43. awal dan akhir (1)

721 88 31
                                    

Hai..?
Al masih hidup, kaget kan? ☺

*time stamp nya cuekin aja ya, karena pasti berantakan pasca aku menghilang*

sekedar note aja bagi yg lupa:
*nama tokoh
Bangchan - Aresh
Leeknow - Arkha
Changbin - Satria
Hyunjin - Mahesa (echa)
Seungmin - Rasya (caca)
Han - Hannif
Felix yauda tetep Felix maaf ya nak aku ga kreatif
I.N - Vian
(tambahan nya itu ada banyak, semoga aku ga lupa dan berakhir salah sebut nama juga.. mari doa sama sama, amin).

*setting cerita nya ada di beberapa tempat, rumah nenek di trenggalek, sementara rumah asli para arsena ada di jakarta. tempat kerja rasya (caca) itu di tulungagung alias rumah sakit punya keluarga iskandar (keluarga nya dede vian).

*mahesa sekarang baru naik semester 3, satria baru naik semester 7, si terduga pengangguran arkha sebenernya kerja tapi freelancer aja ngerjain proyek design punya temen temen nya dia + kecipratan proyek design juga dari anak perusahaan papa (si anak kedua ini sebenernya buka joki tugas juga).. Kalo dede vian sekarang kelas 12 ya, siap siap jadi maba sebentar lagi.

dan nanti buat info tambahan aku kasih di mana aja ya, selama masih kelihatan.. okay everyone, bubayy.. enjoy the story dan maafkan aku karena hiatus lama.. bet you guys already forget me and the arsena.. tapi yauda gapapa, I promised myself to continue this book sampe tamat pokoknya. sekali lagi, have a great time reading ya.


...


Bagai didukung oleh semesta, perjalanan Jakarta - Bandung yang biasanya memakan waktu hampir tiga jam berubah menjadi kurang dari dua jam.

Setelah membelah jalanan tol cipularang yang entah mengapa terasa begitu lenggang dan lancar, Bangchan baru menyadari ada gelenyar menggelitik yang membuat dadanya berdegup tak seperti normal.

Pria libra itu akan segera tiba di rumah kekasihnya, sebentar lagi. Namun, gemuruh rasa gugup malah makin kuat menyelimuti hatinya saat ini.

Sementara sang kekasih hati nampak acuh di sebelahnya, menggumamkan lirik dari lagu yang baru baru ini ia gemari. Ia tak sadar jika sang dominan sudah mulai berkeringat dingin, apalagi saat mobil yang mereka tumpangi bergerak memasuki kompleks yang ia kenali sebagai rumahnya ini.

Seungmin menoleh kepada sang dominan yang tengah mengemudi, ia menunjuk jalanan di depan sembari bersuara dengan tenang, "Masih lurus a, nanti yang perempatan kedua baru belok kiri."

Bangchan mengangguk patuh, berusaha mengabaikan rasa gugup yang menderanya saat ini. Mobil putih itu akhirnya berbelok ke arah kiri, sesuai dengan instruksi dari si manis.

"Pager hitam kan, sayang?" Tanya sang dominan berusaha memastikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pager hitam kan, sayang?" Tanya sang dominan berusaha memastikan.

"Iya, pager hitam.. nahh ituu, yang nomor 59!" Si manis berseru senang, sembari menunjuk sebuah rumah yang nampak asri dihiasi berbagai macam tanaman.

via : skz lokal vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang