*ini gasedih, beneran*
tokohnya 'fadil' aku ganti ya disini. Ga gimana2 sebenernya, tapi aku pengen aja.
Btw, karena aku juga ga tau pasti gimana penanganan nya covid, ya aku ngarang aja. Ini ga sesuai fakta atau nyindir pihak manapun ya.
Aku halu aja kok 😊✨
Met baca~
🌼🌼🌼🌼🌼
.
.
.Subuh jadi waktu ibadah paling berat untuk para Arsena muda. Meninggalkan kehangatan kasur untuk sejenak bersujud, masih belum menjadi kegiatan yang mereka suka.
Khususnya hari ini. Tidak ada usapan lembut yang biasa Bangchan beri untuk bangunkan adik-adiknya. Malah, si anak kedua yang menggemban tugas dunia akhirat ini.
Hasilnya tentu sedikit berbeda. Si bungsu terbangun karena tepukan keras di kening, pun Changbin yang langsung duduk terjaga karena Minho mencubit kasar perutnya.
"Subuh subuh, pahalamu ra cukup gawe masuk surga." Minho sabetkan sarungnya pada lengan Changbin. Si anak ketiga itu hanya beri erangan tak suka, bahkan Hyunjin juga dapat perlakuan yang sama.
Hari ini, Minho dapat tugas bangunkan dua adiknya. Sekaligus jadi imam untuk ibadah mereka. Menggantikan si sulung, yang mengaku ada urusan mendadak saat adzan subuh tadi.
Minho enggan bertanya, tapi tetap setuju untuk menjalankan misinya. Hitung-hitung belajar jadi imam untuk si tupai laut nanti.
"Mas Aresh nyang endi?" (mas aresh kemana?) Si bungsu buka suara.
Sekarang pusing benar-benar mendera kepalanya. Sabetan sarung Minho tadi cukup ampuh untuk kembalikan nyawa si bungsu. Membuyarkan mimpi indah menjadi seorang nemo.
"Gak ruh.. Ayo cekat to!! Selak awan!" (gak tau, ayo cepetan. Keburu siang!) Minho tarik tangan Hyunjin, yang buat cowok bongsor itu bangkit dari posisi berbaringnya.
"Alon ae gak iso to, mas? Aku mau ngimpi dadi iwak padahal." (pelan aja gak bisa, mas? Aku tadi mimpi jadi ikan padahal)
Hyunjin ngomel, tangannya sibuk kucek matanya sendiri. Ada Changbin yang sudah sepenuhnya sadar di sampingnya.
Si emo itu malas kalau harus debat dengan mas keduanya itu. Minho itu kejam, dan perutnya yang masih nyut-nyutan jadi salah satu bukti nya.
"Iyo, iwak peyek! Cekat tangi, su! Pilih tak sholat ne opo sholat dewe?!" Minho angkat tangannya, siap buat jambak rambut si bungsu.
Changbin yang lihat rambut adeknya dalam bahaya, langsung aja tarik Hyunjin berdiri. Kalau sampai drama jambak-jambakan terjadi, subuh mereka bisa lolos sampai waktu duhur nanti.
Jangan sampai Minho kena omel Bangchan, karena mengimami sholat subuh saat matahari sudah tinggi.
.
.
.Di tempat lain, si sulung Arsena sudah sibuk dengan kegiatannya. Duduk di salah satu sudut cafe, yang berada tepat di depan rumah sakit tempat kekasihnya bekerja.
Satu gelas kopi menjadi temannya pagi ini. Sulung Arsena itu tampak sibuk dengan laptopnya, tapi pikiran nya tak benar-benar fokus pada deretan angka yang ada disana. Hatinya resah, menunggu kedatangan orang yang dia kontak subuh tadi.
"Res, lo kalo mau mati jan ngajak gua anjir." Makian tak suka Bangchan dengar dari sambungan telfonnya.
Bambam mengomel sejak sepuluh menit lalu. Yang jadi sebab adalah si sulung yang ajukan permintaan untuk tak ikut rapat daring pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
via : skz lokal vers.
Fanfiction"Corona gak melulu tentang wabah kok, buktinya trio arsena + mas Aresh malah nemu calon menantu buat mama papa di Jakarta." tentang bangchan, dan tiga adiknya yang mudik saat wabah corona.