Transmigrasi ~ 3

245K 19K 240
                                    

Sheila sampai di kediaman Adyaksa. Dia menatap bangunan yang berdiri kokoh di depannya. Mewah bukan main padahal rumah Shela yang dulu sudah besar tapi tidak sebesar rumah Sheila. Ia akui Sheila benar benar princess dari keluarga terpandang.

Sheila bukan tokoh antagonis apalagi figuran yang ada di dalam novel, ini nyata. Meskipun sebenarnya ia masih ragu tapi Sheila harus bersikap setenang mungkin. Dia menerima takdir yang mempermainkan dirinya dengan lapang. Memutuskan melanjutkan hidupnya sebagai Sheila Savvriona.

Jangan pikir setelah kejadian ini Shela akan melanjutkan peran Sheila menjadi gadis menye menye dan bucin, Tidak! Shela akan menjadikan Sheila gadis kuat bermental baja dan juga mahal. Lihat saja nanti!

" Sheila ayo masuk!" Sheila mengangguk pelan menyetujui ajakan Renata.

Rumah mewah yang dulu di tempati Sheila rupanya nampak sepi penghuni. Berbanding terbalik dengan kehidupan Shela sebelumnya, rumah selalau ramai karena dia punya kakak Laki-laki. Tiada hari tanpa ribut . Meskipun begitu Shela sangat menyayangi kakak kandungnya, Alvaro Aldebaran.

Kaki Sheila berjalan menaiki tangga dengan pelan namun pasti. Dirinya berhenti di depan pintu bercat putih yang ia yakini kamar Sheila asli. Jemarinya tergerak menyentuh gagang pintu, tanpa berlama lama Sheila masuk ke dalam.

Netranya menyapu segala penjuru kamar, menggeret koper lalu meletakan di samping lemari.

"Gue pikir kamarnya bakal pink ala princess gitu, ternyata malah kebanyakan warna item!"

"Itu juga kenapa ada poto cowok setan segede gaban disana'' lagi lagi Sheila menggerutu.

Tanpa berpikir panjang tangannya terulur menyobek poster bergambarkan Aster yang di pasang di atas ranjang.

Sreek

" Gak guna anjir!"

Sheila mendengus, kemudian menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Tubuh yang tinggi semampai , dan berisi di tempat yang seharusnya. Takjub itu yang Sheila rasakan sekarang.

" Aster - Aster, dikasih berlian kok milihnya batu kali! Cih" Sheila menggeleng kepala tidak percaya.

Tok tok tok

" Non Sheila waktu nya makan malam, disuruh turun sama nyonya" suara pembantu Sheila terdengar jelas dari balik pintu.

" Tolong anter makanannya ke kamar aja bi!"

" Baik non "

Untuk sekarang lebih baik Sheila tidak bertemu dengan Renata dan Wira. Dia hanya tidak mau mencari alasan jika di tanyai seputar kejadian bunuh diri yang menimpanya.

******

Setelah lima hari Sheila mendekam di kamar, akhirnya hari yang di tunggu tunggu telah tiba. Mobil yang di tumpangi Sheila memasuki gerbang utama SMA Cakrawala. Dengan gaya santainya ia keluar dari mobil hitam bermerek Lamborghini Aventador . Banyak murid lalu lalang tampak tidak peduli dengan kedatangan Sheila. Jika kalian kira bakal ada adegan seorang wanita keluar dari mobil dan di tatap memuja oleh semua siswa karena kecantikannya kalian salah besar !

Sheila merapikan rambut dan juga masker yang ia kenakan. Menatap sekeliling dengan seringai tipis dari balik masker. Dari dulu Sheila berangkat sekolah lebih pagi dari murid yang lain,lalu pulang belakangan. Alasannya cukup simpel, dia tidak mau eksistensinya di ketahui oleh murid lain yang mengakibatkan dirinya di kenali banyak orang. Jika hal itu terjadi Sudah bisa di pastikan namanya akan terpampang di mading bersama jajaran most wanted SMA Cakrawala.

Sheila tidak mau di usik, Sheila tidak suka ikut campur urusan orang lain. Tapi apa akan tetap seperti itu jika jiwanya saja sudah berbeda?

Sheila berjalan menyusuri lorong utama yang terlihat masih sepi. Tujuannya ialah kelas 12 IPA 2 yang merupakan kelas Sheila asli.

" Shei!"

Langkah kaki Sheila terhenti ketika seorang gadis memanggil namanya. Sheila berbalik badan. Seorang gadis nampak berlari kecil ke arahnya dengan senyum merekah.

" Shei lo kok gak bilang kalau hari ini masuk, kan gue bisa jemput lo dulu tadi" Tanya Frezia.

Sheila mengernyit, sekarang dia ingat. Melalui ingatan yang ia dapat dari Sheila asli, didepannya ini sedang berdiri Frezia Arumi yang merupakan sahabat karib Sheila.

" Gue gak mau repotin lo, Zia?"

" Halah biasanya juga lo nyusahin gue terus!" Cibir Zia .  Bisa kalian lihat dari ucapannya saja Sudah terbaca kalau gadis ini galak tapi setia kawan. Tentu Sheila suka teman yang seperti Zia ini, tidak munafik alias ppb!

Sheila reflek menyentil dahi Zia " ck, lo kalo ngomong jangan asal!"

" Dih sakit anjir!"

" Eh Shei, kata tante Renata lo amnesia ya? Gak bohong kan?"

" Menurut lo!"

" Gue gak yakin sih, tapi sukur kalau lo amnesia beneran."

Sheila menarik tangan Zia memasuki kelas.

" Lo bisa diem gak Zi! Nanti ada yang denger. Gue gak mau kalau sampai orang lain  tau termasuk Inti The Lions!" Tegas Sheila . Ia mendaratkan bokongnya di samping Zia.

" Hehehe peace! Tapi gue penasaran deh, ngapain lo sampe bunuh diri kaya gitu ? Ada masalah apa lagi lo sama Aster?" Tanya Zia menuntut.

Sheila mendengus " Gak ada obrolan lain gitu? Ngapain lo nanya-nanya soal cowok brengsek!"

" Heh, anak kadal! Ya jelas gue tanya lah lo sampe segitunya. Dengerin gue Shei lo itu cantik , gampang bagi lo untuk dapetin cowok yang lebih baik dari Aster. Ngapain lo kejar dia terus ? Tinggalin. Cari yang baru!"

" Lo pikir gue masih mau sama Aster setelah semua kejadian buruk menimpa gue?"

" Gak yakin gue gak yakin sumpaaaahhh !!!" Zia menatap Sheila nyalang.Ia tidak percaya seribu persen! Mana mungkin Sheila yang berpredikat gadis bucin Aster tiba-tiba ngomong seperti itu.


TBC


Tandai typo!
Vote 📎Comment💬 Share📣

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang