Transmigrasi ~ 8

238K 17.5K 163
                                        

Suara riuh tepuk tangan menggema dikala motor Albirru melewati garis finish. Disusul Bara ketua geng Artexz yang menjadi rivalnya malam ini. Para inti The Lions bergantian menjabat tangan Albirru dengan tatapan bangga sekaligus senang.

" Keren banget lo bos" Puji Galen sambil memeluk Albirru.

" Siapapun lawannya, Tetep The Lions yang menang" Ujar Aksara bangga.

" Heleh kalau lo yang tanding sih gue enggak jamin The Lions bakal menang"

" Heh tutup mulut lo Galen! " Aksara tidak terima.

Atensi mereka teralihkan pada Bara yang menghampiri ketiganya.

" Kali ini keberuntungan ada di tangan lo! " Ujar Bara meremehkan.

Bibir Albirru tersungging " Lo, ga akan pernah menang dari The Lions. "

Cih

Bara meludah ke tanah. Mendekati Albirru dan menatapnya penuh kebencian " Gue ga bakal lupain kejadian 3 tahun lalu yang di lakuin sama temen lo itu! " teriak Bara di depan wajah Albirru. Lelaki itu pun tak kalah dingin menatap Bara.

Galen yang mendengar itu pun tersulut emosinya. Dengan gerakan cepat Bara sudah terkapar di tanah akibat bogeman yang di layangkan Galen.

" Jangan nuduh sembarangan!! " peringat Galen menarik kerah Bara memaksanya untuk berdiri.

Bara mengusap bibir nya yang berdarah, lalu tertawa hambar " Semua bukti udah mengarah ke dia. Dia pembunuh! "

Arrgghhh

Galen mencekik leher Bara dengan kuat. Tidak terima temannya di katai pembunuh padahal selama ini The Lion's tidak pernah punya masalah dengan geng manapun.

" Mati lo" desis Galen.

Bara semakin kesusahan bernafas, keringat dingin membasahi pelipisnya.

" Heh Galen lepasin, lo mau bunuh anak orang?" teriak Aksara sambil membantu melepaskan tangan Galen dari leher Bara.

" Orang kayak dia pantes mati, tukang fitnah" Ujar Galen penuh penekanan.

" Oh lo mau bukti in ucapan mereka itu bener kalau The Lions pembunuh? "

"Lo diem Aksara gue gak ada urusan sama lo! " Teriak Galen keras.

" Le-lepasin shhhhh " Bara meringis kesakitan, tangannya mencengkeram erat tangan Galen supaya bisa lepas. Tentu tidak mudah karena seorang Galen memiliki power yang kuat meskipun badannya kurus.

" Al, lo jangan diem aja! " ucap Aksara meminta bantuan Albirru yang sedari tadi menonton keduanya.

" Lo kayak gak tau Galen aja Sa, dia kalau udah emosi gak bakal bisa lo cegah! " Jawab Albirru santai.

" Bangsat " umpat Aksara.

Para anggota geng Artexz berbondong bondong menghampiri Bara yang masih dalam cengkraman Galen.

" woy Galen, lo lepasin Bara atau gue hancurin The Lions sekarang juga! " Ancam Dristan salah satu inti Artexz.

" Yakin dek? Hancurin aja kalau bisa asal si tukang fitnah ini mati! " Balas Galen tak kalah lantang. Ucapannya yang meyakinkan membuat Artexz ketar ketir.

Tubuh Bara sudah lemas, bisa di pastikan 5 menit kedepan nyawa nya sudah tidak berada di tempatnya. Artexz sudah siaga menyiapkan senjata mereka berupa pisau dan ada juga beberapa balok kayu.

Suasana semakin mencekam sedangkan para anggota The Lions sudah berbaris rapi di belakang Albirru dengan tangan kosong. Karena mereka tidak mengira akan terjadi hal seperti ini. Biasanya juga The Lions tidak pernah menggunakan senjata ketika mereka duel dengan geng lain.

" Galen lo pikir pikir lagi, lihat mereka. Kalau lo gak lepasin dia, kita semua yang jadi gantinya! " Ujar Aksara memperingati Galen. Pupil Galen melebar dalam hati dia merutuki tindakannya. Bisa rata The Lions malam ini jika dia membunuh Bara sekarang. Cengkeraman tangannya mengendur perlahan. Emosi di dalam dirinya juga sudah tidak meluap seperti tadi.

Bara bernafas lega, "huuuffttttt" dengan nafas ngos ngosan dia berbalik ke arah artexs berdiri. Bergabung bersama mereka lalu menatap The Lions satu persatu.

" Galen lo hebat, lo kuat, tapi jangan tutupi fakta apapun untuk ngebela temen lo itu! " kata Bara setenang mungkin.

Galen membisu, tidak ada gunanya meladeni kalimat yang keluar dari mulut busuk Bara. Kepalanya menoleh kesana kemari guna mencari keberadaan Aster. Setelah menyuruhnya untuk mengawasi jalannya acara lelaki itu malah menghilang tidak tahu kemana.

" Aster dimana Sa? " tanyanya pada Aksara.

"Gak tahu, tadi sih nyamperin cewenya"

"Cewenya?, maksud lo Sheila? " Tanya Galen memastikan.

" Iya lah"

" Cabut guys" Titah Albirru diikuti anggota The Lions. Mereka semua membubarkan barisan.

****

" Shei maafin gue shei, gue kan tadi takut sama Aster napa lo ga ngerti siiiih! " Frezia melas agar Sheila memaafkannya perihal kejadian tadi.

" Gara gara lo, Aster cium gue! "

" Bukan salah gue! Lo nya aja yang gak nolak" tepat sekali. Kalimat yang dikeluarkan Frezia mampu membuat Sheila bungkam.

" Nah diem kan, lagian juga di cium Aster itu cita-cita lo Shei"

" Bangke lo, najis!! " balas Sheila kesal.

" Halah gak usah naif deh, gue ini ya saksi gimana bucinnya lo sama Aster dari kelas 10!" Frezia tahu seluk beluk kehidupan Sheila karena mereka sudah sahabatan dari smp.

" Sekarang gue gak mau tuh,! " ujar Sheila enteng.

" Yaudah sekarang lo mau kemana lagi, gue udah capek Shei. Pasti sekarang kita jadi buronannya Aster! " Baru juga mingkem, di depan mobil mereka sudah terlihat Aster yang celingukan seperti mencari seseorang.

" Nah kan Shei apa gue bilang " ujar Frezia setengah berteriak.

" Dia nggak nyari kita kali Zii" Jawab Sheila santai.

" Lo liat tuh, tampanya aja udah gak bersahabat .mending lo nyalain mobilnya terus kita pergi dari sini!"

Sheila menghela nafas melirik Aster sebentar, lalu menancap gas pergi darisana.



TBC




HAI GUYS EONNIE KAMBEK LAGI HUHU :')

Maapin karna lama banget updatenya.

100 komen buat part ini bisa kan?  Bisa dong hehehe.

Part selanjutnya bakal di panjangin lagi kok, tenang aja..

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang