.
.
.Berpindah dari Changbin yang mencoba lelap dalam kegundahan, pukul 6.40 petang si bungsu akhirnya pulang.
Hyunjin memarkirkan sepeda nya di garasi, mencuci tangan dan kakinya di kran air depan sebelum masuk ke dalam rumah. Itu adalah rutinitas wajib bagi semua orang sejak covid melanda beberapa tahun terakhir.
Si bungsu itu sudah menyelesaikan ibadah magrib nya di masjid seberang alun alun sana. Maka dari itu, ia tak buru buru mandi saat ini.
Hyunjin berjalan memasuki dapur, menyapa nenek dan mbak Sri yang tengah sibuk menyiapkan makan malam. Juga, Han yang ikut sibuk menata berbagai macam masakan di meja makan.
Menu malam ini ada telur balado, oseng mercon khas jogja, dan kerupuk udang yang sepertinya baru saja di goreng oleh mbak Sri.
"Mbak, besok bantuin aku packing ya.. aku mau maketin barang ke rumah jakarta.." Itu Hyunjin yang berbicara.
Mbak Sri yang dipanggil lantas menoleh, mengalihkan fokusnya dari wajan besar berisi daging sapi dan berganti memandang pada tuan muda nya yang kini duduk santai di salah satu kursi ruang makan.
"Lho? besok to mas pulang e?" Mbak Sri bertanya dengan nada terkejut.
Informasi tentang kampus Hyunjin yang akan kembali masuk dengan normal alias offline ini memang sudah diketahui seluruh penghuni rumah sejak tadi pagi, namun si bungsu itu tak menyebutkan dengan pasti kapan ia akan kembali.
Nenek ikut menoleh, meletakan mangkuk yang tadi dipegangnya kembali ke rak piring. Wanita baya itu duduk, mendekat pada cucu kesayangan nya.
"Echa mau pulang besok to? Kok tiba - tiba lho??" Nenek berucap dengan sedih, wanita yang menyandang marga Arsena itu sebenarnya sangat menikmati moment bersama semua cucu nya selama hampir dua tahun belakangan..
ya, walau terkadang ia tak bisa menahan diri untuk tidak mengomel karena tingkah nakal keempat bujang itu.. (keluarkan Bangchan dari daftar, yang nenek maksud dengan empat bujang adalah Minho, Changbin, Hyunjin, dan juga Hoongjong).
Hyunjin tersenyum tipis, kemudian menggeleng seraya menghambur manja dalam pelukan neneknya.
"Ndak, Echa pulang e minggu depan kayae.. ini mau nyicil barang duluu.. sama mama disuruh masuk ke kost e abang, jadi barang e nanti ditatain sama mama gitu, aku tinggal berangkat ke kost abang nanti nek.." Hyunjin menjelaskan dengan tenang namun raut si kecil itu nampak sedih memandang nenek dengan pandangan yang sulit diartikan.
Hyunjin sudah terlanjur nyaman berada di rumah nenek, ia bisa bebas melakukan apa saja di sini. Nenek tidak akan melarang seperti papa dan mama. Pun ia bisa bebas main kapan saja, mau pulang tengah malam pun tidak akan ada yang mengomelinya (Ya mungkin hanya kangmas nya saja yang kadang menegur).
lebih lagi, ada dek vian di sini..
Berat rasanya meninggalkan si manis itu, apalagi hubungan entah pacaran atau hanya HTS an mereka ini baru mulai menghangat akhir akhir ini saja.Nenek yang tau jika sang cucu juga merasa berat untuk berangkat, hanya bisa tersenyum lembut. Wanita itu kemudian mengelus surai Hyunjin, membiarkan tubuhnya kembali dipeluk oleh sang cucu dengan erat.
Han yang ada di kursi seberang ikut merengut sedih, jika dipikirkan lagi.. si gembil ini juga sudah waktunya untuk melanjutkan kegiatan travelling nya.
Toh status COVID-19 sebagai pandemi sudah dicabut sekarang.. mungkin nanti, ia harus menyusun kembali rencana travelling yang sudah lama ia tunda, juga mengabari orang tua nya di ruma tentunya.
Ya, sepertinya memang sudah waktunya untuk kembali ke realita..
Makan malam di rumah nenek hari ini hanya diisi sedikit pasukan, hanya ada nenek yang duduk di kursi paling ujung, memimpin jalannya makan malam. Kemudian di kanan dan kirinya ada Minho dan juga Hyunjin. Sementara Han duduk di sebelah Minho, berseberangan dengan mbak Sri yang malam ini ikut bergabung untuk makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
via : skz lokal vers.
Fanfiction"Corona gak melulu tentang wabah kok, buktinya trio arsena + mas Aresh malah nemu calon menantu buat mama papa di Jakarta." tentang bangchan, dan tiga adiknya yang mudik saat wabah corona.