"Corona gak melulu tentang wabah kok, buktinya trio arsena + mas Aresh malah nemu calon menantu buat mama papa di Jakarta."
tentang bangchan, dan tiga adiknya yang mudik saat wabah corona.
Buat kalian yang ngira kalau para Arsena gak punya sepupu, kalian salah besar. Jangan tanya gimana silsilah pohon keluarganya, yang pasti ada satu sosok tampan seusia Bangchan yang sore itu ketuk pintu depan rumah nenek.
Pagar depan gak jalanin tugas nya dengan benar, buktinya tamu satu ini bisa buka sendiri pagarnya. Sebut saja Avan, pemuda yang juga menyandang marga Arsena ini mengetuk sekali lagi pintu rumah nenek.
Tak mengetahui, jika semua penghuni rumah kala itu sedang melangsungkan sholat ashar berjamaah. Gak semua sebenarnya, ada si mungil Felix yang udah berdiri di balik pintu, namun ragu-ragu buat buka pintu putih yang selalu Bangchan tutup setiap sore itu.
"Van, yakin ini rumahnya?" satu pemuda lain yang datang bersama Avan, membuka suara.
Avan pandangi sejenak pemuda manis yang sebenarnya sedikit lebih tinggi darinya itu. Kemudian tunjukan anggukan singkat, disertai dengan senyuman hangat khas nya.
"Bener, sayang. Kata Arkha yang pagernya ada gambar kucing. Orang Arkha sendiri yang ngegambar." Avan memberi jawaban.
Sosok pemuda cantik disebelahnya hanya mendengus, tak terlalu memahami apa maksud ucapan Avan. Ia memilih untuk mengambil duduk di salah satu kursi kayu yang memang ada di teras rumah nenek.
Tangan nya menopang dagu, namun pandangan nya galak menatap ke arah sang kekasih. Pemuda cantik bernama Shehzal itu lelah, perjalanan Bogor - Trenggalek gak sesingkat itu. Apalagi, macet dibeberapa kota tadi, ngebuat mood nya memburuk.
Dan sekarang, ia masih harus nunggu seseorang buat buka pintu rumah, yang diduga sebagai tempat tujuan mereka. Hanya dengan petujuk berupa coretan pilox berbentuk setengah kucing setengah manusia di pagar mewah yang ia buka sebelumnya.
"Capek, ya?" Avan mengarahkan tangan nya pada rambut si pemuda cantik, ia mengelus surai lembut beraroma strawberry itu.
"Hmm.." Shehzal masih kesal, ia memilih untuk tidak terlena dengan sentuhan lembut di pucuk kepalanya, dan tetap memamerkan wajah juteknya pada sang kekasih.
✨ tokoh baru ✨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
