Transmigrasi ~ 7

220K 18.3K 514
                                    

Sheila mendapat kabar dari salah satu anak buahnya kalau malam ini bakal ada balapan liar. Duel maut antara The Lions dan Artexz, nama dari dua geng motor besar yang sudah sangat familiar di telinga Sheila. Gadis itu memutuskan untuk datang kesana dengan maksud mencari tahu apakah geng motor yang ia pimpin dulu menghadiri balapan itu atau tidak.

Rasanya sangat rindu dengan anggota Salvocars, Geng motor di daerah Bandung yang ia dirikan dulu. Meski kemungkinan Salvocars hadir sangat kecil, Sheila tetap akan kesana.

" Hallo Zi?" Sapa Sheila ketika ponselnya tersambung dengan Frezia.

" Kenapa Shei, tumben telpon?" suara cempreng Frezia terdengar dari seberang sana.

" Temenin gue ke Jalan Athena!" ujar Sheila to the point.

" Hah, ngapain kesana malem malem begini"

" Udah gak usah banyak tanya, pokoknya gue jemput jam sembilan!"

" Yaudah see you"

Tut tut tut, beres . Waktu menunjukan pukul setengah sembilan. Sheila mematut dirinya di cermin. Crop top hitam yang ia kenakan mengekspos pinggang rampingnya di padukan dengan celana jeans hitam . Sheila Sedikit memoles bibirnya dengan Liptint. Penampilan Sheila kini sudah terlihat seperti Queen, julukan yang orang - orang sematkan pada dirinya dulu.

Sheila menuruni tangga dengan kunci mobil yang ia mainkan berputar putar di jarinya. Menoleh kesana kemari mencari keberadaan Renata.

" Sheila mau kemana malam malam begini nak?" Tanya Renata yang baru saja keluar dari dapur.

Sheila menghampiri mamanya " Mau keluar bentar sama Frezia , boleh kan ma?"

" Iya tapi jangan pulang terlalu larut" Sheila merasa lega, ia kira Renata tidak akan memberi izin.

Sheila tersenyum " Sheila berangkat dulu" sambil mengecup sekilas pipi Renata.

" Hati hati sayang"

*********

" Aster mana sa?" Galen celingukan mencari keberadaan Aster.

" Tadi dia bilang bakal telat, gue juga ga tahu tu anak kemana" .

Mereka berdua berada di tengah lautan manusia yang mau menonton balapan antara The Lions dan Artexz. Disana terlihat Albirru yang sudah stand by di garis start dengan ninja merahnya.

" Dah lah gue yakin Albirru yang menang" Ujar Galen bangga.

" Kalau ga ada yang sabotase acara ini." Aksara menambahkan.

Galen menyeringai " Lo lupa kalau kita punya Aster?"

Orang yang mereka tunggu pun datang dengan motor Ninja hitam yang menjadi ciri khas seorang Aster, tidak lupa Jaket yang bertuliskan Lion di bagian punggung melekat sempurna di tubuhnya yang tegap.

Aster membuka helm full facenya " Len, Lo jaga di dekat pertigaan depan" Perintah Aster yang di tujukan untuk Galen.

" Emang kenapa Ter?"

" Gue lihat ada beberapa anak artexz berkeliaran disana, lo pantau dari jarak jauh gapapa"

" Jadi maksudnya lo curiga kalau mereka bakal berbuat curang?" Tanya Aksara setelah mencerna penjelasan Aster.

" Hmmm"

" Yaudah gue pergi dulu " Galen segera menyalakan motornya lalu pergi darisana.

" Terus apa yang bakal kita lakuin?" Tanya Aksara dengan raut wajah serius menatap Aster.

" Ga tau, lihat suasana" balas Aster tak kalah dingin. Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah. Mengamati pergerakan rivalnya yang tak lain artexz. Mata tajam layaknya elang yang mampu membuat siapapun terintimidasi hanya dengan bertatapan saja.

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang