chapter 9

33 3 0
                                    

"melupakan adalah hal yg mudah, tapi mengingat ada hal yg menyakitkan"

Tiba dirumah sakit, Tira dan Ara langsung memanggil suster .

Didepan ruang ICU Ara dan Tira senang menunggu, dengan hati tak enak.

Doktor sampai ini belum keluar dari ruangan, dan itu membuat kedua orang di luar semakin panik.

***

Shandy masih dengan keadaan panik, mencari keberadaan sang adik tak kunjung datang.

Di telpon ' no yg anda tuju sedang' ucapan diponsel selalu itu yg keluar.

"Kenapa sihhh, di telpon gak aktif"

"Awas aja lu kalau Lo datang" marah Shandy.

Akhirnya Shandy menelpon Tira lagi...

"Halo" ucap tira pelan

"Dimana Lo, pulang" marah Shandy

"Iya bentar bg,"

"Gak da bentar Bantar, pulang"marah Shandy

"Aku lagi dirumah sakit, bentar lagi aku pulang kok"

" Apa, rumah sakit mana, gue sus"

Ucap Shandy terhenti saat sambungan telpon terputus

" Benar benar ni bocah, awas aja kalau pulang " ancaman Shandy.

Shandy memasuki rumah dengan keadaan marah, Shandy menunggu di sofa di ruang tamu.

***

"Maaf bg, " ucap Tira langsung memasuki ponselnya di saku celana nya.

'Ceklak'

Dokter keluar dari ruangan, menatap Tira dan Ara secara bergantian. Tira yg mendengar suara buka pintu langsung mengoleh dan mendekati.

" Gimana dok??" Tanya Tira dan Ara barengan.

Dokter itu menghelai nafas sebelum menjawab

"Kondisi pasien baik baik aja, pasien cuman butuh istirahat aja, setelah nyeri di kepala nya " ucap dokter

" Sebenarnya teman saya sakit apa dok, setiap dia sakit kepala, dia selalu terbayang sosok , sosok yg gak jelas di otaknya, dan selalu ucapan seseorang selalu muncul, tapi kalau dia maksa buat ingat sakit" jelas Tira

" Pasian  lagi masa pemulihan dalam ingatan" ucap dokter

" Ingatan?" Tanya Ara binggung

" Pasien amnesia, dan punya trauma, maka kenapa saat pasien mengingat kepalanya sakit" jelas Dokter

"Saya pamit dulu, masih ada  yg harus saya tangani" pamit dokter meninggal mereka berdua.

Mereka berdua masih terpaku berdiri, entah apa yg di pikirkan yg jelas masih kaget ucapan dokter tadi.

Tira melangkah menuju ruang Devan di ikuti oleh Ara. Tira melihat Devan memijit kepalanya pelan.

KEMBALI KAN DIA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang