.
.
.Seungmin keluar dari alphard putih yang dikemudiin sama Seonghwa. Dokter muda itu benerin sebentar hoodie abu-abunya sekalian nunggu si cantik, partnernya hari ini buat keluar dari mobil.
Gak lama, yang ditunggu pun jalan pelan ke arahnya. Ngelangkah sambil ngetik sesuatu di layar HP boba nya.
"Ca, ini beneran pintu masuknya? Kok kecil banget sih puskesmas nya?" Seonghwa sangsi sama apa yang matanya lihat saat ini.
Puskesmas yang mereka sambangi emang gak sebesar rumah sakit tempat Seungmin bekerja. Gak sampai setengahnya malah. Pun gak semewah klink kulit yang biasa Seonghwa datangi di Jakarta sana.
Seungmin ikut sangsi sebenarnya, tapi cuma bisa ngangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan Seonghwa.
Tapi walaupun begitu, kata mbak Sri tadi puskesmas ini udah jauh lebih lengkap fasilitasnya dari pada beberapa tahun yang lalu. Jadi, mau gak mau Seungmin percaya aja.
Dokter muda itu bawa tangannya buat sedikit rapihin rambut si cantik yang emang gak serapi saat mereka berangkat tadi.
"Namanya puskesmas atuh Zal, ya pasti kecil lah." Seungmin berusaha meyakinkan, setelahnya ia tarik tangan Seonghwa buat masuk ke area yang bersebelahan dengan UGD sederhana tak jauh dari sana.
Dua pemuda manis itu juga sempet nanya ke seorang suster yang papasan sama mereka. Bingung juga kalau harus muter-muter tanpa arah cuma buat nyari ruangan tempat Changbin sekaligus Felix dirawat.
Dan bener aja, ruang Seruni letaknya hampir di bagian paling ujung puskesmas ini. Deket sama kantin sekaligus apotik mini yang kalau kata Seonghwa lebih mirip sama warung kecil di area ppl nya sewaktu S-1 dulu.
"Kalo gak baca tulisan apotiknya, ku kira jualan es teh itu tadi Ca." Si cantik aktifin mode julidnya.
Seungmin yang denger sindiran Seonghwa akhirnya ikut ngelirik juga,
"Hushhh.. gaboleh gitu ih, aku teh ngiranya malah warung yang jual ciki 500 an itu."
Oke, dan ternyata si dokter muda gak ada bedanya.
.
.Siang tadi, Hongjoong dan Bangchan termakan panik sampai lupa ngebawa perlengkapan untuk Felix sama Changbin yang kecelakaan.
Untungnya Hongjoong masih bawa dompet sekaligus HP nya, gak kaya si sulung Arsena yang bahkan gak inget kenapa sendal kodok punya Han ada di kakinya sekarang.
Jadilah, setelah memastikan kondisi Felix dan Changbin aman-aman aja, dua Arsena itu baru bisa tenang. Bangchan minta Hongjoong buat nelpon ke rumah, minta seseorang dateng buat nganterin beberapa keperluan Changbin + Felix, sekaligus HP sama laptopnya buat kerja.
Dan disinilah Seungmin sama Seonghwa sekarang, berdiri tepat di depan ruang Seruni yang ternyata gak lagi ditutup pintunya.
Di dalam, ada seorang perawat yang lagi sibuk ganti infus sama perban di lengan Changbin. Sementara Felix tertidur pulas di kasur seberang, ditemani Hongjoong dan Bangchan yang duduk tak jauh dari ranjang si mungil.
"Zal, tunggu biar susternya keluar dulu ya." Seungmin tahan tangan lengan Seonghwa, yang langsung di turuti sama tunangannya Hongjoong itu.
Mereka berdua akhirnya milih buat nunggu di depan pintu, kondisi pandemi buat mereka was-was juga kalau harus rame-ramean di satu kamar.
Apalagi, perawat yang ganti infus Changbin sekarang gak pakai masker. Seakan-akan corona udah hilang dari universe di ff ini.
Seungmin kesel juga lihatnya, tapi gak bisa apa-apa. Karena gak punya kebijakan apapun buat negur si suster.
KAMU SEDANG MEMBACA
via : skz lokal vers.
Fanfic"Corona gak melulu tentang wabah kok, buktinya trio arsena + mas Aresh malah nemu calon menantu buat mama papa di Jakarta." tentang bangchan, dan tiga adiknya yang mudik saat wabah corona.