09. Jodoh yang pending

3.9K 629 79
                                    


. . .



Ada satu spot unik yang ditawarkan Pantai Popoh, selain taman bermain sekaligus patung-patung uniknya. Ada satu jalan mirip jembatan, yang menuju ke satu pantai lain di dekat Pantai Popoh.

Minho jelas gak tau tentang hal ini, nenek gak kasih informasi seputar hal ini tadi pagi. Pun google, juga gak kasih tau dia tentang adanya jalan ini.

Sebagai gantinya, cowok nyentrik bernama Han lah yang bimbing Minho kesana.

"Ituu.. Teruusss ke situ!" Han nunjuk ke ujung jalan yang dia tapaki.

Bibirnya maju, gak mau kalah sama jari telunjuknya buat kasi arahan ke Minho, yang jadi client seharinya saat itu.


"Lhaa lancar ngomong indo ngono lo!" Minho ngegas, tangan nya udah siap mau geplak kepala Han.


Cowok nyentrik itu emang bener asalnya dari Kuala Lumpur. Tapi soal logat Melayu yang dia pakai waktu pertama ketemu Minho tadi, cuma sebatas gaya-gaya an aja.


Han, udah 2 tahun tinggal di Indonesia. Di Bali sana tepatnya. Bareng sama orangtua dan satu orang kakaknya.

Tapi, si bungsu keluarga Baiduri ini mutusin buat mulai trip keliling Indonesia nya 'sendiri' sejak Januari lalu.

Yaa.. mana ngerti dia kalau corona bakal happening banget di Nusantara, kaya sekarang ini.


"Hehe .. Sorry lah" Han nyengir aja, ga perduli soal Minho yang udah nahan emosi sejak tour mereka mulai tadi pagi.

Dua cowok beda tinggi itu jalan santai nelusurin jembatan yang emang lagi sepi ini. Gaada pengunjung lain, cuma mereka berdua disini.

"Han, iki opo?" (han, ini apaan?)


Minho hentiin langkahnya. Tangannya enggan mau nunjuk sesuatu yang, kayaknya emang sengaja ditinggal di area jembatan itu.


"Oohh sesajen.. " Han jawab enteng, kaki nya terus jalan. Ninggalin Minho yang masih setia berdiri di depan nampan berisi kembang warna warni.

"Iyo aku eroh, iku sesajen. Di gawe opo maksudku?!"  (iya tau itu sesajen, dibuat apa maksud gua?!)

Minho  bales gak terima, abis itu jalan agak cepet buat nyamain langkah si cowok Malaysia.

"Entah.. Macem mane aku tau." Han balik lagi dengan logat upin ipinnya. Kali ini, Minho beneran geplak kepala yang lebih muda.

Ga tanggung-tanggung, yang punya kepala aja sampai maju beberapa langkah saking keras Minho geplaknya.

"Pemandu gak jelas, di takoni malah ruwet." Minho mau misuh, tapi dia tahan aja.

Nyesel dikit sebenernya, apalagi pas cowok Malaysia itu nengok ke dia. Pakai raut muka nahan sakit ala ala drama korea.


 Pakai raut muka nahan sakit ala ala drama korea

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
via : skz lokal vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang