chapter 16

35 3 0
                                    

"ruang ini persis akan kamu, dimana aku melihat kamu ketakutan, aku masih ingat jika ruangan ini membuat kita berpisah"

Devan dan Tira di dorong di gedung tua, yg gelap, mereka berdua di kunci dalam itu.

Mereka sibuk dengan sendiri Tira yg trauma dengan ruangan gelap, dan Tira juga jika di ruangan gelap, nafasnya sesak.

Devan, terbayang sosok yg sma persis di ruangan ini, itu membuat kepala nya sakit.

"Hiks.... Aku takut" tangis Tira memejamkan mata dengan tangan menutup telinga

"Aaaakhhhh, " teriak Devan kesakitan.

Saat mereka sibuk sendiri devan tiba-tiba dapat melihat jelas orang yg selalu ada di otaknya selama ini

Didalam otak Devan...

Mereka berdua di masukkan ke gudang tua yg tak ada satu pun cahaya.

"TOLONG!!! BUKAIN" teriak Fajri menggedor ngedor pintu

"Aji aku takut hiks.." tangis Tira

Fajri langsung memeluk nya untuk menenangkan.

Tiba-tiba ada orang  bertubuh tinggi, dengan muka tertutup full hanya mata yg terlihat. Orang itu langsung menarik tangan Fajri.

Hingga Fajri terpaksa melepaskan peluknya pada tira yg lagi panik.

"Aaaakhhh" teriak Devan kesakitan

Saat mengingat itu membuat kepala Devan sakit. Tira yg mendengar teriakkan Devan langsung mengoleh

"Devan" ucap Tira mengoleh

"Gue harus kuat" ucap Tira menguatkan dirinya

Tira mendekati Devan

"Dev, lu kenapa, lu harus kuat"ucap Tira panik.

"Aji"ucap Devan tiba tiba

Ucapan devan membuat Tira langsung terdiam

"Kita harus keluar dari sini, gue gak mau  masalah yg pernah kita alami terjadi lagi" ucap Devan menahan sakit di kepala nya.

Tira masih terdiam mendengar ucapan Devan, pasalnya hanya dirinya dan Fajri aja saat itu. Tapi kenapa Devan tau, apa jangan-jangan.

Pikiran Tira masih bertanya tanya

"Ayo..."ajak Devan memengang tangan Tira

Tira langsung berdiri.

***

Polisi lagi mencari keberadaan Devan dan Tira, semua polisi memencar menacar.

"Pak tolong cari anak murid saya pak" ucap pak Deny panik

"Sabar pak, anggota kami lagi mencari keberadaan anak murid bapak" jelas pak polisi itu.

"Permisi pak " pamit pak polisi itu langsung menjauhi

***

Devan berhasil membuka pintu gudang itu, tanpa pikir panjang Devan langsung berjalan pelan keluar dengan tangan menggenggam tangan Tira.

Saat mereka menuju  jalan keluar, tak sengaja mendengar ucapan seseorang tanpa pikir panjang Devan langsung video orang itu.

"Ngapain?"tanya Tira pelan

"Udah diam, ini buat bukti, biar mereka diskualifikasi di pertandingan" ucap Devan mengambil handphone .

Di sisi lain mereka tak menyadari bahwa ada yg mengintai mereka.

"Terus kapan kita keluar kan tu anak" ucap anak muridnya

"Setelah selesai pertandingan"ucap pak guru itu tersenyum puas

Mereka sedang berbincang bincang, tiba-tiba ada sebuah benda yg terjatuh akibat tersentuh tubuh Tira.

Devan dan Tira pun panik, orang yg diluar sma pun langsung sontak mengoleh.

"SIAPA??"teriak pak guru itu

"Apa jangan-jangan mereka denger semuanya" tebak anak murid itu

Devan langsung menarik tangan Tira untuk mengumpet.

Tira menatap wajah Devan secara dekat

"Dari dulu wajah kamu gak pernah perubahan"ucap batin Tira tersenyum

"Kenapa kamu, suka" goda Fajri dengan suara pelan

'plakkk'

"Gr banget jadi orang" ketus Tira

"Gak papa kali, gue juga suka sma Lo" ucap Devan membuat Tira terdiam.

Saat pak guru dan anak murid itu menuju gudang, Devan langsung berlari keluar gedung tua itu.

***

Di apartemen pak Deny  yg lagi mondar-mandir dengan hati tak tenang. Bagas yg sibuk membelajari fisika dan kimia untuk besok, jika Bagas tidak mempelajari itu besok gimana??.

Itu membuat kepala Bagas puyeng, di apartemen tiba tiba ada ketukan pintu. Oak Deny langsung membukanya.

Betapa kagetnya pak Deny melihat orang yg ada di depan nya.

"Masuk masuk" ajak pak Deny agak kaget

Mereka berdua langsung masuk, Bagas  yg sibuk membolak-balik halaman buku. Terdengar suara pak Deny gerasak gerusu. Dengan cepat bagas Langsung keluar dari kamar.

"Devan," kaget Bagas

"lu balik ,Alhamdulillah" syukur Bagas mendekati

"Pak kita harus melaporkan ke pihak pertandingan" ucap Devan memberikan video ke pak Deny.

Betapa kagetnya melihat video nya.

***

Keesokan harinya mereka melakukan pertandingan  babak terakhir, babak penentuan.

Di pertandingan seperti berjalan mulus, saat penentuan pemenang, SMA Garuda tidak mendapatkan piagam dan piala.

Orang orang sekitar menatap SMA Garuda binggung. Peserta berdiri didepan. Akhirnya pertandingan selesai, semaunya berbubaran ada yg meminta foto ada yg minta tanda tangan dan sebagainya .

Guru SMA Garuda mendekati juri

"Maaf pak, kenapa SMA kita gak dapat apa apa??"tanya guru itu dengan hormat

"Tanya sma diri anda sendiri!! Tekan juri itu

Guru itu menatap heran. Juri itu langsung   melihat kan video.. guru dan juri dengan saling tatap tatapan.

Jgn lupa follow, vote dam comen.

KEMBALI KAN DIA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang