingkungan sekolah, anak anak sibuk membicarakan anak baru. yahh,  menurut anak anak, hanya Tira yang tidak sibuk membicarakan tentang anak baru itu, apa lagi jika temannya bernama Indri membahas tentang cowok cowok di sekolah ini, itu hal yg tidak di suka oleh Tira, dan satu sekolah tau, hal itu.

Beberapa menit Tira dan Fiki datang, bel berbunyi, semau anak anak berlari menuju kelas. Fiki dan Tira berbeda kelas, Fiki di kelas IPA dan Tira di kelas IPS.

Semaunya di kelas terdiam, saat mendengar langkah kaki guru mendekati kelas. Saat guru masuk, semua yang ada di kelas sibuk mengerut sendiri melihat ketampanan anak baru.

Hal itu sudah biasa bagi Tira, mendengar ucapan anak anak sekolah mengagumi anak baru. Di kelas hanya anak cowok dan Tira aja yg terlihat biasa saja, bahkan Tira tidak melihat kearah depan.

"Baiklah, kamu memperkenalkan diri" ucap ibu Devi

" Halo semua" sapa Devan

"Halo"

" Kenalin nama gue Devan Saputra, pindah dari SMA  Garuda"

" Oke, Devan kamu duduk di samping Tira" ucap ibu Devi

Devan berjalan menuju tempat duduk, Tira masih tidak melihat  kearah Devan, entah sibuk apa, yg jelas Tira tidak melihat kearah anak baru itu. Akhirnya ibu Devi memulai pelajarannya.

Saat di tengah pelajaran, Devan yg duduk sendiri, tidak mengerti tentang pelajaran akhirnya Devan menanyakan pada teman di samping.

"Maaf, boleh tanya" ucap Devan pelan tapi mukanya agak mendekat kearah Tira

Tira langsung menoleh, menatap wajah Devan dengan dekat, Tira begitu kaget,  hal terlintas pikirannya hanya mimpi.

" Maaf" ucap Devan mengabaikan tangannya di wajah Tira

" Aaahh"

" Boleh nanya gak"

" Apa??"

" Ini gimna" dengan melihat buku pelajaran tadi.

" Ohh ini" jelasin Tira dengan sesekali melirik kearah Devan.

"Makasih" senyum Devan pada Tira

Tira menatap devan

"Senyum itu, senyum yg sudah lama aku tidak pernah liat lagi."

***

Pelajaran pun berakhir, saat dimana anak anak sekolah mengisi perut yg sudah lapar, semua anak sekolah ber bondong bondong keluar kelas.

Saat Devan ingin berjalan Tiba-tiba Tira memeluk Devan dari belakang, Devan di buat aneh dari perilaku Tira pada dirinya.

Dia cewek yg tidak memandangi  dirinya saat kenalan, bahkan terlihat  dari dirinya bahwa sulit untuk berkomunikasi.

Tapi kenapa jauh dari kata itu, kenapa tiba-tiba peluk, pertanyaan itu muncul di kepala Devan.

Devan langsung membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Tira.

"Kenapa??" Tanya Devan binggung

Saat itu mulutnya tidak bisa mengucap sepatah kata pun, ia terus berpikir, ini mimpi kah, jika mimpi tolong jgn bangun kan .

Karena kesel, Devan langsung berjalan keluar.  Saat di luar ada dua orang yg melihat aksi mereka.

" Tunggu!!" Teriak Tira mengejar Devan.

Saat tepat didepan pintu,  Indri menahan tangan Tira, dan akhirnya Tira terhenti

" IND, BILANG SAMA GUE INI MIMPI KAN!!" teriak Tira

"Engak ini gak mimpi" ucap Indri mencubit lengan nya

" Aauuu"

" Ini tu tadi Fajri kan" ucap Tira menatap mata Indri

Mata Indri mengisyaratkan bahwa ada Fiki di samping, bukan saatnya bahas itu.

Saat melihat gerakan mata Indri Tira raut muka Tira  menatap pada Fiki.

"Maaf, a__"

"Gak papa " ucap  Fiki mengelus rambut Tira lembut dan tersenyum

" Yuk kekantin, keburu bel lagi" ajak Fiki merangkul Tira sambil berjalan.

"Sebuah rasa yg tidak adil untukku, karena hanya aku yg merasa kan"

Indri menatap kepergian Tira dan Fiki,  berjalan berdampingan.

Jgn lupa follow, vote dam comen.

KEMBALI KAN DIA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang