40. traitor

1.2K 211 81
                                    



*warning*
ini panjang banget, maaf ಥ_ಥ

.
.
.


"Dek, boleh mas tanya soal masalah di ig tadi? "

Hening malam pecah setelah satu pertanyaan dari sosok si sulung terdengar. Si anak ketiga yang tau jika pertanyaan itu ditunjukkan untuk dirinya hanya membuang muka, masih enggan untuk membahas apapun yang saat ini penuhi kepalanya.

Changbin edarkan matanya ke samping, menelisik jalanan diluar yang tersembunyi oleh gelap malam.

Pukul dua dini hari, dan gerimis pun nampak asik mengguyur bumi di luar mobil yang kini mereka tumpangi.

Changbin hela nafas nya, tau jika sosok paling tua di depan sana masih menunggu walau nada bicara nya tadi tak terdengar memaksa.

Mengalah, si leo akhirnya membuka suara, "Mas mau tanya soal apa dulu?"

Bangchan di depan terdiam sejenak, mencoba mengingat rentetan informasi yang ia baca beberapa jam lalu melalui ponsel si bungsu.

Seungmin yang merasa sebagai orang luar memilih untuk tak ikut campur. Dokter manis itu duduk tenang di kursi sebelah Bangchan. Dua telinganya tersumpal earphone yang tak henti hentinya memutarkan lagu bernuansa sendu.

Bangchan melirik sang adik dari kaca kecil di atas kemudi, kernyitan halus muncul di wajahnya saat mendapati raut  Changbin yang nampak begitu kacau.

Pemuda leo itu sebenarnya hampir tidak pernah terlihat begitu kalut. bahkan dulu, ketika ia mendapat skors setelah berkelahi dengan kepala sekolah SMA nya, Changbin tak tampak sekacau ini.

Tak ingin membuang waktu, si sulung kemudian bertanya dengan nada yang terdengar begitu hati-hati di telinga adiknya, "Kamu beneran pernah punya hubungan sama cewek itu?"

Pemuda libra itu sebenarnya tak mau membuat suasana hati sang adik bertambah buruk, Tapi sayangnya ada banyak hal yang membutuhkan konfirmasi saat ini.

Alis Changbin menukik tak suka saat telinganya mendengar pertanyaan dari si anak pertama. Sedetik kemudian, Arsena muda itu mengangguk seraya berdehem mengiyakan.

Bangchan ikut mengangguk,  kemudian ajukan pertanyaan lain dengan segera, "And having sex with her too?"

Si sulung memecah fokus nya menjadi dua, ke arah jalanan dan juga sesekali melirik pada kaca kecil di atas sana, tentunya untuk mengamati raut muka sang adik.

Changbin sekali lagi berdehem, kali ini diikuti dengan bola matanya yang memutar jengah. Ia lelah, terlalu lelah untuk sekedar bercerita atau menjawab pertanyaan dari kangmas tertuanya.

Pikiran si leo itu penuh dengan Felix. Dan memang hanya Aussie mungil itu yang Changbin khawatirkan sejak berangkat tadi.

Changbin akhirnya memilih untuk memakai tudung hoodienya, menyembunyikan separuh wajahnya dari manik penasaran si libra.

Sadar jika adiknya tak ingin berbicara lebih, Bangchan kemudian tersenyum kecil. Cukup maklum dengan reaksi Changbin saat ini.

Sulung Arsena itu akhirnya memilih untuk melemparkan pertanyaan terakhir, "Felix or that girl, which one? I'll help you to fix everything, don't worry."

Changbin mengusap wajahnya sebentar, kemudian menyenderkan kepalanya di sandaran kursi penumpang.

"Felix." Jawabnya parau, dengan manik yang langsung terpejam  mencoba menyembunyikan kilatan emosi yang sempat terpantul di sana.

via : skz lokal vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang